BAB 11.

896 167 38
                                    

Yeojoon membawa mobil sedan silver-nya ini sekitar seratus meter dari belakang bus yang ditumpangi Jangmi, menuju sekolahnya di Chuncheon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeojoon membawa mobil sedan silver-nya ini sekitar seratus meter dari belakang bus yang ditumpangi Jangmi, menuju sekolahnya di Chuncheon. Mungkin memakan cukup waktu yang begitu lama, mengingat jarak antara markas mereka di Sokcho ke Chuncheon menempuh satu setengah jam perjalanan.

Jam yang tertempel di spion dalam mobil, menunjuk pukul tiga sore, berarti Jangmi akan sampai di tempat kerjanya sekitar jam setengah lima sore, jika tidak ada halangan di jalan. Kalau Yeojoon tidak sabar, mungkin laki-laki berambut mullet merah muda itu akan memblokir laju bus dan menyeret Jangmi keluar untuk diantar.

"Kenapa kau membawaku juga sih?" rengut Seomyung di bangku penumpang, ia menendang pelan bagian belakang bangku kemudi yang Yeojoon tempati, membuat laki-laki bersurai merah muda itu berdecak dengan keras di tempatnya.

"Aku mau membicarakan sesuatu nih, soal dokter itu." Tubuh Seomyung ditegakkan setelahnya.

Deokmin berdeham pelan lalu menoleh ke arah Seomyung, "Kau ingat tidak saat malam itu? Yang aku bilang, ada orang seret-seret karung di dekat danau?"

Ingatan Seomyung terlempar ke malam tahun baru tahun lalu, tepatnya di tanggal 31 Januari tahun 2002, hampir tengah malam menuju pergantian tahun.

Malam itu, semua member IORachaa pergi ke Chuncheon. Jangmi yang memang berada di Chuncheon, hanya menunggu untuk di jemput di *Oneroom-nya, lalu pergi bersama-sama dengan member IORachaa untuk menghabiskan malam tahun baru setelah melepas penat bekerja, menghabisi banyak para pendosa di negara mereka. Kalau Jangmi karena lelah mengerjakan rapor bayangan para muridnya yang sengaja ia selesaikan agar bisa berlibur.

Seomyung ingat, jika ia dan Deokmin pisah dari kelompok karena ingin melihat area pemancingan di Danau Soyang yang memang terkenal dengan pemandangan alam menakjubkan di malam hari. Seomyung ingat juga, jika Deokmin bicara soal seseorang yang menyeret karung, tapi Seomyung tidak dapat menemukan orang yang dimaksud Deokmin saat itu.

"Aku hanya ingat kau bicara begitu, lalu aku tidak melihat apa-apa," jawab Seomyung yakin, "kau benar-benar yakin jika orang itu Yunjae Jeong?"

"Aku benar-benar ingat wajah orang itu, mirip sekali dengan dokter yang bicara dengan Jangmi, meskipun gelap mendominasi, tapi mataku masih sangat awas."

"Hyung ... tadi siang saat aku mengikuti dokter itu, dia memang selalu melihat perempuan dengan cara seperti itu lho," kata Yeojoon yang masih fokus menyetir.

"Seperti itu gimana?" tanya Deokmin.

"Nafsu," terang Yeojoon, "aku mengikutinya sepanjang lorong rumah sakit, dan aku melihat bagaimana cara pandang dia melihat perempuan, selalu tertuju pada bokong dan kaki."

"Jadi maksudmu, memang Yunjae Jeong bukan menargetkan Jangmi saja, begitu? Hanya sekedar bernafsu melihat bokong perempuan?"

"Maybe? I am Yeojoon Choi, not Yunjae Jeong, you know. I don't know what his plan."

[✓] VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang