16. Falling to Fall 🍂

19 4 0
                                    

~Di saat aku seharusnya bergema, aku malah membisu~

🍂🍂🍂

"Makasih ya udah antar aku pulang" ucap Gaeul saat kami tiba di depan rumahnya.

Aku hanya tersenyum dan berniat pergi, namun Gaeul tiba-tiba menahanku.

"Nih buat kamu" ia menyerahkan sebuah kotak kecil kepadaku.

"Apa ini?"

"Buka aja"

Aku pun membuka penutup kotak itu dan bingung melihat melihat sebuah gelang  yang memiliki ujung berbentuk daun berwarna kemerahan.

"Cantik" pujiku.

"Aku juga punya satu" ucap Gaeul sambil memperlihatkan gelangnya yang ujungnya berbentuk daun maple kemerahan. Gelang itu berpasangan dengan gelang yang diberikan kepadaku.

"Dengan begini kita jadi punya gelang couple deh"

Gelang couple? Padahal kami bukanlah couple atau sepasang kekasih.

"Kenapa kamu memberikan ini padaku? Pasti ini sangat mahal" ucapku, namun Gaeul malah cemberut.

"Ini kan sudah masuk gaeul (musim gugur), jadi aku mau kita punya barang yang sama di musim ini. Lagipula sekarang cuma kamu satu-satunya temanku di sekolah jadinya aku mau punya barang yang couple sama kamu"

"Tapi nanti orang lain mengira kita pacaran, padahal tidak"

"Aku enggak masalah kok soal itu. Kita pacaran beneran juga enggak papa. Yahh kecuali kalo kamu yang keberatan"

Kata-kata Gaeul membuatku sedikit tidak nyaman. Bukan karena aku tidak menyukainya, melainkan karena aku tidak ingin mempermalukannya di depan anak-anak di sekolah. Kami tidak sepadan, Gaeul terlalu tinggi untukku.

"Kalau begitu aku pulang ya, terima kasih kamu telah memberiku ini" ucapku kemudian menjauhi rumah Gaeul.

Di perjalanan aku terus mencoba untuk meredakan rasa sedihku. Jatuh cinta itu memang tidak salah, tapi yang salah adalah ketika jatuh cinta pada orang yang tidak bisa digapai.

Lalu tiba-tiba aku merasakan sebuah pukulan mendarat di pipiku. Seorang laki-laki berdiri di hadapanku dan menarik kerah bajuku. Ia mengenakan pakaian serba hitam dan masker hitam pula sehingga aku tidak bisa mengenali wajahnya.

Ia menghantamku beberapa kali tanpa berucap sepatah-kata pun. Aku pun hanya diam, tenagaku bahkan tidak cukup untuk berbicara. Benar. Aku memang pengecut.

Lelaki misterius itu kemudian menghentikan aksinya dan pergi. Aku masih terkapar di atas trotoar jalan yang sepi sementara dedaunan yang berwarna merah mulai berguguran dari pohon-pohon di pinggir jalan.

🍂🍂🍂

Semakin hari udara semakin dingin. Hoodie yang biasa kukenakan sepertinya sudah tidak sanggup menahan hawa dari luar sehingga aku harus mengenakan mantel yang lebih tebal.

Hari ini jadwalku bekerja di kedai sup. Rupanya jumlah pengunjung justru semakin bertambah saat musim gugur. Hm, mungkin karena suhu yang dingin mereka jadi ingin mencoba masakan yang berkuah hangat.

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang