13. Ngungkit

20.5K 1.3K 55
                                    

"TEROSSS, LIATIN TEROS ACARA DEMONYAA! GA USAH DIGANTI SEHARIAN ITU CHANNEL TV! LIATIN TERUS DEMONYA SAMPE MATANYA KELUAR! TERUSIN LANG, TERUSIN!" Teriakan itu menggema di seluruh penjuru rumah Galang hari ini.

Galang berdecak, mematikan saluran TV kemudian tengkurap menenggelamkan kepalanya pada karpet. Diam dalam posisi itu selama beberapa menit.

"Apasih diungkit lagi!" ketusnya mengangkat kepalanya menjadi menghadap ke samping, salah satu sisi pipinya menempel pada lantai. Dia menatap Raras dengan gelas berisi jus jeruk di tangannya. Cewek itu kemudian duduk di sofa yang berada di belakangnya.

"Kamu sih!"

"Apa lo?!" sentaknya membuat Raras diam dan terkekeh pelan.

"Dih, malah ketawa! Ga waras ya lo?!"

"Cerewet lo, lembu!" maki gadis itu.

Galang segera bangkit dari tengkurapnya. Menerjang Raras yang tengah menatapnya itu. Menenggelamkan kepala pacarnya itu pada ketiaknya. Andalannya saat merasa kesal, gemas, dan sayang kepada gadis itu.

Raras tertawa dalam ketiaknya, mencoba melepaskan tangannya namun sudah kalah kuat.

"Ahahahahahaha... Udah, Lang. Bau bawang ketek kamu iih, hahahahahaha.."

Galang melepaskannya. Mengambil gelas jus jeruk Raras diatas meja, kemudian menyeruputnya sambil duduk di sofa yang berbeda dengan Raras.

"Ngatain gue apa lo tadi?"

"Lembu."

"Ganteng gini dibilang lembu!"

Raras berdecak. "Ketek lo bau! Belum mandi! Kaya lembu! Cocok dong. Sodaraan sama sapinya uncle Muthu di Upin-Ipin."

Galang mendelik, bersiap untuk menyerang lagi sebelum Raras terkekeh dan berkata padanya, "bercanda sayang, baperan!"

"Terusss, katain baperan teruss! Ga sadar lo tuh juga baperan tau ga! Dipelototin dikit langsung manggil sayang. Cih, penjilat!"

Kini giliran Raras yang mendelik. Menatap Galang tidak terima. "Ngaca dulu sana ngaca! Dipeluk dikit langsung bilang nyaman! TOLONG NGACA SIA NGACA!" teriak gadis itu sambil melempar bantal sofa tepat pada wajah Galang yang tengah meminum jus jeruk. Alhasil jus itu tumpah mengenai bajunya.

Tidak peduli apapun, Raras berjalan memasuki kamar dengan santai.

"WOI! RARAS KAMPRET! SINI LO GUA GEBUKIN?! MINTA DIHAJAR KAYA APA LO?"

☘️☘️☘️

"Makan yok, makan!" ajak Raras penuh semangat pada Galang yang tengah berkutat pada laptopnya.

"Yoda sana masak," ucap Galang tak acuh.

"Makan diluar kuy? Kuy lah kuy."

"Males."

"Mageran!" Raras mendengus kemudian berjalan keluar kamar. Meninggalkan Galang yang hanya menatapnya.

Omong-omong, entah kenapa setelah acara reuni waktu itu, Galang lebih suka berbicara banyak pada Raras sekarang. Hanya Raras, pada yang lain malah tambah tidak peduli. Entah kenapa.

"MAKAN MI AJA YA, LANG?"

Galang berdecak kemudian balas nerteriak pada Raras yang sudah berada di dapur, lantai bawah, "KEMAREN UDAH."

"LAHIYA YA? OH, YA GA BOLEH KALO GITU!"

"YA LO SENDIRI YANG NGELARANG, GOBLOG!"

"CICING MANEH! BERISIK BAT, KOTOR LAGI OMONGANNYA!"

Galang menurut. Dia diam dan melanjutkan pekerjaannya hingga satu suara kembali menggelegar.

"KOK DIEM, LANG?"

Tempat jual pacar dimana, ya?

.
.
.
sayang kalian huhu
napa jadi mellaw mellaw indehoy dah wkwkw

HUGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang