19. terima atau tolak

126 21 3
                                    

Pria itu sekarang duduk di meja belajar dengan beberapa lembar catatan yang berserakan seolah menunjukkan bahwa dirinya dibuat pusing oleh materi kuliah. Wajahnya nampak serius membaca teks pada lembaran - lembaran itu padahal pikirannya bercabang meninggalkan raga.

Benar bahwa Jungkook hanya membolak - balikkan kertas tanpa berfikir tentang materi, otaknya seolah terbagi dua untuk memahami masalah hati dan masalah yang nanti ia hadapi saat ujian.

Hajoon yang melihatnya pun terganggu karena suara kertas itu begitu keras dan tentu hal itu membuat fokusnya pecah.

"Oi," Hajoon memanggil Jungkook meskipun pria itu berada tepat di sampingnya. 

"Ada apa?" Jawab Jungkook tanpa melirik sedetikpun padanya. 

"Apa yang kau pikirkan? Dari tadi matamu hanya membaca teksnya tapi otakmu malah seperti memikirkan yang lain." Hajoon menatap Jungkook kebingungan, ia lalu memutar arah kursinya ke hadapan Jungkook seolah dirinya siap mendengarkan keluh kesah Jungkook.

Jungkook pun memahaminya, ia berpikir bahwa Hajoon mungkin adalah tempat yang cocok untuk bercerita meski tidak semuanya berhubung Jungkook pribadi tidak bisa mengungkapkan hubungan atau perasaannya tentang Taehyung.

"Saat aku di perjalanan pulang tadi aku bertemu Karin, ia mendadak memintaku mengantarnya membeli baju, lalu mengungkapkan perasaanya. Rasanya sekarang aku hanya ingin menghindari gadis itu. Aku tidak ingin melukai hatinya." Jungkook nampak sedih begitu menceritakan Karin.

Hajoon nampak terkejut dengan keberanian yang dimiliki Karin, mungkin beberapa wanita jelas akan menganggapnya gatal karena mereka memiliki sebuah dinding bernama 'gengsi'. Hal itu berbeda dengan Karin yang dengan jelas menunjukkan perjuangan untuk mendapatkan cinta dari Jungkook.

Ia berpikir selama beberapa menit dan membuat suasana diam dalam tegang. Hajoon menarik nafas dalam - dalam karena bagi Jungkook ucapannya bisa saja menjadi sebuah perintah dan ia tidak ingin hidup Jungkook lebih kacau begitu mendengar saran Hajoon.

"Apa kau punya semacam perasaan kepadanya? Menurutku kalau kau menyukainya, meskipun sedikit.. kau bisa mencoba berpacaran dengannya."

Dengan cepat Jungkook menjawab, "sama sekali tidak, aku hanya menyukai Karin sebagai manusia yang pandai bersosial dan baik dam tidak bisa meromantisasinya."

"Apa kau memiliki seseorang yang kau suka?"

Jungkook menatap Hajoon bingung harus menjawab apa, "ng.. entahlah."

"Sudah jelas kau memiliki seseorang yang kau suka," Hajoon menyandarkan tubuhnya lalu melipat lengan dan menatap Jungkook dengan intens, "Aku dan Jimin sudah tahu kalau kau menyukai seseorang. Kau pikir berapa lama kami mengenalmu? Terlebih kita sudah bersama di satu asrama."

Jungkook menunduk memalingkan wajahnya, "aku tidak berfikir aku akan menyukai seseorang, entahlah aku sendiri bingung."

"Aku tidak akan menekanmu mengenai orang yang kau suka, selama itu tidak mengganggu kuliah dan yang lainnya aku baik - baik saja. Kalau soal Karin.. kau mungkin akan kehilangan gadis itu setelah menolaknya, kau tidak bisa egois dengan menolak dan masih ingin berteman.. harga dirinya pasti terluka."

"Ugh..! Aku ingin menghindarinya saja."

"Bisa saja.. kita kan libur dan mempersiapkan tugas terakhir sebelum ujian.  Setelah itu? Kita libur musim dingin." Hajoon menepuk pundak Jungkook lalu membenarkan kembali posisi kursinya dan melanjutkan tugas miliknya, "namun semakin lama kau menunda, semakin dalam orang itu terluka."



.



"Jin Sunbae!!!!!!!!!" Jimin berteriak di ruang klub seraya merengek memeluk kaki Jin yang berdiri di ambang pintu merasa bersalah, "jangan beri aku posisi ketua aku hanya ingin bersamamu.. hiks."

A song to sing - VKOOK / TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang