19

17 6 0
                                    

Mereka bertujuh segera melangkahkan kakinya menuju ke pos satpam untuk mengetahui siapa pelaku dibalik semua ini. Mereka menitipkan Andira kepada petugas pmr yang sedang bertugas disana
"Pak kita mau lihat rekaman cctv di kelas X mipa D lantai 2" ucap Denan

"Baik mari ikut saya" jawab pak satpam itu beranjak menuju tempat pengecekan rekaman cctv. Mereka bertujuh mengikuti langkah pak satpam untuk melihat rekaman cctv.

"Untuk hasil rekaman cctv di kelas X Mipa D blank mungkin ini sengaja ditutup orang untuk mengamankan identitas kegiatan yang dilakukan" jelas pak satpam menunjukkan bukti rekaman cctv tersebut

"Nggak mungkin murid biasa seperti kita nutup kamera cctv, kurang kerjaan banget. Mungkin aja orang luar" ucap Stella

"Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin Stell. Bisa aja ada orang di sekolah kita yang sengaja nutup kamera cctvnya buat isengin Andira biar nggak ketahuan" ucap Sherin

"Betul kata Sherin kalau misal orang luar kenapa mereka bisa tau kalau ada cctv disitu yakan?" Ucap Gilang menyetujui omongan Sherin

"Jadi kita simpulin yang isengin Andira murid SMA ini terus dia sengaja nutup kamera cctv biar nggak ketahuan gitu?" ujar Denan

"Yaps tepat sekali" ucap Gilang menjentikkan kedua jarinya

"Kira kira siapa yang tega lakuin ini ke Andira?" Tanya Lendra

"Gw rasa temen sekelas. Soalnya mereka yang tau Andira phobia kucing sama Lendra, Gilang dan Geondra. Nggak mungkin mereka bertiga ngelakuin hal itu" ucap Denan

"Kurang kerjaan banget gw ngelakuin itu mending gw tidur dikelas" ucap Geondra

"Bener juga, tadi gw juga liat Denan berangkat bareng sama mereka bertiga jadi nggak mungkin" ucap Sherin

"Apa jangan jangan Marsel?" Tanya Denan

"Nggak mungkin Marsel dia kan sahabat kecilnya Andira. Dia nggak mungkin tega lakuin itu ke Andira lagian tadi pas gw dikelasnya Ratu Marsel lagi bercanda bareng temennya" ucap Lavinna

"Sahabat bisa aja nusuk dari belakang Vinn" timpal Lendra

"Apa mungkin Yuda?" Ucap Sherin dalam hati

"Kalau Monic mungkin nggak sih?" Tanya Stella

"Monic orangnya nggak bakal ngelakuin hal dibelakang kalau dia nggak suka sama orang, dia sukanya main labrak" ucap Sherin temen se smp Monic yang sudah hafal kelakuan Monic dari dulu

"Yaudah pak terima kasih atas infonya kita permisi" ucap Denan meninggalkan tempat tersebut diikuti teman temannya

"Sama sama"

******

Mereka bertujuh kembali ke UKS. Tak terasa bel istirahat telah berakhir. Gilang Lendra dan Geondra sudah kembali ke kelasnya

"Cepet sembuh Dir" ucap Lavinna membelai pelan rambut Andira yang masih belum sadarkan diri

"Nan gw titip Andira ntar catatan mapel hari ini lo bisa pinjam ke kita" ucap Sherin

"Yoii"

"Kita bertiga balik ke kelas" ucap Lavinna beranjak meninggalkan UKS di susul Sherin dan Stella

Denan mendekati Andira yang masih tak sadarkan diri di brankar UKS. Membelai pelan rambutnya, dan mendaratkan ciuman hangat pucuk kepala Andira
"Cepet sembuh Dir gw sayang sama lo" Denan melepaskan ciumannya dan kembali duduk di kursi dan kembali membuka aplikasi game onlinenya itu

Perlahan Andira mulai membuka matanya. Kepalanya sungguh sangat pusing. Ia mengenali ruangan serba putih ini, dimana lagi kalau bukan di UKS. Ia mengedarkan pandangannya mengitari seisi di ruangan ini. Matanya terpacu pada seseorang yang menungguinya di kursi UKS. Iya Denan
"Denan" panggil Andira lirih. Denan terkejut dengan panggilan itu. Ia mendongakkan kepalanya menatap Andira yang sudah sadar. Ia menutup aplikasi game onlinenya itu dan segera beranjak menghampiri Andira

D E N A N D I R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang