3. Who is He🍁

50 6 5
                                    

~Banyak hal yang membuatku penasaran tentang dirimu. Tentang siapa kau, darimana kau berasal dan bagaimana kau bisa muncul dalam hidupku~

🍁🍁🍁

Kalian tahu bagaimana rasanya menjadi seorang Kim Gaeul satu hari saja? Lebih baik jangan bahkan untuk satu jam saja. Banyak hal yang bisa terjadi padamu jika menjadi diriku.

Seperti hari ini.

Siapa yang akan mengira jika tiba-tiba nenekku akan mengadakan pesta untuk menyambut kedatangan kakak sepupuku yang baru saja selesai menyelesaikan studi S2 di Amerika. Sebuah prestasi yang benar-benar membanggakan bagi keluarga Kim. Sementara aku akan menjadi kambing congek di sana.

"Kok cemberut sih dek?" tanya kakak laki-lakiku. Taehyung oppa.

Untunglah malam ini Taehyung Oppa tidak sibuk di rumah sakit seperti hari-hari kemarin. Jika iya, mungkin aku akan benar-benar merasa bosan di sana.

Kembali ke pertanyaan kakakku itu. Mengapa aku cemberut?

"Habisnya mama kasih aku baju kayak gini, aku mana suka" protesku sambil menatap penampilanku sendiri.

Bayangkan aku memakai dress putih selutut dan sepatu hak tinggi. Rambutku yang biasanya lurus sedikit dibuat bervolume ditambah dengan jepitan di atas telinga. Tapi yang paling parah adalah make up di wajahku. Ibu memaksaku untuk memakai lipstik berwarna peach dan blush on yang membuat pipiku tampak memerah. Demi apapun, aku sangat membenci hal itu.

Namun Taehyung oppa justru tersenyum menanggapinya. la bilang bahwa aku terlihat cantik dan membuatku sedikit senang. la adalah satu-satunya anggota keluarga yang paling mengerti diriku dan yang paling aku sayang.

Lalu ibu tiba-tiba muncul dari dalam kamar sembari merapikan dress yang dikenakannya. Bisa dibilang ibu termasuk wanita yang modis, jika melihat gaya berpakaiannya yang tidak pernah mengecewakan. Namun, terkhusus untuk malam ini ia tampak sangat tegang sehingga ia sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terlihat sempurna di depan keluarga besar. Aku turut kasihan melihatnya.

"Mama sudah siap? Biar aku keluarkan mobilnya" ucap kakakku.

"Tidak usah. Malam ini papa kamu yang akan menyetir" balas ibu. Taehyung oppa tampak bingung, padahal biasanya di setiap acara pasti dia yang disuruh untuk menyetir. Namun sepertinya aku tahu alasannya. Ayah tidak jauh berbeda dengan ibu, ia juga ingin terlihat sempurna di depan keluarga besarrya sehingga malam ini dialah yang harus menyetir.

Kami pun masuk ke dalam mobil. Ayah dan ibu duduk di bagian depan sementara aku dan kakak duduk di belakang. Aku sempat menoleh ke samping dan memerhatikan betapa tampannya laki-laki di sampingku itu. Bahkan dengan setelan jas biasa dan rambut yang hanya dirapikan sedikit membuatnya tampak begitu sempurna.

Jauh berbeda denganku yang biasa saja. Jika diperhatikan, aku dan kakak memang sangat berbeda. Ia tampan dan juga pintar. Sementara aku jelek tidak cantik tidak dan aku juga tidak pintar.

Fakta itu membuktikan bahwa kami tidak benar-benar berasal dari gen yang sama. Kami memiliki ibu yang berbeda, dengan kata lain ibuku bukanlah ibu kandungnya. Namun tetap saja ia sangat meyayangi ibu.

🍁🍁🍁

Rumah kakek tampak begitu mewah dan elegan setelah didekor dengan berbagai macam bunga dan lampu bergaya khas Eropa. Saat hendak masuk ke dalam, aku menyadari bahwa ibu terlihat sangat gugup dar tegang. Lalu ia meneliti penampilanku dari atas sampai bawah dan merapikannya Bahkan aku pun harus terlihat sempurna malam ini.

