30.Futsal

558 66 9
                                    

Happy reading ❤️

“Udah siap tuan putri?”

Alena tertawa kecil. “Siap!”

Alex terkekeh pelan, ia mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ngomong ngomong mereka telah bersiap untuk menonton sekaligus men-support Ardi yang dipilih dalam lomba pertukaran pelajar cabang futsal.

Untung saja lomba ini diadakan hari Minggu. Jadi Alena tidak perlu membolos dan pastinya ia tidak akan mau.

Ngomong ngomong kemarin Ardi meminta maaf karena mendiamkan Alena selama dua hari. Tentu saja Ardi butuh waktu untuk berpikir jernih. Alena masih berharap semoga saja perceraian antara kedua orang tuanya digagalkan.

“Temen Lo jadi minta dijemput?” tanya Alex

“Nggak jadi. Katanya mereka pulang dari nonton mau main,” jawab Alena. Yang dimaksud adalah -Nadia dan Rika-

“Bagus!” seru Alex penuh kemenangan.

“Kenapa?” tanya Alena sambil memperbaiki posisi duduknya.

“Gak,”

Alex dalam hati mengucap syukur, setidaknya di dalam mobilnya tidak ada nyamuk yang menggangu mereka berdua. Kemarin Nadia meminta Alena untuk menjemputnya karena tahu Alena akan bersama Alex. Sebenarnya Alex menolak, tapi Alena memaksanya karena merasa tidak enak.

Alex sempat mengeluh karena teman pacarnya yang bernama Rika itu sangat cerewet baginya dan sangat menyebalkan ia tidak suka. Berbeda dengan Nadia, ia sudah mengenalnya lebih dulu daripada Alena.

Alena memutar bola matanya kesal. Ia tahu bahwa pacarnya itu sangat posesif. Dasar!

Lihat saja sekarang, bukannya fokus menyetir dia malah sibuk memandang wajah Alena dengan senyum mengembang.

Untung saja temannya tidak jadi nebeng.

“Hadap depan Na. Perhatiin jalan,” tutur Alena kesal.

“Iya Al,”

***

Aroma jajanan kaki lima menyeruak masuk ke hidung Alena. Kini mereka berdua telah sampai di gedung atau lebih tepatnya gor untuk futsal. Alena mengedarkan pandangannya melihat banyak sekali pedagang yang berjualan di dekat gedung.

Matanya tak sengaja melihat pedagang yang membuat telur gulung. Ia meneguk ludahnya merasa sangat ingin memakannya. Ia memejamkan matanya menikmati aroma itu sambil berjalan.

“Al?” panggil Alex

“Eh? Kenapa Na?”

“Lo yang kenapa,” sahut Alex mencubit pangkal hidungnya.

Alena cemberut. “Ayo masuk,”

“Iya.”

Mereka memasuki gor yang ternyata sudah banyak orang yang ingin menonton, tentu kebanyakkan dari SMA Ayodhya dan SMA lawan. Alena dapat melihat siswa siswi yang tidak asing ia lihat saat di sekolah.

Matanya melihat kearah teman temannya yang juga menonton bersama, satu kelas kompak ia hanya tersenyum simpul. Kemarin ia mendengar bahwa mereka semua sepakat untuk mensupport sekolah mereka. Dalam hati ia berdecak, temannya itu hanya ingin perhatian dari guru yang mengajar.

Bruk..

“Lo, kalau jalan yang bener!” sungut Alex kesal melihat seseorang menabrak pacarnya.

Sorry bro gak sengaja,” tutur seorang cowok seusia mereka memunggut selebaran kertas yang jatuh.

“Eh. Gak papa kok,” ucap Alena tidak enak padahal jelas-jelas tadi ia yang tidak memperhatikan jalan. Ia menunduk untuk mengambil kertas yang bersebaran tapi tangannya dicekal.

Repui (SELESAI)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang