Happy reading ❤️
"Assalamualaikum," sapa Alena memasuki teras rumah
"Waalaikumusalam," sahut mereka yang ada di sana. Sekitar lima orangan
"Tumben Lo telat biasanya paling cepet," tutur kak Dian teman satu kampungnya
"Biasa bantu mama dulu. Nih aku bawain bakso," ucap Alena menyerahkannya ke Ayuk
"Wih! Makasih loh,"
"Iyap."
Alena pagi ini berada di rumah Ayuk berserta teman temannya. Mereka sedang mengadakan bungkus kado untuk para peserta lomba kemarin lusa yang diadakan para pemuda karang taruna. Sebenarnya kemarin lusa ia tidak ikut, karena lombanya di lapangan. Mana kuat, dengan terik matahari yang menyengat. Makanya ia sekarang kebagian membungkus kado.
"Kok, banyak motor?" tanya Alena saat mengedarkan pandangannya
"Ada temennya Ayuk," jawab Bella
"Ohh. Eh-" Alena tercekat, ia bingung dengan dirinya sendiri kenapa harus tercekat. Apa karena nanti ada Daren?
"Wey. Santuy!" seru Ayuk datang membawa beberapa kertas kado
"Lo gak lihat atau bagaimana udah dari tadi, noh," tunjuk kak Dian
Alena tersenyum saat melihat teman teman Alena di samping kirinya. Masih belum banyak, hanya sekitar lima orangan. Dan ternyata ada Ika juga.
"Hallo brow!" sapa Ika dengan gayanya
"Dih," sahut Alena dibarengi dengan kekehan
"Yuk, temen cowokmu nanti juga kesini?" tanya Alena dengan berbisik takut yang lainya keganggu.
"Iya dong!"
Alena berdecak malas, nanti pasti ada Daren yang membuatnya salah tingkah disini. Itu berita yang buruk bagi Alena, menyebalkan. Oh iya dia melupakan sesuatu. Duo bocil itu nantinya pasti kesini, itu membuatnya merasa kesal.
"Yuk buku tulisnya mana? Kok gaada?" tanya Kaka Dian.
Ayuk menepuk jidatnya pelan."Astaga! Lupa belum gue bawa pulang masih di rumahnya pak RT!"
"Lah gimana dah," kak Dian berdecak pelan
"Trus siapa yang ambil?" tanya Alena
"Lo aja kak," suruh Ayuk
Alena menghela napas."Yaudah ayo masa sendiri,"
"Sama gue aja, kuy!" ajak Bella
Alena mengangguk lalu mengambil kunci motornya.
Bella yang menyetirnya karena Alena yang harus membawa kardus berisi buku-buku itu. Ia mendegus saat kardus yang dibawanya cukup besar. Saat kembali kerumah Ayuk, ia cukup terkejut karena banyak motor berjejeran dan sudah dipastikan itu temannya Ayuk, entahlah ada kumpul kumpul atau apa.
Sedikit ia merasa malu karena dilihat orang banyak. Untung saja kardus besar itu menutupi wajahnya, jadi orang orang tidak akan melihat wajahnya.
Bruk...
"Aww," Alena menjerit kesakitan saat ia menabrak seseorang dan alhasil kardus besar itu jatuh tepat di atas kakinya.
"Jangan di jalan dong!" sungut Alena kesal. Ia menjadi bahan tawaan mereka semua yang ada disini. Ia juga dapat melihat wajah Daren yang menatapnya.
Oh ayolah! Alena sangat malu sekarang, untungnya Bella sangat baik hati mau membantunya.
"Lo, gak papa Len?" tanya Bella memastikan
KAMU SEDANG MEMBACA
Repui (SELESAI)☑️
Ficção Adolescente||Follow dulu yuk, biar makin akrab sama aku|| DON'T COPY MY STORY!!! Bagi Alena tidak ada yang bisa membuatnya tersenyum hingga tertawa lepas. hidupnya begitu rumit tidak ada yang mungkin untuk dipertahankan, bahkan Alena sendiri tidak pernah menge...