41. selamat tinggal (END)

2.3K 108 19
                                    

Happy reading ❤️

Plis bacanya dari awal ya, jangan cuma baca endingnya aja trus habis itu kalian bacanya secara offline tanpa vote🤝 sama sama menghargai yaa. Ily❤️

Kematian adalah upacara penyambutan hari hari penuh rindu.

*baca part sebelumnya biar nyambung dan jangan lupa buat play musik Yang ada di mulmed biar feel-nya dapet.

“Na?”

Alex duduk di ranjang tempat Alena tidur, ia menundukkan kepalanya menatap Alena dengan mata berkaca-kaca. Alex memengang tangan Alena lembut, ia mengecupnya pelan.

“Gue gak bisa Al, lihat kondisi Lo kaya gini,” tutur Alex pelan.

Sudah Alena duga. Ia menghela napasnya, terasa berat. Ia tidak tahu kedepannya kondisinya akan seperti apa, dalam lubuk hatinya yang terdalam ia merasa takut. Tapi ia tidak mau semua orang khawatir hanya karena dirinya.

Alena melepas lengan kanannya pelan, takut menganggu tidur Ardi. Ia menegakkan tubuhnya, bersandar pada ranjang. Ia menatap Alex dengan sendu.

“Na. Papa jahat, ya?” tanya Alena tersenyum miris.

Alex menaruh kepala Alena ke bahunya. “Gak usah mikir yang aneh aneh Al, pikirin kondisi Lo!”

Mata Alena kembali berair, tangannya bergerak untuk meraba wajah Alex dengan lembut. “Kamu masih inget gak? Waktu pertama kita bertemu?”

Alex mengangguk mengiyakan. “Ya. Di taman belakang,”

Alena tersenyum tipis. “Waktu itu aku takut banget sama kamu. Eh, ternyata kamu baik,”

“Aku masih inget waktu kamu nolongin aku di kolam renang,”

Alena membasahi bibirnya kala bibinya mulai mengering. “Kamu yang selalu ingetin aku untuk minum obat, kamu yang selalu ngelindungin ku—”

Alena berhenti berucap, lidahnya merasa Kelu. Mengingat semua kenangan manisnya saat bersama Alex. Ia hanya mampu mengeluarkan air mata dan terisak.

Alex mengerti. Ini akan sulit bagi Alena, tapi ini jauh lebih sulit untuk Alex. Firasatnya semalam, mimpi buruknya semalam membuatnya merasa khawatir. Ia memeluk Alena erat.

“Jangan sedih Al, gue ada di samping lo,” lagi lagi Alex menahan untuk tidak menangis. Hatinya sekarang sudah merasa sangat sesak.

Alena menangkup kedua pipi Alex, mengusapnya pelan. Mungkin ini untuk terakhir kalinya, tidak bisa dipungkiri setiap melihat nya. Alena merasa sedih.

“A-aku takut,” ungkap Alena dengan suara gemetar.

“Gak ada yang perlu Lo takutin,” dengan kedua tangannya Alex menghapus jejak air mata Alena.

Tubuhnya ia condongkan ke depan. Menatap Alena dengan redup, kedua mata mereka beradu memancarkan cahaya sendu. Alex semakin mendekatkan wajahnya hingga deru napasnya terdengar jelas. Kemudian, Alex melumat bibir Alena lembut.

Jantung Alena bergemuruh dan membuncah, entah ia tidak paham dengan perasaannya saat ini. Tangannya ia kalung kan ke leher Alex, menikmati ciuman yang diberikan Alex untuknya.

Alex melepas pangutannya. Ia tersenyum kala melihat semburat warna merah yang ada dipipi Alena. Tangannya bergerak untuk memeluknya, memberikan rasa hangat dan kasih sayang.

“Lo pasti sembuh Al. Jangan takut,”

“Terimakasih Na,” tutur Alena melepas pelukannya. Merasa dadanya sempit, ia seperti kekurangan oksigen.

Repui (SELESAI)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang