Raras dan Galang disini, duduk diam sementara pria paruh baya didepan mereka tengah mencari sesuatu didalam rak berkas kerja miliknya.
Seharusnya Raras tidak ikut campur dalam masalah ini, tapi Galang sejak awal sudah mewanti-wanti agar gadisnya tidak pernah pergi dari sisinya. Terpaksa ayah Galang menyetujui permintaan putra tunggalnya itu meski harus menghela napas sebentar tanda menahan kesabaran. Raras penasaran, mungkinkah ayah Galang tidak mengetahui kondisi Galang selama ini?
"Ini kontrak kerja kamu di perusahaan papa. Papa kasih kamu dua pilihan, pengen karir dari awal dan jadi karyawan biasa dulu atau langsung jadi atasan dengan gelar dibawah papa?"
Sungguh, Raras hanya bisa diam menyimak semua kalimat yang dilontarkan. Bukan ranahnya untuk bisa memahami hal-hal bisnis seperti ini. Dia menatap Galang yang juga diam, mungkin tengah berpikir tentang jawabannya.
Suara pintu diketuk menginterupsi keheningn yang sempat memenuhi ruangan. Seorang wanita dengan high heels merah menyala memasuki ruangan.
"Ras," panggil Galang terdengar gemetar. Raras menoleh dan segera melepas cardigannya untuk menutup kepala Galang. Ayah Galang terlihat bingung dengan keadaan ini sedangkan Raras tidak tahu harus apa lagi selain menghalangi pandangan Galang dari wanita yang sekarang sudah berdiri tujuh langkah didepan mereka berdua.
"I don't even say anything, but this boy still feel scary?" ujar wanita itu menatap Galang remeh.
Bisa Raras rasakan sekujur badan Galang sudah gemetar hebat dan sesaat setelahnya melemah dan tidak ada tenaga.
☘️☘️☘️
Raras menatap sendu pada ayah Galang yang sekarang tengah memeluk putra tunggalnya tertidur lemah di brankar rumah sakit. Gadis itu ingin menangis, ingin sekali. Merasakan sendiri bagaimana Galang kehilangan kesadaran beberapa jam yang lalu karena serangan panik yang begitu hebat.
Dokter mengatakan bahwa Galang harus segera ditangani oleh psikiater yang tepat lantaran traumanya yang sudah hampir parah. Raras menyesal selama ini tidak bisa bersikap keras untuk kesehatan Galang, akibatnya sekarang dia harus menunggu beberapa jam untuk Galang bangun dari tidurnya.
"Saya tebak, dia gak pernah kasih tau kamu apapun tentang saya."
Raras hanya diam, karena sebenarnya dia tidak pernah membayangkan akan berada di situasi ini. Wanita dengan high heels merah mencolok berdiri di sebelahnya dengan angkuh.
"Pacar kamu itu dulu korban kegilaan saya. Saya istri kedua yang harus menikah paksa dengan ayah pacar kamu karena insiden. Mas Genta, stress berat setelah ibu Galang meninggal." Raras tertegun, terkejut karena dia pikir dirinya akan mengetahui fakta ini dari mulut Galang langsung.
"Dia punya kakak laki-laki, tapi sudah mati sejak Galang kelas dua SMP. Kakaknya yang saat itu kelas dua belas SMA mati terkena tabrak lari saat akan kabur dari rumah. Sejak saat itu Galang menjadi lebih diam bahkan saat saya siksa dia lebih memilih untuk menahannya."
"Saya selalu menyiksa mereka. Menempatkan kakak beradik itu di ruangan kosong dan gelap. Saya selalu memukul mereka saat merasa tertekan dengan keadaan. Dulu Genta tidak pernah menganggap saya istri, dia hanya memperlakukan saya seperti pelayannya yang harus siap sedia kala dia butuh."
Raras terkesiap, dia menatap wanita itu tak percaya dengan air mata yang mulai keluar.
"Kamu lihat kuku saya," ujarnya sembari memperlihatkan kuku tajam mengkilat yang diberi kutek hitam pekat. "Kuku-kuku ini dulu sering menancap di sekujur tubuh Galang dan kakaknya, kadang hanya menggores dan sering juga meninggalkan bekas luka yang mungkin jika bisa saya tebak sampai sekarang belum bisa hilang?"
Raras mengakui, punggung Galang memang banyak bekas hitam namun tak terlalu nampak sekarang karena sering ia beri salep. Tapi sekali lagi, Raras selalu merawat semua luka-luka yang tidak pernah dia ketahui apa alasan dibalik itu semua.
"Saya menyekap mereka sampai Galang masuk sekolah menengah pertamanya dan kakaknya kelas sebelas SMA. Tapi saya masih kerap kali memukul mereka di malam hari di kamar ketika orang di rumah sudah tidur. Sampai ketika Galang tamat SMP, berani berkata pada ayahnya bahwa dia ingin keluar dan minta dicarikan tempat tinggal sendiri. Sejak saat itu saya dan Galang tidak pernah mempunyai kesempatan untuk bertemu, sampai keadaan ini terjadi."
☘️☘️☘️
Galang menatap kaku, melihat Raras yang ada di pintu masuk dengan tangisan yang belum berhenti. Sesaat setelah mata mereka bertemu, Galang hanya tersenyum simpul. Memberi isyarat pada Raras untuk memeluknya yang langsung dibalas dengan tubrukan hangat kesukaannya.
Keduanya hanya menghabiskan waktu dengan pelukan dan juga suara tangis yang menggema.
Raras mengusap punggung Galang sembari meyakinkan pria itu bahwa dia disini dan akan tetap disini. Semua hal yang menimpa mereka khususnya Galang sendiri pun sejujurnya membuat Raras berkecil hati jika dia bisa menjadi tumpuan Galang.
Tangisan Galang kembali jatuh dengan Raras dan dirinya sendiri sebagai alasannya. Dia malu, takut, dan sakit di saat yang bersamaan. Dia malu terlihat lemah, dia takut dipandang lemah, dan merasa sakit karena dia sadar dia adalah lelaki lemah. Berkali-kali dia merasa bahwa dirinya tidak layak untuk memiliki Raras tapi sisi egoisnya selalu meyakinkan dirinya bahwa dia membutuhkan Raras. Sebagai obatnya, sebagai rumahnya, dan sebagai sandarannya. Hanya Raras.
Mimpi buruk ini membuat segala hal di hidup Galang menjadi kacau. Galang kehilangan hampir seluruh rasa emosinya dan kesulitan untuk tetap hidup sehari-hari. Lalu Raras hadir, dengan pelukan hangat dan menenangkan miliknya, dengan senyuman lembut yang membuatnya tenang, dengan tutur kata yang membuatnya kagum, dan dengan eksistensi yang membuat Galang kembali merasakan kupu-kupu di dalam dirinya.
Galang dengan segala luka dan rasa egoisnya, akan seumur hidup mempertahankan Raras di dalam hidupnya. Bahkan jika nyawa sebagai taruhannya.
Hidupnya sudah ada di ujung jalan, gelap, tertutup, dan tidak mempunyai tujuan.
.
.
.maaf ya aku kembali membawa drama
sumpah ini drama bgt tapi i'm trying my best:(FYI INI UDAH SATU TAHUN YA SEJAK TERAKHIR UPDATE XIXIXI MAAFIN AKU SUMPAH MAAF BANGET KADANG LUPA KALO PUNYA WP YANG BELUM SELESAI ADUH maaf banget..
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG
Random❛❛i want your hug.❜❜ part of MY BOY ©hykaaz9, Juli-2019 cover by @JWLinTheCrown