Hajoon sudah mengenakan mantel tebal berwarna hitam. Tak lupa, ia juga mengenakan topi dan penutup telinga agar musim dingin tidak terlalu mengganggunya. Perjalanan memang tidak terlalu jauh dari rumah dan sang Ibu, tapi keadaan mengharuskan Hajoon bersiap.
Pria itu hendak menyampaikan kata - katanya pada Sarang. Otak dan pikirannya terus berputar berusaha merangkai kata yang pas untuk gadis itu. Sarang identik dengan gadis mandiri yang kuat, terkadang ia tampak tidak butuh bantuan pria dan bisa melakukan apapun sendiri.
Untuk detail wajahnya, ia memiliki warna rambut pirang keputihan yang terurai panjang dengan indah. Model rambutnya shagy layer dan terkadang ia membuaat ikal di ujung rambut sehingga tampak lebih bervolume. Matanya berwarna cokelat terang, tak terlalu banyak ditemukan warna mata seperti itu di benua Asia seperti Korea. Bibirnya seperti kura - kura, memiliki lekuk indah pada pertengahan. Tubuhnya tinggi dan terisi, jika ia bersanding dengan Hajoon yang juga tinggi dan memiliki dada bidang maka dua orang itu tampak seperti pasangan sempurna.
Hajoon seringkali menyombongkan diri dan percaya akan visual juga bakat yang dimilikinya, seperti ajaran sang Sunbae Kim Seokjin. Hanya saja kali ini kepercayaan dirinya tiba - tiba hilang tanpa jejak. Pria itu gugup tak karuan meski ini bukan kali pertama baginya mengencani seorang gadis.
Jungkook memperhatikan Hajoon denga seksama, ia tertawa dengan geli melihat Hajoon bertingkah seolah ini adalah kali pertama baginya mengajak orang lain kencan. Ia merasa bahwa ini adalah saat yang tepat bagi pria itu untuk menyemangati Hajoon.
Jungkook turun dari ranjang miliknya, ia mengenakan hoodie berwarna abu dengan celana jeans berwarna hitam. Tangannya yang kekar berusaha menggapai pundak Hajoon agar ia berhenti mondar - mandir seperti orang gila.
"Hajoon-ah," Panggil Jungkook seraya memandang sahabatnya dengan tatapan menenangkan.
Hajoon, ia melirik ke arah Jungkook dengan sekilas. Senyumnya nampak canggung seperti orang bodoh, jauh dari kata Hajoon yang Jungkook kenal. "Aku tahu apa yang kau pikirkan."
"Tampang bodoh, kan?" Jawab Jungkook menebak apa yang dimaksud sahabatnya.
Hajoon terkekeh, ia tahu bahwa Jungkook memiliki banyak kesamaan dengannya karena mereka terbiasa bersama sejak kecil.
"Padahal kau yang paling pandai membantu orang lain, bagaimana dengan dirimu sendiri?" Jungkook menghela nafas panjang, "aku kebal dengan ucapan orang karenamu, aku mendapat banyak pengalaman tentang cinta juga karenamu. Dulu kau asal mengungkapkan apapun pada orang yang kau suka, sekarang kenapa kau harus begitu gugup? Sarang adalah wanita yang tidak banyak menuntut dan sederhana. Itu harusnya memudahkanmu. Aku yakin apapun yang kau ucapkan nanti, ia akan memahaminya."
Pria itu tersenyum lebar seraya membuang nafas lega, ucapan barusan terdengar sangat sederhana namun berefek besar bagi Hajoon yang menerimanya. Tidak ada hal lain yang lebih baik daripada ini, begitu pikir Hajoon.
Jungkook pun ikut senang, selain karena Hajoon telah kembali santai tapi juga karena ia akan mendatangi kediaman Taehyung seperti janjinya kemarin.
Jantungnya juga sama, berdegup tak karuan mengingat apakah ada perbedaan ketika mereka tidak bertemu selama satu minggu penuh. Jungkook menginginkan setiap harinya menjadi istimewa, terlebih nanti ketika mereka berlibur sesuai rencana.
.
"Jungkook-ah! Apa kau pergi sekarang?" Jimin sedang mengemas barang - barang yang akan ia bawa untuk pulang. Secara tidak sengaja ia melihat Jungkook yang tampak begitu bersemangat entah karena apa.
Jungkook berbalik menatap Jimin, ia sendiri tengah duduk mengayun kakinya menunggu kabar dari Taehyung. Senyum di bibirnya tak juga pudar, tentu saja hal ini terjadi karena ia membayangkan sosok Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
A song to sing - VKOOK / TAEKOOK
FanfictionTaehyung adalah seorang penulis lagu dan penyanyi solo terkenal yang sedang ramai dibicarakan karena visual dan suaranya yang sangat indah untuk dinikmati. siapa sangka bahwa inspirasinya selama menulis lagu adalah orang yang sangat kacau? pria itu...