Happy reading ❤️
Alena membuka pintu tenda pelan, takut teman temannya bangun karena ini masih sangat pagi. Saat ia keluar hawa dingin menyapa kulitnya, membuatnya memeluk dirinya sendiri.
Ditemani kabut tipis, ia melangkahkan kakinya menuju pantai hanya sekadar untuk menghirup udara segar. Pandangannya menatap ke depan. Senyum mengembang dengan sendirinya, ia berlari kecil mendekatinya.
Tangan mungilnya ia lingkarkan pada punggung Alex, Alena memeluknya senang. “Pagi Na,”
Melihat tidak ada jawaban Alena melepas pelukannya. Ia duduk disamping Alex yang sedang dalam keadaan muka murung, entah apa yang sedang pacarnya pikirkan. Tapi dilihat dari wajahnya, Alex terlihat khawatir akan suatu hal.
“Duh. Anginnya kenceng banget!” pancing Alena pura pura kedinginan. Ia melirik kesamping, merasa kesal karena Alex sama sekali tidak peduli.
“Ish ... Na,” Alena mencoba memegang kedua bahunya namun segera ditepis.
Alex menariknya kedalam pelukan. “Kenapa sayangku?”
Alena melotot malu dengan masih memeluknya ia merengek. “Nyebelin!”
Alena mendongakkan kepalanya. “Ngelamunin apa?”
Alex menatap mata Alena dengan lekat. Ia menerjapkan matanya, semalam mimpi buruk menghantuinya hingga dirinya tidak bisa tidur hingga sekarang.
“Ngelamunin Lo,” lontar Alex enteng, sambil tersenyum.
Mata Alena melebar, tidak percaya.“Beneran?”
“Tapi kenapa? 'Kan aku ada disini?” tanya Alena
Alex berdecak gemas, ia mencubit pangkal hidung Alena. “Karna Lo, itu cantik,”
Spontan pipi Alena merah merona, buru buru ia mengalihkan pandangannya. Tidak ada yang pernah mengucapkan itu sebelumnya,seingatnya Alex pernah mengucapkan kalimat itu saat mereka berdua bertemu di koridor sekolah.
“Apasih Na,”
Alex terkekeh geli, senang sekali menggoda pacarnya yang lugu seperti ini. “Udah bangun, hm?”
Alena berdecak. “Kalau aku belum bangun kenapa disini Na,”
Alena mengangguk setuju, ia mengusap pelan kepala Alena. Alex menepis tentang mimpinya semalam, toh itu hanya bunga tidur.
“Na, aku pengen jalan-jalan. Mumpung yang lain masih tidur,” kata Alena memeluknya.
“Siap tuan putri,”
Mereka berdua berjalan di atas hamparan pasir putih. Tangan mereka berdua saling bertautan, Alena menyenderkan kepalanya ke bahu Alex. Sedari tadi Alex terus menggodanya tapi Alena tidak peduli, ia malah mengajak Alex berlarian di tepi pantai dan bermain air seperti anak kecil.
“Jangan main air Al, nanti Lo, sakit!” peringat Alex yang bahkan tidak digubris Alena.
Melihat Alena tidak mengindahkan peringatannya membuat Alex merasa gemas. Ia mendekatinya dan langsung menggendongnya ala bridal style lalu memutar tubuh ringan Alena dengan sayang.
Senyum tak hentinya tercetak dibibir Alena. Ia memeluk leher Alex dengan sayang. “Naaa, aku seneng bangetttt!”
Acara muter muter sepertinya sudah selesai, Alex menghentikannya ia menatap wajah Alena, mata mereka saling bertemu senyum mengembang di wajah mereka berdua.
Alex mengecup kening Alena cukup lama. “Jangan batu, masih pagi, gue gak mau Lo, sakit.”
Di dalam hatinya Alena ingin berteriak keras, ia merasa sangat senang. Ia memeluk erat Alex. “Sayang Naja,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Repui (SELESAI)☑️
Novela Juvenil||Follow dulu yuk, biar makin akrab sama aku|| DON'T COPY MY STORY!!! Bagi Alena tidak ada yang bisa membuatnya tersenyum hingga tertawa lepas. hidupnya begitu rumit tidak ada yang mungkin untuk dipertahankan, bahkan Alena sendiri tidak pernah menge...