Dibanding Jungkook yang akan sibuk seharian karena membantu persiapan untuk perayaan ulang tahun kampus, Taehyung nampak bosan dengan biola yang sedang ia mainkan.
Pria itu memandangi pemandangan kota dari balkon apartemennya, sore hari yang damai dengan angin sepoi yang memanjakan tubuh.
Matanya bergerak di arah bawah seperti mencari sesuatu dalam kerumunan orang yang berlalu lalang. Mungkin saja mereka adalah orang yang baru selesai bekerja, remaja yang selesai bersekolah, atau para lansia yang berjalan menikmati indahnya kota.
Tangannya menurunkan biola, lalu melamun memikirkan kemana perginya anak nakal itu. Keinginannya untuk menghubungi Jungkook semakin besar namun pria itu tetap berhasil menahan diri dengan anggapan kuat bahwa nanti malam ia akan di kunjungi.
"Kau ini daritadi sedang apa sih?" Seorang wanita yang sedang duduk di depan televisi tersenyum memandang Taehyung yang mengabaikannya.
"Bukan urusanmu." Taehyung menjawabnya dengan singkat.
"Hmm..?" Kakinya yang jenjang berjalan perlahan mendekati Taehyung, wanita itu berdiri di belakang Taehyung. "Padahal aku ada disini, tapi kau mengabaikan teman kecilmu."
"Kapan kau akan pulang?" Taehyung bertanya lalu kemudian fokusnya berubah ke biolanya lagi.
Suara dari biola terdengar begitu merdu, wajah Taehyung yang tampan dengan tatapan teduh membuat wanita yang ada disampingnya hanya diam menikmati.
Sudah sangat lama semenjak mereka terakhir bertemu karena kesibukan mereka sendiri. Ah ya, untuk perkenalan singkatnya ia adalah seorang model yang beberapa kali aktif sebagai aktor di film bergenre romantis.
"Bomi, kau belum menjawab pertanyaanku." Ujar Taehyung tanpa menghentikan permainan biolanya.
"Hah.. kau ini, padahal aku suda menyempatkan diri di jadwalku yang sibuk tapi wajahmu benar - benar seperti orang yang bingung. Berhenti dulu bermain biolanya sebelum aku pulang."
Taehyung berhenti, membalikkan badannya dan mensejajarkan diri dengan Bomi. "Masuk dulu, aku tidak ingin ada papparazi."
Taehyung mengikuti langkah Bomi dan masuk kedalam apartemennya, ia menutup tirai dan membuat suasana lebih gelap. Bomi tersenyum lebar, wajahnya sangat cantik ketika ia menunjukkan ekspresi itu. Tubuhnya bergerak mendekati Taehyung, memeluk sang penyanyi dengan pelukan yang erat. Tangan panjang dan lentik milik Bomi mengelus punggung Taehyung selama beberapa detik.
Waktu seolah membeku begitu Bomi berada di pelukan Taehyung. Jujur saja, Taehyung pun merindukan pelukan Bomi yang selalu berhasil membuatnya tenang baik ketika Taehyung bahagia atau sedih. Sayangnya, Bomi melepas pelukan itu dan memilih untuk tersenyum sebelum mengecup pipi Taehyung dengan lembut.
"Aku pulang dulu." Bomi masih tersenyum dengan lebar, mengambil mantel dan tas kecil miliknya.
"Ingin ku antar?" Taehyung tiba - tiba menawarkan tumpangan untuknya, namun Bomi menolak menolak dan menjawab untuk memilih menaiki taksi dengan alasan papparazi.
Pria itu tidak bisa apa - apa selain mengangguk setuju dan melihat Bomi pergi menjauh melalui punggungnya.
Taehyung tahu bahwa kedekatan mereka bisa saja dipandang berbeda oleh mata publik, karena itulah untuk bertemu saja mereka harus benar - benar melakukannya secara diam - diam.
Terkadang publik menganggap bahwa dengan saling menatap sajapun berarti bahwa mereka memiliki sesuatu, padahal itu hanyalah kemungkinan kecil yang terjadi diantara berbagai macam kemungkinan lainnya.
.
Hari yang ditunggu - tunggu oleh mahasiswa kampus kini datang, pada pukul delapan sampai siang tadi, semuanya di isi oleh berbagai perlombaan dari semua kelas. Para juaranya akan di umumkan setelah perayaan selesai, banyak mahasiswa yang hadir hanya untuk menonton perlombaan oleh para mahasiswa lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A song to sing - VKOOK / TAEKOOK
FanfictionTaehyung adalah seorang penulis lagu dan penyanyi solo terkenal yang sedang ramai dibicarakan karena visual dan suaranya yang sangat indah untuk dinikmati. siapa sangka bahwa inspirasinya selama menulis lagu adalah orang yang sangat kacau? pria itu...