"GALANG! KAMU DULU PERNAH JADI JAMET YA?" teriak Raras dengan sebuah kacamata hitam dan topi bertuliskan monster khas tahun 2015 ke bawah.
"Ngadi-ngadi lo!"
"Ini buktinya kamu punya kaya beginian." Raras terkekeh sebentar kemudian menepuk topi hitam monster itu guna menghilangkan debu yang menempel.
Galang berdecak kemudian berjalan menghampiri Raras dan duduk disebelah gadis itu. "Gue ngikutin tren doang, lagian lo ngapain bukain kaya begini?"
"Gabut aja, sekalian nostalgia."
Galang menjitak kepala Raras, "gaya lo nostalgia," ejeknya.
Raras mengusap kepalanya dan melirik Galang sinis. Lalu tangannya bergerak memasangkan kacamata dan topi yang ditemukannya itu ke Galang.
"HAHAHAHA BENERAN BERPOTENSI JADI JAMET!"
Galang menggeram dan melepasnya cepat. Cowok itu mengusak rambutnya, "kotor nyet."
"Ututututu sini jamet akuw bwersihin duluw rambutnya aww pasti duluw kamu suka pake pomed sebakul hahahahahaha..." ejek Raras seraya ikut membersihkan rambut Galang.
Kini giliran Galang yang memandang Raras sinis. Paham kalau Galang sedikit kesal, Raras bergerak maju guna mengecup bibir Galang sekilas. Diperlakukan seperti itu pun membuat Galang tersenyum tipis kemudian mendekap tubuh Raras yang ada disampingnya. Menenggelamkan kepalanya di leher gadis itu manja.
Raras mengeluarkan sebuah kotak berwarna hitam. Dia meniup debu yang ada diatasnya sebelum dibuka. Raras membeku sesaat, darahnya berdesir hangat kala ia menemukan foto-foto nya bersama Galang saat awal-awal menjalin hubungan.
Mereka terlihat canggung disana, berdiri berjauhan dengan tangan yang bergandengan dengan latar dufan. Raras jadi mengingat saat itu. Dimana dia pertama kali diajak kencan seharian dengan Galang. Menghabiskan seharian penuh dengan pria itu mengelilingi dufan.
Dulu, semua masih terasa baru bagi Raras. Didekati mahasiswa angkatan lama sedangkan dirinya baru saja menjadi mahasiswi baru. Raras yang dulu tidak pernah menjalin hubungan spesial dengan lelaki manapun jelas merasa tidak nyaman, namun seiring berjalannya waktu sekarang dia malah menjadi tiang hidup seseorang.
Tak hanya foto-foto jaman dahulu, didalamnya Raras juga menemukan sobekan kertas kecil bertuliskan 'SEMESTA' dengan tulisan khas Galang sekali.
Raras melirik pria yang sedang tidur dipundaknya, rupanya terlalu nyaman dengan posisi itu membuat Galang terlelap dalam mimpinya. Raras tersenyum lembut, mengusap rambut Galang yang membuat pria itu terganggu. Galang mengangkat kepalanya dan langsung mendapat kecupan di bibir.
"Apa nih pake nyosor-nyosor segala?"
Raras masih mempertahankan senyum manisnya. "Aku sayang sama kamu, kak. Banget, mau gila rasanya."
"Geli abis."
Raras berdecak, "dibales kek. 'Iya Ras gue juga sayang banget sama lo,' gitu. Gak romantis banget, males."
"Lagian lo serem tiba-tiba ngomong kaya begitu. Kenapa?"
Raras menunjukkan foto mereka di hadapan Galang. Cowok itu nampak sedikit kaget dengan apa yang ditemukan gadis itu. Ah, bahkan dia tidak ingat pernah menyimpan hal semacam itu.
"Masih disimpen aja, kenangannya banyak ya?"
"Geer."
Galang beranjak. Raras segera memasukkan barang-barang tadi ke tempat semual kecuali kotak hitamnya. Menyusul Galang yang berjalan ke ruang tamu, duduk disana dan menyalakan televisi. Sementara Raras memeilih duduk dibawah dengan kotak tadi berada dipangkuannya.
"Ngapain masih dibawa?"
"Mau diliat lah."
"Gak usahlah."
"Jangan atur aku."
"Yaudah sana pulang," usir Galang. Raras diam sebentar, menatap kotak hitam diatas pangkuannya itu sembari berpikir. Membuat Galang was-was karena takut Raras akan pulang.
"Iya deh ya, Lang. Kayanya aku harus pulang dulu," ujar Raras menyentak diri Galang. Gadis itu kemudian berdiri meninggalkan kotak hitam diatas karpet. Galang yang cepat dan tanggap itu langsung menahan tangan Raras.
"Bercanda, ngapain pulang sih?"
Raras menoleh, menatap aneh pada Galang yang sekarang raut wajahnya tengah dirundung kepanikan. "Bersihin kosan, udah lama juga ga pulang."
Galang berdecak malas, sudah tidak memiliki minat sebenarnya kalau harus membahas Raras yang harus pulang ke kos-kosan. Ingat kalau hidup Raras lebih banyak dihabiskan di rumah Galang? Itu semua akal-akalan Galang agar perlahan Raras mau meninggalkan kosan itu. Meski ide itu berjalan untuk beberapa waktu, tentu saja tidak bisa membuat Raras bertahan selama itu.
"Barang-barang di kosan pindahin kesini aja. Jangan balik kesana lagi kenapa sih, Ras? Udah, stay disini aja," protes Galang.
"Makanya cepet lulus biar bisa ngelamar aku, terus kupindahin nanti barang-barangku kesini."
Ooh, kode?
.
.
.ada beberapa orang yang protes kenapa
raras-galang pakenya lo-gueemangnya kalian setuju kalo gue
ganti jadi aku-kamu?gue sih engga, yakali anjing nurutin mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG
Random❛❛i want your hug.❜❜ part of MY BOY ©hykaaz9, Juli-2019 cover by @JWLinTheCrown