Bisa dibilang ini pertama kalinya aku berkunjung ke rumah kakek saat menginjak usia remaja. Aku tidak pernah berkunjung sama sekali sebelum berangkat ke Amerika. Itulah sebabnya aku juga merasa gugup.

"Enggak papa dek, rileks" bisik kakak bermaksud menenangkanku.

Bahkan saat kami mendekati di kerumunan keluarga besar kami, aku masih mencengkeram lengan kakak dengan sangat kuat. Aku yakin dia merasa kesakitan karenaku. Sementara ayah dan ibu tampak bergandengan dengan sangat elegan, mereka berdua berusaha terlihat normal.

Sejujurnya aku merasa insecure dengan kedua sepupuku yang sama-sama tampan dan pintar. Mereka satu spesies dengan kakakku.

Di sana ada laki-laki yang memakai jas putih dengan proporsi tubuh yang sempurna bernama Kim Namjoon. Ia merupakan kakak sepupuku yang kubilang baru saja menyelesaikan S2 tadi. Stanford University. jurusan bisnis dan manajemen. Sebuah pencapaian yang luar biasa di usianya yang masih 24 tahun.

Sementara laki-laki berjas hitam yang tengah berbincang dengan kedua orang tuaku bernama Kim Seokjin. Usianya 2 tahun lebih tua dari Namjoon oppa, Ia merupakan seorang jaksa di kejaksaan negeri Seoul. Kudengar baru-baru ini ia memenangkan persidangan dan menguak fakta mengejutkan tentang kasus penggelapan dana seorang menteri sehingga ia mendapat reward dari hasil kerja kerasnya. Aku pun tidak tahu pasti ia mendapat apa dari atasannya.

Tapi jangan lupakan kakakku yang merupakan lulusan medis Harvard dan kini ia sudah merjadi asisten ahli bedah di rumah sakit yang dikelola oleh kakek. Dulu ia bekerja di salah satu rumah sakit di Amerika dan aku tinggal bersamanya sebelum ia memilih untuk kembali ke Korea. Usianya baru 23 tahun dan aku menyayangkan bahwa ia belum pernah berpacaran dengan siapapun.

"Gaeul, ternyata kamu sudah besar ya. Tambah cantik nih kamu" puji Seokjin oppa sambil mengelus kepalaku.

"Iya nih, kakak sampai enggak bisa mengenali kamu tadi" timpal Namjoon oppa.

Aku pun tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Dalam hati aku bersyukur atas dasar fakta bahwa mereka adalah keluargaku juga. Aku bangga kepada mereka berdua.

Untunglah keduanya sangat ramah dan rendah hati, tidak seperti orang tua mereka masing-masing yang sangat dingin. Selalu memandang rendah aku dan ibu.

Ya, semenjak ibu melahirkan anak perempuan yang dianggap tabu oleh kakek dan nenek, ia jadi selalu salah di mata keluarga besar kami. Itulah sebabnya setiap menghadiri pesta seperti ini, ia selalu gugup.

"Oh ya, bagaimana sekolahmu? Apa kamu sudah tahu mau masuk jurusan apa saat kuliah nanti?" tanya Namjoon oppa.

Aku sendiri tidak suka dengan pertanyaan seperti itu karena sampai sekarang aku tidak tahu mau jadi apa. Satu-satunya hal yang kugemari adalah musik, tapi ibu pasti melarangku untuk menekuninya.

"Aku masih belum tau. Otakku tidak sepintar oppa dan aku pun tidak memiliki kualifikasi untuk diterima di perguruan tinggi bergengsi" balasku.

"Ikuti kata hati aja dek. Nanti pasti ada jalannya dan oppa pasti akan bantu" kali ini Taehyung oppa yang menyahut Aku membalasnya dengan mengangguk.

Lalu tiba-tiba mataku beralih menatap seseorang yang tidak asing di sana. Seorang laki laki yang kelihatan familiar.

Ah!Dia! cowok yang kutemui di loteng tadi siang. la mengenakan kemeja putih dan appron berwarna hitam yang dilingkarkan di pinggang. la tampak sedang menyajikan minuman kepada beberapa tamu yang datang.

Tunggu! Apa yang dia lakukan di sini? Apa dia sedang bekerja?!

Enjoy Reading

😉

🍁Fall to You [CHOI SOOBIN] 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang