BAB 8. ⚠️

1K 200 32
                                    

Ditengah-tengah ruangan didominasi warna hitam dan tertutup, seorang pria tua bugil itu sedang pingsan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditengah-tengah ruangan didominasi warna hitam dan tertutup, seorang pria tua bugil itu sedang pingsan. Tubuhnya kemudian sengaja disiramkan air kotor bekas limbah yang diambil dari selokan untuk membuatnya bangun.

Keadaannya sedang diikat dengan kabel listrik bekas yang dililit kuat di sekitar tubuhnya, matanya ditutup oleh kain hitam, mulutnya tersumpal kain yang dicelupkan ke dalam oli, di lehernya dikalungkan sebuah benang yang diikat ke karton bertuliskan 'SAYA PENJAHAT KELAMIN, KWANJIN YEONG!'. Karna air yang disiramkan tadi, tubuhnya meronta-ronta minta dilepas, mulut yang disumpal kain itu membuatnya tak bisa berteriak dengan bebas.

Kain hitam yang menutupi pandangan si pak tua––Kwanjin Yeong, target utama dari IORachaa––itu kemudian dibuka. Dengan penglihatan yang masih memburam dan berbayang, Kwanjin mengedipkan kedua matanya cepat, menetralkan pandangannya yang lama-lama kelamaan sedikit terlihat jelas. Di hadapannya, Kwanjin melihat ada lima orang bermasker hitam dengan setelan pakaian tertutup berwarna sama, hanya bentuk mata dan rambutnya yang terlihat dengan jelas. Kelima-limanya memiliki senjata yang masing-masing mereka bawa, seperti pistol dan belati yang terpajang di pinggang, juga ada benang pancing yang dipegang oleh salah satu orang. Dan Kwanjin melihat, di depannya sudah ada kamera video yang menyorot ke tubuh telanjang bulatnya.

Tubuh Kwanjin meronta lagi karena gelisah menatap lima orang itu. Tak lama, kedua netranya, melihat salah satu orang bertubuh tinggi dengan pistol yang bertengger di pinggangnya mendekati kamera. Ia menyadari jika ada cahaya merah yang menyala dari kamera itu, menandakan orang yang tadi telah menekan tombol rekam, merekam tubuh bugilnya yang duduk terikat di atas kursi. Salah satu orang lainnya mendekati Kwanjin dan membuka kain di mulutnya.

"Siapa kalian?!" teriak Kwanjin, namun tak ada yang menjawab.

Salah satu kelima orang itu yang membawa belati, mendekat ke arah Kwanjin dan menekan lehernya dengan ujung mata belati milik orang bertubuh kekar yang menghampirinya itu.

"T-tolong jangan bunuh saya! Kalian m-minta berapa? Akan saya kasih semuanya!" Lagi-lagi tak ada yang menjawab, semuanya bungkam. Bahkan orang yang sedang menekan belati ke lehernya itu hanya bergeming dengan tangan yang masih menekan dalam ujung belati ke leher Kwanjin.

"Sepuluh juta? Dua ppuluh juga? Seratus juta? Akan saya kasih! T-tolong lepaskan saya!"

"Kenapa tidak minta dilepaskan pada Tuhan anda?" Salah satu pria di pojok ruangan yang sedang terduduk santai di kursinya, berdiri mendekati Kwanjin dengan setumpuk kertas foto. Pria itu melemparkan keras tumpukan kertas foto itu kepada Kwanjin yang mengaduh.

Laki-laki kekar yang di belakang Kwanjin, tak lagi menekan mata belati dan menjauh dari sana, membiarkan ain Kwanjin melihat kertas-kertas berisi foto yang berserakan di lantai. Terlihat banyak foto dirinya di depan altar gereja sedang menyetubuhi para wanita dan melecehkan para wanita dimuka umum, juga foto berisi tangkapan layar rekaman CCTV yang di ambil di supermarket depan gedung apartemennya sedang melecehkan pegawai wanita yang ada di sana, dan mencekik korban dengan benang pancing.

[✓] VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang