23. Bitter Truth 🍁

15 3 1
                                    

~aku ingin melupakanmu, tapi tidak ada cara untuk bisa melakukannya~

🍁🍁🍁

Aku masih berdiam diri ketika Beomgyu memberiku USB itu. Jujur, aku penasaran, tapi ini tentang Soobin, alangkah lebih baiknya kalau Soobin-lah yang  pertama melihat isinya.

Aku pun berlari menghentikan Beomgyu, untung dia belum hilang. "Aku nggak bisa nyimpan ini. Biar kamu kasih langsung aja ke Soobin" putusku.

"Tapi, Sunbae.. "

"Nggak ada tapi-tapi"

"Aku nggak bisa"

"Kenapa nggak bisa?"

Beomgyu terdiam sambil tertunduk. Anak ini misterius sekali, pikirku. Dari raut wajahnya, aku bisa tahu bahwa ada sesuatu yang sedang ia sembunyikan.

"Beomgyu, kalau kamu menyimpan sesuatu tapi kamu takut untuk memberitahu orang lain, sebaiknya jangan. Tapi kalau hal itu adalah sesuatu yang penting  untuk diketahui orang lain, terlebih lagi Soobin, kamu nggak boleh ragu. Kebenaran walau sedalam apapun dikubur, pasti bakal terungkap juga"

Ya Ampun! Aku sendiri terkesan dengan kata-kataku. Dapat ilham dari mana aku sampai bisa mengatakannya? Mungkin hanya refleks.

"Baiklah, kalau begitu boleh aku minta bantuan Sunbae?"

"Boleh. Kamu mau dibantu apa?"

Beomgyu pun membisikkan padaku tentang rencananya. Aku jadi semakin yakin bahwa hal ini adalah hal serius  yang menyangkut Soobin.

🍁🍁🍁

Siang ini aku ada janji dengan Kak Joshua. Baru saja ia menelponku dan memberitahuku bahwa ia ingin bertemu.

Alhasil, aku pun belajar merias diri. Membayangkan sebuah kencan musim gugur di Seoul bersama Kak Joshua. Mimpi yang selalu menemaniku ketika di Amerika dulu. Untuk itu, aku mengenakan dress selutut tanpa lengan yang warnanya senada dengan suasana musim gugur di luar sana.

Aku memakai riasan tipis merapikan rambut dengan dua buah jepitan di kedua sisi. Aku terlihat manis. Sudah cukup. Walau tidak terbiasa dengan penampilan seperti ini, tapi aku berusaha nyaman karena yang akan kutemui adalah Kak Joshua.

Berbeda dengan gayaku saat di Amerika, aku ingin terlihat sebagai gadis feminin dan pendiam di mata Kak Joshua, menandakan bahwa aku telah dewasa setelah pulang ke Korea.

Saat keluar, aku melihat cuaca sepertinya mendung. Alhasil aku membeli sebuah payung kecil di minimarket sebelum berjalan lebih jauh. Tempat yang kutuju adalah Hongdae. Di tempat itu aku janjian dengan Kak Joshua.

Tak kusangka Kak Joshua sudah tiba lebih dulu. Aku pun meneriakinya dan berlari kecil ke arahnya. Bahkan sempat memeluknya seperti biasa saat kami masih berada di Amerika.

"Kok kamu pakai pakaian tipis kek gini? Cuaca sedang dingin" sahutnya.

Aku hanya tersenyum, ia lalu menggenggam tanganku dan memasukkannya ke dalam saku. Inilah satu hal yang aku sukai dari Kak Joshua. Ia memperlakukanku seperti putri raja.

Kami berjalan-jalan selama beberapa lama, menikmati beberapa jajanan dan berfoto sebanyak-banyaknya. Aku menikmati waktu dengan Kak Joshua hingga tidak terasa hari sudah gelap. Kak Joshua awalnya ingin mengantarku pulang, tapi sebuah telepon penting membuatnya terlihat buru-buru.

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang