23. Manis

117 17 1
                                    

"Hyung.." Jungkook memandangi Taehyung dengan tatapan aneh karena ujung hidungnya merah ditambah mata tajamnya yang ikut sembab seolah sedang tidak enak badan. Melihatnya saja memang berhasil membuat Jungkook khawatir, namun ada apa dengan perubahan sikap secara mendadak ini?

"Apa kau akan diam dan berhenti?" Taehyung tidak menatap Jungkook namun tangannya mengarahkan tangan Jungkook agar mengelus kepalanya seperti tadi.

"Hyung aku tidak mengerti, apa kau memiliki masalah saat pertemuan tadi?" Jungkook berusaha melihat wajah Taehyung yang bersembunyi di pangkuannya namun usaha itu sia - sia.

Taehyung duduk dibawah sofa dengan menenggelamkan kepalanya di pangkuan Jungkook yang bahkan bingung tak mengetahui alasan pastinya, "ah.. aku ingin membawamu ke amerika dan menghabiskan natal disana."

Tanpa sadar sebuah senyuman tersungging di bibir Jungkook, matanya spontan mengecil dan jantungnya berdegup kencang mengetahui bahwa Taehyung mungkin tidak ingin berpisah darinya. "Hyung, aku harus menyelesaikan ujian akhirku. Kita bisa pergi kesana saat libur nanti."

"Liburmu dan aku berbeda, aku pasti selalu memiliki jadwal untuk tampil." Taehyung menghela nafas panjang, lalu menatap Jungkook dibalik wajahnya yang sembab seraya berkata, "kita berada di dunia yang berbeda."

Mendengar hal itu Jungkook justru terkekeh, aneh rasanya jika Taehyung yang berkata seperti itu. "Yang seharusnya mengatakan itu adalah aku."

"Hyung.." Jungkook masih bermain dengan rambut Taehyung yang dibuat ikal.

"Hm?"

"Apakah sulit ketika kau berada di atas?"

"Ya.." Taehyung membalikkan posisi kepalanya menyamping ke kiri, "seperti mendaki gunung, semakin atas semakin jarang terjamah, semakin besar pula resiko kita untuk jatuh kebawah." Taehyung mengecup paha Jungkook lalu tersenyum, "tapi ketika kau berhasil sampai di puncak, kau bisa melihat semuanya dengan jelas."

Jungkook menautkan kedua alisnya penasaran, "apa yang kau lihat dipuncak?"

"Cinta dari penggemar, orang yang sedang berjuang, dan hal indah lainnya."

Taehyung bangkit, ia duduk di samping Jungkook lalu kembali berbaring dan membiarkan paha Jungkook menjadi bantalan empuk untuk kepalanya.

"Dan dari sana aku bisa melihat sosok seperti mu."

Deg.

Jantung Jungkook terasa seperti berhenti untuk sepersekian detik setelah mendengar ucapan itu. Ia tau bahwa baik Taehyung atau dirinya memiliki perasaan yang bisa dibilang sama, namun kenapa dengan ucapan ini sampai hantamannya begitu terasa?

Jungkook berfikir untuk menyingkirkan egonya tentang status dan hubungan mereka, fakta bahwa mungkin saat ini tidak akan terulang membuat Jungkook semakin takut memercikkan api di antara koran.

"Hyung, kau membuatku malu."

"Hahaha, begitukah?"

Taehyung tertawa dengan lebar, matanya tertutup dan bibirnya terbuka lebar, suaranya yang dalam sangat enak untuk didengar. Jungkook merasa beruntung hanya dengan melihat tawa itu dari dekat, mungkin saja ia akan berusaha untuk melihat tawanya yang memabukkan lagi.

"Hyung.. kau tidak sedang sakitkan?"

"Kenapa?"

"Kau berkeringat dingin."

"Oh... Mungkin karena aku berada di dekatmu tanpa melakukan apapun."

"Maksudmu?"

"Apa kau ingin aku mempraktikannya?"

A song to sing - VKOOK / TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang