7. Rekaman

845 120 17
                                    

Happy reading ❤️

Alena terbangun dengan kondisi mengenaskan, rambut acak acakan bibir pucat dan juga berkeringat banyak. Ia mendengus saat perutnya sakit sepertinya ia kedatangan tamu bulanan. Ia melangkahkan kakinya keluar kamar, sepi, itu yang ia rasakan. Mamanya pasti sudah bekerja sedangkan papanya, entahlah Alena tidak tahu.

Saat memasuki kamar mandi, tubuhnya melemas pandangannya mengabur dan keringat bercucuran. Ia jatuh kelantai, tubuhnya tidak sanggup menopang rasa sakit dalam dirinya.

Ia membersihkan dirinya dan keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang tidak baik. Ia mengambil obat yang ada di nakas dan meminumnya.

Jantungnya berdegup kencang serta ia kembali mengeluarkan  keringat yang terus bercucuran membuat tubuhnya melemas. Ia menangis lemah, merasa kasihan pada tubuhnya sendiri.

“Akh ...” desisnya menahan sakit

Alena berjalan menuju dapur, berharap ada sesuatu yang dapat ia makan. Namun hasilnya nihil.

Sial!

Ia duduk sebentar untuk mengambil napas, lama kelamaan tubuhnya mulai stabil. Ponselnya berdering nyaring, segera ia kembali ke kamar dan membukanya.

Rika Rafianka

Rika:Len
Rika:pen

Me: iya?

Rika:sibuk ga? Temenin ke warnet dong🥺

Me:gak kok. Oke aku mandi sama siap siap dulu ya

Rika:unchh, makasii sayang koo😜

Me:iya.

Alena menghela napas panjang, semoga saja dirinya kuat dan tidak memalu malukan Rika. Kali ini ia berharap kondisi tubuhnya bisa diandalkan.

***

Kini keduanya telah berada di warnet, sedikit mengantri karena disini komputernya terbatas. Ia mendegus. Setelah seperkian detik mereka berdua memasuki bilik. Rika mulai menekan tombol power, dan mulai mencari apa yang menjadi tugasnya.

“Banyak gak, Ka?” tanya Alena

“Iya njir! Mana komputernya lemot!” omelnya kesal

Alena tersenyum kecil. “Sini aku bantuin,”

Alena ingin mengambil alih tugas yang dibuat Rika, tapi segera ditolaknya. “Lo bacain yang ada di ponsel gue, aja.”

“Oke!”

Mata Alena melotot saat melihat tugas sekolah milik temannya itu. Bagaimana tidak? Itu isinya tentang sel sel semua. Ia bergidik ngeri, merasa phobia dengan bentuk bentuk sel.

“Isinya, kayak gini semua, Ka?” tanya Alena tidak percaya

“Hooh. Banyakkan? Gue aja males ngerjainnya kalau gak karena terpaksa! Ya habis gurunya killer si,” ujar Rika menggerutu

“Bu Dayu?” tanya Alena kepo, dikelasnya juga ada pelajaran Litas minat—biologi

“Bukan njir! kalau itu mah gak papa,” kata Rika

“Enak tahu, cuma dikasih materi doang,” tutur Alena sambil mengingat-ingat saat guru itu masuk kedalam kelasnya dengan hanya membawa satu buku paket saja.

Repui (SELESAI)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang