37. Rencana

534 66 3
                                    

Happy reading ❤️

Kini semua berjalan normal, tidak ada lagi masalah yang menimpa Alena. Ia mulai menghirup udara segar sepertinya, senyum mengembang dengan manis Ia mengayuh sepedanya pelan bersama Rika.

“Gimana si, Alex?” tanya Rika di sela sela Kayuhan sepeda.

“Baik. Udah gak papa kok,” jawab Alena

Rika menjeda kalimat, ia ingin mengucapkan sesuatu tapi tidak enak. “Len, kemarin gimana sidangnya?”

Melihat wajah tidak bersahabat dari Alena, Rika membungkam mulutnya sendiri. “Sorry Len gue gak bermaksud,”

“Gak papa Rika,” Alena tersenyum singkat.

“Alhamdulilah sidangnya lancar,” sahut Alena melanjutkan.

Rika menyandarkan sepedanya lalu menguncinya bukannya apa tapi banyak sekali murid murid nakal yang memakai sepeda sembarangan. “Gue tahu Lo kuat,”

Rika merangkul pundak Alena. “Kan, sekarang ada Alex,”

“Apaan, sih, Ka,” ujar Alena

“Cie,” Alena memutar bola matanya kesal. Rika selalu saja menggodanya.

“Gue duluan, ya!” pamit Rika pergi ke kelasnya.

Alena menghela napas saat memasuki kelas, terasa sangat sepi padahal tadi di luar kelas terdengar dengan jelas semua temannya berbicara dengan sangat asik seperti ada bahan gosipan yang seru. Tapi saat ia memasuki kelas, mendadak senyap.

Alena menaruh tasnya berniat untuk mengambil sapu, mengingat hari ini jadwalnya piket. Tapi satu tangan terulur untuk menariknya.

“Na? Kok udah berangkat?” tanya Alena heran. Meski hukuman skors yang diberikan guru pada Alex sudah selesai, tapi  biasanya Alex tidak pernah datang ke sekolah sepagi ini.

Alex mendekatkan wajahnya, membuat Alena merasa was was. Alex mencubit pelan pipi Alena dengan gemas. “Gemesin banget, sih, Lo,”

Karena sudah ada banyak siswa yang masuk. Alex menarik tangan Alena untuk keluar kelas dan membawanya ke taman belakang seperti biasanya.

“Na, aku belum piket,” ujar Alena kesal karena Alex membawanya kemari.

“Gak usah rajin-rajin Al,” sahut Alex

“Lagian nanti ada rapat,” tuturnya melanjutkan.

Alena mengerutkan keningnya. “Kata siapa? Kok nggak ada pengumuman?”

Alex tersenyum tipis pacarnya ini sangat lugu, ia mencubit pipinya lagi. “Katanya Naja,”

“Ish, bohong, 'kan berarti?”

Alex terkekeh mendengarnya. Sudah dibilang kan? Alena terlalu lugu. “Nggak Al. Beneran nanti ada rapat,”

“Gue juga gak bakal ngajak Lo bolos Al,” tutur Alex.

Alena mengangguk percaya lagipula memang Alex tidak pernah memaksakan kehendak. Eh-

“Tapi kamu pernah ngajakin aku bolos Na,” lontar Alena sambil mengingat-ingat.

Alex tertawa kencang. Lucu sekali pacarnya ini, bahkan Alena mengingat tentu saja mengingat  pertama kalinya Alena membolos waktu itu. “Sini Al,” suruh Alex mendekat.

Alena mengangguk ia mendekatkan dirinya. “Kenapa?”

Alex menyunggingkan senyumnya, ia mendudukkan Alena dipahanya. Satu tangannya terulur untuk memeluk pinggang Alena. “Cantik,”

Repui (SELESAI)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang