Epilog

2K 99 21
                                    

Happy reading ❤️

Ingatlah bahwa orang-orang hanyalah tamu dalam ceritamu, sama seperti kamu hanya menjadi tamu dalam cerita mereka. Jadi, buatlah bab-bab tersebut layak dibaca." - Lauren Klarfeld

Seorang pemuda menatap nanar, sebuah nisan di depannya. Ia berjongkok di sampingnya lalu mengusap nisan itu perlahan. Setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Tangannya terkepal lemah, isakkan mulai terdengar dari mulutnya. Sudah seminggu lebih ia kehilangan seseorang yang amat ia sayangi.

Hatinya masih tidak ikhlas, ia tidak terima saat gadisnya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Ia masih mengingat awal waktu mereka berdua bertemu. Gadisnya yang pendiam dan penuh ketakutan. Dengan suara gugup dan kepala menunduk. Memori itu terulang kembali, berputar di kepalanya.

Lagi. Ia meneteskan air matanya dadanya begitu sesak mengingat kenangan bersama gadisnya. Pikirannya menerawang saat gadis itu tersenyum manis dengan memanggil nya Naja. Najanya Alena.

Ia rindu saat gadisnya menangis di pelukannya, meringkuk kesakitan meminta pertolongan. Kenangan terindah dalam hidupnya ada dalam gadisnya, namun gadisnya telah pergi.

“Al, gue kangen!” Raung Alex dengan menangis kencang. Ia memukul tanah merah yang ada di depannya. Sungguh, sekarang dadanya begitu sesak.

Sebuah tangan terulur untuk menyentuh bahunya. “Na,”

Alex terlonjak kaget, di sampingnya ada gadisnya yang tersenyum manis. “A-alena?”

Isakkan hebat mulai terdengar, Alex memeluk tubuh gadisnya erat seakan tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya. Saat ia melerai pelukannya, ia melihat senyum mengembang dari gadisnya, seolah tidak ada beban yang menimpanya.

“Na, aku udah bahagia,” ucap Alena dengan lembut, tangannya bergerak untuk menyentuh pipi Alex walaupun itu hanya ilusi.

“Ikhasin aku Na,”

Alex menggeleng kuat ingin sekali mencegah gadisnya. Tapi ia tidak bisa,  ia sadar bahwa mereka sudah beda dunia. Ia memeluknya sekali lagi kali ini lebih tenang.

“Gue sayang Lo, Al,” lirih Alex melemah.

Alena tersenyum hangat. Menandakan bahwa dirinya benar benar bahagia. “Aku pergi Na,”

Alex melepas gadisnya dengan senyum mengembang, ia melihat gadisnya terbang keatas dengan senyum manis. Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat gadisnya tersenyum seperti itu.

Alex beralih ke nisan dengan bertuliskan Alena Anindita ia memeluknya mengusap nisan itu pelan. Ia percaya bahwa gadisnya sudah bahagia diatas sana.
Ya, gadis rapuhnya sudah bahagia. Keinginan gadisnya sudah terkabul.

“Selamanya Lo selalu ada di hati gue,” ujarnya tersenyum singkat lalu berdiri beranjak pergi. Bagaimanapun ia harus ikhlas seperti perkataan gadisnya.

Inilah akhirnya, kisah seorang gadis yang menginginkan hidupnya bahagia sudah terkabul walau harus kehilangan nyawanya.

///---T A M A T---///

Alhamdulillah akhirnya epilog sudah selesai. Gimana suka nggak sama epilognya??? Semoga suka yaa🎈

Adakah pesan dari kalian yang ingin disampaikan pada tokoh di cerita rapuh?? Kalau ada komen yaa

Dari Alex kita belajar bahwa—

Dari Alena kita belajar bahwa—

Isi ya hehe🎍

Terimakasih banyak untuk yang mau bertahan membaca cerita repui dari awal hingga akhir. Makasih banyak yaaa, aku seneng sama kalian yang mau vote dan share ceritaku❤️

Sekali lagi terimakasih banyak, sampai jumpa di karyaku selanjutnya >_<

Big love, Leny 🎍



Repui (SELESAI)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang