20. truth

114 21 2
                                    

"apa?"

Jungkook tertegun, jantungnya berdegup kencang ketakutan, matanya terbelalak, dan tubuhnya berkeringat. Ia tak habis pikir bagaimana caranya menyelesaikan masalah seperti ini.

Seperti dua buku dengan isi yang sama, kejadian lama terulang kembali dan sesuatu yang membuat Jungkook sedikit trauma harus ia hadapi lagi.

Pria itu memutuskan diam dan pergi menjauh dari mereka, larinya begitu kencang sampai Jin dan Jimin tak bisa mengejar dan memutuskan membiarkan Jungkook sendirian mengambil waktunya.

Jujur saja, memiliki masalah di waktu seperti ini adalah hal yang buruk namun menghindarinya berarti memperkeruh keadaan.

Hanya ada satu hal yang ia pikirkan ketika Jungkook berlari, yaitu sekarang pria itu akan pergi. Dulu Jungkook menghindari dari semuanya termasuk Hajoon, Jimin, dan Jin. Mungkin sekarangpun tidak jauh berbeda tapi setidaknya ia bisa berharap bahwa Taehyung ada disana membuka tangan meski sekedar memberi pelukan.

'Taehyung-ssi.. bisakah aku mengandalkanmu untuk menjadi tempat beronat ketika aku terluka..?'

'aku mohon.. kali ini..'

Jungkook mengingat kejadian satu tahun kemarin, hari dimana kejadian serupa terjadi dengan keadaan berbeda.

Dulu ia memiliki seorang yang ia suka dan merupakan Sunbae dari jurusan berbeda, Jungkook menyukai orang itu karena sifatnya lembut dan hangat. Ia berfikir bahwa perasaannya mungkin akan sia - sia karena sang Sunbae memiliki banyak orang disekitarnya, sudah jelas bahwa  Jungkook pun sadar orang - orang itu jauh lebih menarik dari dirinya.

Suatu saat, tepat setelah libur musim panas sang Sunbae datang menghampiri Jungkook lalu bertanya apa Jungkook memiliki perasaan terhadap sang Sunbae. Jungkook yang tidak mengetahui jenis senyum palsu itu mengangguk lalu menyatakan perasaannya. Pria itu terkejut bukan main, wajahnya berubah menjadi kecut dan ia berkata bahwa Jungkook sangat menjijikan karena menyukai sesama jenis.

Sisi yang tidak pernah diketahui oleh siapapun itu berhasil ia lihat, akhirnya rumor bahwa Jungkook bukan seorang straight menyebar dan membuat dirinya di cemooh banyak orang. Jungkook selalu menghindar bertemu orang - orang lain, ia menjadi lebin penyendiri namun Jin berhasil meyakinkan Jungkook bahwa setidaknya ia memiliki teman yang setia seperti Hajoon dan Jimin. Mereka lah alasan Jungkook bertahan di lingkungan yang sulit.

Taehyung terkejut ketika Jungkook datang dan langsung memeluknya tanpa berkata sepatah kata pun.

Tangannya mengelus rambut halus Jungkook, ia berusaha melepas pelukan yang semakin lama terasa semakin erat.

"Apa kau sebegitu merindukanku?" Tanya Taehyung, pria itu menuntun jungkook supaya duduk di sofa dan membuat dirinya bergerak lebih nyaman.

Mereka berdua duduk sofa namum dengan usil Taehyung justru berbaring di pangkuan Jungkook, ia juga menuntun tangan Jungkook agar menyentuh wajahnya. "Kau bisa bercerita, aku akan memejamkan mataku."

Jungkook mengangguk kecil seperti seekor anak anjing yang mengikuti perintah majikannya dengan tenang.

"Ada seorang Hoobae yang sepertinya menyukaiku sejak lama, dan ia baru saja - mengatakan bagaimana perasaannya padaku. Aku belum menjawabnya karena kupikir aku menyukainya sebagai teman." Jungkook menghela nafas di bagian ini, "tadi saat aku di klub seorang teman memanggilku, menamparku dengan keras di hadapan temanku dan berkata bahwa aku meniduri karin dan menipunya. Aku tidak tahu harus apa, kupikir masalahnya akan selesai jika aku berbicara dengan Karin tapi ia tidak ingin bertemu denganku karena Trauma dan rumornya menyebar dengan baik."

A song to sing - VKOOK / TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang