4

31 5 0
                                    

"Diem diem itu ibunya udah jalan!" Alarikh yang bertugas mengawasi keadaan bersuara. Sedangkan teman-temannya yang lain bersembunyi.

"Woy Juki jangan nungging pantat lo bau!"

"Ga ada yang nyuruh lo ngumpet di pantat gue ya."

"Heh tuyul diem!"

"Mana ada tuyul segede Juki," gumam Alarikh yang berakibat membuat teman-temannya nahan bengek sampai ngik ngik.

"Ssstt ibunya udah deket," ujarnya lagi.

"Satu."

"Dua."

Semuanya telah memasang ancang-ancang. Dan ...

"Happy birth--"

Alih-alih Bu Ghina, yang muncul malah Entong beserta seplastik cimolnya.

"Selamat kalian kena prank, itu kameranya di situ."

"Arik sialan!"

"Arik tai kucing!"

"Pergi lo Rik ga usah balik lagi!"

Yang diumpati malah tertawa kegirangan sembari berlarian menghindari pukulan yang siap menghantam kulit mulusnya.

"Eh itu tangannya kandangin lagi!" ujar Alarikh sembari terus berlari, melompat dari meja satu ke meja yang lain.

"Astaghfirullah tangannya ganas ganas."

"Ada dosa apa gue sampai sekelas sama preman semua gini ya Allah."

"Eh woy udah elah cape larian mulu."

"Ga usah bacot orak Arik buruan sini lo!"

"Aaaa A-ampun ampun, enggak lagi deh. Argh, gebuknya pakai perasaan kek, aduh aduh jangan sebelah situ, eh woy satu satu ngap-- Sakit anjrit, mamaaa mau pulang!" racau cowok itu sembari pasrah menerima pukulan teman-temannya yang sungguh tidak berperike-prank-an.

"Heh itu di belakang ngapain?"

Alarikh akhirnya bebas dari tangan tangan penuh dendam amarah dan benci. Sembari melakukan peregangan, ia beranjak menuju tempat duduknya.

"Arik dibully bu, memang pembullyan sekarang lagi marak banget, bukan cuma cewek korbannya, tapi banyak juga cowok. Nih saya buktinya, ini ada bukti-bukti kekerasan fisiknya juga bu," adu cowok itu dengan wajah yang--ewh, menjijikkan.

"Drama king!" seru temannya kompak sekelas.

"Tuh, kan bu. Mereka it--"

"Happy birthday Bu Ghina!" seru mereka serempak, kecuali seorang cowok lebay bin alay bernama Alarikh.

"Woy tungguin gue ngapa!"

"Wah, makasih anak-anak ibu, ga nyangka kalian ingat ulang tahun ibu," ucapnya penuh haru.

Iyelah inget, kan ibu ngode-ngode teross.

Selepas menyanyikan lagu ulang tahun, tibalah sesi pemberian kue. Bu Ghina memotong, lantas satu persatu mengambil bagiannya. Tentunya tidak tertib, karena beberapa anak cowok rusuh meminta lebih. Dasar, urusan makanan aja pada cepet!

Zea bergurau dengan teman-temannya selagi Bu Ghina sibuk membagikan kue. Beberapa siswa lainnya sibuk membicarakan video yang mereka ambil. Hancur berantakan. Yang tertangkap malah aib-aib. Ada yang sedang melotot, ngakak, pasang muka ktp, dan tentunya berlari-larian mengejar pelaku prank kurang ajar, Keenan Alarikh.

"Ini siapa sih? Zea?" Mendengar namanya disebut, Zea lantas menoleh ke sumber suara. Sayangnya, belum juga penglihatan Zea menyapa sang penyebut namanya, pandangan itu lebih dulu jatuh pada seorang cowok. Seorang cowok yang tengah memandangnya dan tertangkap basah lantas membuang muka. Melihat tingkah cowok itu, Zea lantas tersenyum kecil. Lucu aja gitu.

Never Started (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang