31. Sakit

780 75 5
                                    

Happy reading ❤️

Dengan tergopoh-gopoh Alex berlari di lorong rumah sakit. Pikirannya kemana mana saat mendengar berita yang di sampaikan Nadia tadi di sekolah. Sambil terus terlari ia melihat plakat yang tergantung di ruang pasien.

“Bangsal Ab nomor 3,” gumamnya pelan.

Karena merasa panik, ia membuka satu persatu ruang pasien membuat orang yang di dalamnya marah karena terganggu. Ia menghela napas kenapa sedari tadi ia tidak menemukan Bangsal yang ia cari?

Alex berjalan pelan membaca ulang setiap plakat yang tergantung, senyum puas terbit diwajahnya. Bangsal Ab ada di depannya ia hanya perlu berjalan sebentar untuk sampai ke ruang nomer tiga.

Saat sampai di depan ruang pacarnya dirawat, Alex melihat dari kaca tembus pandang ada Alena yang sedang memeluk mamanya. Ia buru buru merapihkan seragamnya terlebih dahulu sebelum masuk.

Ya kali, ketemu camer penampilannya gak rapi.

“Permisi,” salam Alex memasuki ruangan.

“Wah, ada bang Alex. Sini silakan masuk.” Mama mempersilahkan Alex untuk duduk disampingnya.

“Iya Tan,” Alex tersenyum pandangannya mengarah ke pacarnya yang juga menatapnya—sendu. Sebenarnya Alex ingin langsung memeluk pacarnya itu, tapi ia ingat tempat.

“Emang udah pulang sekolah? Kok, jam segini boleh pulang?” tanya mama heran

Mampus!

Alex lupa kalau ini masih jam pelajaran, ia tidak lupa, hanya saja tadi saking khawatirnya ia memutuskan untuk membolos. Lagi pula dari pagi ia hanya menghabiskan waktunya di kantin.

“Eh, iya Tan tadi Alex bolos,” jawab Alex jujur sambil menampilkan deretan giginya

Mama tertawa mendengarnya, ia tahu  kelakuan anak jaman sekarang. “Kamu ini kesini cuma mau njenguk Alena, gak takut dihukum?”

Alex tertawa canggung. “Udah biasa Tan,”

Mama tertawa kecil. Dasar anak remaja! Pacarnya ke rumah sakit aja dibelain sampai bolos sekolah.

“Yaudah kamu temenin Alena dulu. Tante mau keluar,”

“Oke Tan!”

Saat mamanya keluar. Alex mendekat ke arah pacarnya, ia menggenggam tangannya lembut mengelus pelan rambut pirangnya dengan sayang.

“Gimana keadaan Lo? Kenapa gak bilang kalau masuk rumah sakit?” tanya Alex masih memegangi tangannya dengan sayang.

Alena tersenyum tipis. “Aku gak papa Na. Kejadiannya sangat singkat,”

Alena mulai menarik napasnya. “Akhir akhir ini aku sering ngerasa pusing. Kebetulan kemarin malam aku kedatangan bulan tentu aku merasa sangat lemas. Saat dikamar mandi sepertinya aku merasa limbung dan ... Setelah itu aku gatau aku bangun langsung ada di rumah sakit,”

“Sekarang masih lemes?” tanya Alex mendapat gelengan dari Alena.

“Udah mendingan,” Alena mendudukan tubuhnya.

Alex mendekatkan tubuhnya duduk di ranjang, ia menyender ke bahu Alena. “Jangan sakit lagi Al,”

Alena tersenyum getir. “Aku gak bisa nolak Na. Kamu tahu sendiri,” sepertinya Alena mulai putus asa.

“Jangan putus asa Al! Lo harus berjuang jangan patah semangat ada gue yang bakal ngedampingin Lo. Gue gak suka kalau Lo nyerah gitu aja!”  ujar Alex dengan nada sedikit tinggi berharap pacarnya akan semangat melawan penyakitnya.

Repui (SELESAI)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang