BAB 7.

1K 200 29
                                    

Mobil Ford Ranger Double Cabin berwarna hitam, terparkir di pinggir jembatan bagian barat Distrik Bupyeong, Kota Incheon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Ford Ranger Double Cabin berwarna hitam, terparkir di pinggir jembatan bagian barat Distrik Bupyeong, Kota Incheon. Dua laki-laki berpakaian serba hitam duduk di bagasi terbuka mobil sambil menyandarkan tubuhnya, masing-masing dari mereka menghisap batang nikotin yang asapnya mengepul terhempas oleh angin.

Christian dan juga Shinji, keduanya hanya diam tak bersuara membiarkan angin dan cahaya matahari yang ada di atas kepala itu menyinari keduanya. Tak peduli dengan panas terik yang dihasilkan, mereka tetap bergeming menghisap rokok yang dibeli di warung pinggir jalan.

Pintu depan mobil mereka terbuka, keduanya menengok ke sumber suara dengan terperangah melihat teman seperjuangannya keluar dari sana dengan sosok perempuan berambut hazzelnut yang dicepol asal.

Hyunja, dengan sangat terpaksa ikut ke dalam skenario bodoh yang direncanakan sang ketua untuk menyamar menjadi seorang perempuan demi menjebak target mereka, sang penatua bejat di Gereja Hitam Jiguk.

"Wah ... kau benar-benar secantik ini ya ternyata," ungkap Shinji jujur, ia turun dari bagasi terbuka mobil, mendekatkan dirinya untuk melihat Hyunja lebih dekat. "Noona, tanganmu benar-benar ajaib."

Jangmi––perempuan yang tadi keluar bersama Hyunja dari dalam mobil––langsung tersenyum puas mendengar itu. Ia melihat kembali wajah objek karyanya ini, polesan make up tipis dengan eye shadow berwarna coklat, bibir tebal Hyunja dipakaikan lipstick berwarna oranye tua beraroma jeruk yang begitu menyegarkan, alisnya tak digambar begitu tajam hanya dibuat mengikuti rambut-rambut yang sudah ada, "Perfect! Aku merasa iri melihatmu, Hyunja-ya, kenapa kau bisa lebih cantik dariku sih?"

"Ish ... kalian menyebalkan! Kenapa harus aku sih?!"

Hyunja melihat dirinya sendiri di pantulan kaca mobil––rambut gondrong selehernya itu dicat hitam dan digerai dengan dua jepitan warna kuning di dekat telinga kanan; kaus turtle-neck hitam dipakaikan sengaja untuk menutupi jakun Hyunja yang menonjol; sweater rajut warna khaki yang kebesaran menghiasi tubuhnya dibalut maxi skirt berwarna hitam kombor, dimaksud untuk menutup seluruh otot-otot yang Hyunja punya; tas Gucci hitam milik Jangmi juga disampirkan di pundak tegap Hyunja yang sekarang sedang merengut.

"Ah ... aku terlihat feminim begini," sungut si gondrong saat melihat pantulan dirinya sendiri, "tapi dilihat-lihat aku masih kekar, memangnya si brengsek itu tidak akan curiga?"

"Bilang saja kau ini biasa ke gym, tidak ada agama yang melarang seseorang untuk olahraga, 'kan?" tutur Shinji.

Christian memandangi penampilan Hyunja dari ujung kepala sampai ujung kaki sambil tersenyum, "Sudah kubilang kau ini cocok sekali untuk penyamaran ini."

Hyunja mencebik, "Kampret, aku tidak bisa protes karena kau yang memintanya, Hyung!"

Tak menghiraukan omelan Hyunja, Christian turun dari bagasi terbuka mobilnya itu, lalu mengalihkan pandangan menatap Jangmi, "Setelah ini kau kembali ke sekolah?"

[✓] VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang