September 4, 2004⸺⸺⸺⸺
Tubuh pria tua itu digantung terbalik di atas sebuah pohon besar di tengah hutan, memberontak dengan sisa tenaga yang ia miliki. Mulutnya tersumpal dengan kain kotor yang dicelupkan ke dalam minyak tanah, perutnya dipukul berkali-kali menggunakan tongkat baseball besi hingga lemas, napasnya sudah sesak, dan tak bisa lagi untuk bersuara.
Dari kejauhan, perempuan kuncir kuda yang menutup mulutnya untuk menahan suara tangisnya itu tak kuat melihat sang ayah diperlakukan keji, walaupun perempuan itu tau, jika ialah penyebab ayahnya hampir menemui sang ajal.
"Anda masih bisa berubah pikiran, Nona," pria dengan setelan pakaian berwarna hitam juga masker berwarna senada bicara di belakang perempuan itu. Ia melihat proses matinya sang pendosa di depan mata, mengamati ketiga anak buahnya menghajar habis-habisan orang itu yang semakin membuat wanita di dekatnya ini sesenggukan.
Perempuan itu berbalik menatap pria setelan hitam bermasker di hadapannya––Hyeju Park, anak dari Sangok Park yang tubuhnya sedang digantung terbalik di sana. Ia menggeleng dan berkata dengan parau, "Tidak, Tuan. Saya ingin mengakhiri semua ini, saya sudah cukup lelah dengan semua yang dia minta, semua yang dia lakukan, sifatnya, perkataannya pada orang-orang yang begitu membuat malu, tindakan kasarnya ... benar-benar membuat saya muak!" Hyeju kemudian menggeram sambil membelai perutnya yang terlihat buncit. "Anda tau, Tuan. Saya sedang mengandung anak ayah saya sendiri. Perasaan saya jadi begitu sulit, mungkin setelah ini saya akan menggugurkan kandu––"
Hyeju kemudian merasakan dingin dari bilah tajam nan berkarat di lehernya, napasnya tiba-tiba memburu, jantungnya berdegup begitu kencang melihat mata sabit yang tadi pria itu ambil dari anak buah sang ayah karena berhasil dilumpuhkan. "Anda tau apa yang paling saya benci, Nona?" kisik pria itu di telinga Hyeju.
Kepala Hyeju menggeleng pelan, takut mata sabit itu menggores leher jenjangnya. Namun tekanan yang pria itu buat di leher perempuan itu, membuat sebuah sayatan kecil hingga darah mengaliri leher sang empunya, "Saya paling tidak suka dengan pendosa," lirihnya di telinga Hyeju yang membuat perempuan itu merinding setengah mati. "Sebagai sesama pendosa, saya akan memusnahkan mereka dari muka bumi ini. Dan jika Nona membunuh anak dalam kandungan anda sendiri, Nona masuk dalam kategori pendosa yang juga harus saya musnahkan."
"T-tuan..." Pria itu mendorong Hyeju pelan, menjauhkan mata sabit dilehernya dan menatap tajam perempuan itu yang ketakutan.
Pria bermasker hitam itu kemudian mengangkat protofon yang berada di saku jaket kulitnya, "Tigerfly, bunuh. Kim dan SprearS, gotong mayatnya lalu tenggelamkan di danau. Foxy, siapkan mobil."
"Tuan..." Pria bermasker hitam itu––CB77, sang ketua IORachaa, menoleh ke arah Hyeju yang menangis tersimpuh bersandar di pohon. "Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak pernah menginginkan anak ini sama sekali, saya diperkosa! Saya diperkosa oleh ayah saya sendiri!" decitnya dengan suara yang begitu menyayat hati.
"Ketua, Tuan Tanah sudah mati. Ah ... maafkan aku, aku terlalu bersemangat sampai kepalanya terputus dari badan," ungkap Tigerfly di protofon.
"Tenggelamkan juga kepalanya ke dasar danau, jangan lupa hancurkan dulu." Pandangan sang ketua kembali beralih ke Hyeju yang gemetar, "Anda pikir bayi di dalam perut ini ingin hidup? Jika dia bisa memilih, dia juga tidak ingin hidup dari sebuah pemerkosaan."
"Asal anda tau, Nona Hyeju..." Perkataan sang ketua menggantung, menatap Hyeju di depannya yang sedang penasaran dan sedikit kaget karena sang ketua membelai lembut perut Hyeju yang membuncit, "setiap anak pantas untuk hidup, entah dia berasal dari sebuah kesalahan atau sebuah hal yang tidak diinginkan, mereka pantas melihat dunia yang luas dan merasakan kasih sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] VENUS
FanfictionBagi Christian Bangㅡketua dari komplotan pembunuh bayaran, IORachaaㅡmenemukan seorang bayi perempuan di tengah hutan depan markasnya, menjadi sebuah perasaan yang amat membingungkan. Ia pikir, datangnya bayi perempuan yang akhirnya ia namai Venus Ba...