16. terpaksa

132 20 0
                                    

Jungkook sudah berada di kampus pada jam sepuluh pagi berhubung kelas akan di mulai dua puluh menit lagi, ia di antar oleh supir Taehyung sebagai ganti bahwa ia tidak ingin melihat Jungkook kesulitan nanti.

Pria itu memakai pakaian tertutup dengan gaya turtle neck berharap bekas ciuman Taehyung di lehernya tidak terlihat oleh siapapun.

"Wow.. pria itu sudah tiba di kelas." Hajoon dan Jimin datang menghampiri Jungkook yang duduk dengan tegap karena pinggang dan bagian belakang tubuhnya sangat sakit.

"Apa kau sakit?" Jimin duduk di antara Hajoon dan Jungkook,

"Ya.. kupikir aku tidak bisa berjalan." Jungkook terlihat sedikit pucat dengan mata sayu seperti sedang sakit.

"Kau tertabrak sesuatu kah atau bagaimana?" Jimin kembali bertanya.

"Tidak juga."

"Heh bodoh mana mungkin tertabrak.   Jungkook, katakan apa kau memiliki penyakit ambeyen?"

Jungkook menatap tajam Hajoon, "tidak, bodoh."

Mereka tertawa mendengar reaksi Jungkook karena pertanyaan Hajoon.  Mungkin lebih akan baik jika Jungkook menyembunyikan tentang asal - usul rasa sakitnya muncul supaya tidak dicurigai oleh siapapun.

Jungkook membiarkan dirinya ambruk di depan meja lalu memejamkan matanya menunggu jam mata kuliah yang akan datang.

Sayang sekali pakaiannya terbuka dan membuat orang yang berada di depan Jungkook berhasil melihatnya jelas. Siapapun tahu kalau ia pasti sudah melakukan sesuatu dengan seseorang yang entah siapa.

"Jungkook sunbae, itu.." Karin terkejut mendapati pemandangan yang sama sekali tidak ingin ia lihat.

Jungkook membuka matanya lalu melihat Karin menunjuk ke arah leher sontak ia bangun dan merapikan kerah bajunya. "Ada apa Karin?" Tanya Jungkook berusaha mengalihkan pembicaraan.

Jimin yang peka dengan apa yang dilihat Karin mengalungkan tanganya pada leher Jungkook lalu ikut memandangi Karin yang diam tak bergeming, "Hei.. kau ada perlu kepadaku ya?"

"Oh.. jadi Karin itu yang ini ya." Tambah Hajoon bergumam pelan.

Karin berasa kikuk harus merespons seperti apa, akhirnya ia hanya bisa tertawa basi seraya berkata, "Sunbae apa kau bisa menemaniku nanti siang untuk tugasku?"

"Sayang sekali aku ada jadwal sampai sore." Jungkook ikut tersenyum sebagai tanda tidak enak hati karena Karin sudah memberanikan diri mendatangi kelas Jungkook dan bertanya secara langsung.

Karin nampak sedikit kecewa, hal itu jelas tertulis di wajahnya baik dimulai dari caranya memalingkan mata ataupum dari cara bibirnya mengkerut kecewa. "Ah begitu ya."

Karin berjalan menjauh setelah melambaikan tangan kepada mereka bertiga dengan sempoyongan karena dipenuhi rasa kecewa. Hal itu menarik perhatian seorang wanita yang duduk di belakang Jungkook, Jimin, dan Hajoon.

Rambutnya berwarna ash brown terurai panjang tanpa poni, wajahnya cantik dan penampilannya segar sehingga orang senang mendekatinya.  "Jungkook-ah."

Jungkook berusaha berbalik dan memandang gadis itu, "ada apa Sarang?"

"Ketika seorang gadis mengajakmu, itu membutuhkan mental setebal baja dan gengsi serendah diri karena kemungkinannya. Lalu kau dengan mudah menolaknya." Sarang menopang dagunya dengan menatap Jungkook dari atas sana, mungkin wajahnya terlihat angkuh dan penuh gengsi, namun hatinya baik meski terkadang cara menyampaikan ala Sarang terdengar kasar.

"Ah.. aku nanti akan meminta maaf dan mentraktirnya, tapi bukankah kita memang punya jadwal sampai sore nanti?"

"Maksudnya, kau bisa mengiyakan ajakan Karin nanti malam kan?"

A song to sing - VKOOK / TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang