Sinar matahari sudah mulai memenuhi kamar itu. Cukup menyilaukan hingga membuat Galang terpaksa bangun dengan sedikit kesal. Oke, sinar matahari pagi adalah hal pertama yang Galang benci hari ini.
Didekapannya, Raras ikut bergerak tak nyaman saat Galang mulai melepaskan pelukan. Oh, iya.. Raras, melihat gadis ini membuat Galang kembali membenci dirinya sendiri.
Semalaman dia hanya bisa menjadi tempat bersandar Raras ketika menangis tanpa bisa membalas semua perlakuan preman yang sudah berani menyentuh gadisnya ini. Ya.. dendam Galang belum terbalaskan, pukulan yang dia berikan tadi malam rasanya belum cukup membayar semua ketakutan Raras akan pria-pria bajingan itu.
"PAK BOS, KELUAR PAK BOS! DICARIIN PAPI NOH DI RUANG TAMU JANGAN TAUNYA MOLOR AJA WOI BANGOOOOOOOOON." Pun suara itu membuat Raras terpaksa membuka kedua matanya yang masih terasa berat.
Galang menatap pintu kamarnya geram, "FATHAR BRENGSEK!" umpatnya keras membuat Raras mau tak mau terkekeh setelahnya.
"Jam berapa?" tanya gadis itu.
"Gak tau, delapan kayaknya."
"Siang banget."
Galang mengusap rambut Raras lembut. Hal itu membuat Raras menatap Galang dengan tatapan bertanya, seolah perlakuan pacarnya ini adalah hal aneh yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
"Kenapa?"
"Lo tidur lagi aja. Mata lo bengkak banget."
"Gak mau," ujar Raras kemudian beranjak dari tidurnya melepas pelukan Galang paksa. Berjalan sempoyongan mengambil karet ikat yang terletak diatas nakas kemudian mengikat rambutnya asal.
Galang hanya menatap Raras dalam diam, sebelum akhirnya berkata, "keluar nanti dikasih omelan Shasa. Mau?"
"Gak papa, aku laper juga pengen makan. Kayanya udah ada yang masak di bawah. Cepetan bangun ih Galang!!" perintah gadis itu dengan rengekan.
"Sini sun dulu."
"SAN SUN SAN SUN MASIH PAGI YE, JANGAN JADI BEGUNDAL LO, LANG! RARAS SAYANG AYO MAKAN SINI DITUNGGU YANG LAIN!"
Hal kedua yang Galang benci hari ini, teriakan Shasa.
☘️☘️☘️
"Cahaya kapan lahiran? Santai banget ini pasutri padahal umur hamilnya udah tua," tanya Shasa sembari mengambilkan nasi ke dalam piring milik Rifky.
"Dua minggu lagi kaya dokternya. Tenang sih Sa, Dandi udah ngurus semua. Kebutuhan gue juga udah disiapin di rumah sakit," jawab Cahaya. Tangan wanita hamil itu menerima sodoran piring -yang sudah lengkap dengan lauk- dari Dandi.
Dandi berdecak, "jangan raguin gue, Sa. Gini-gini gue tipe lelaki siaga loh. Gak kayak ono tuh yang makan aja kudu disiapin ceweknya."
"Nyindir gue lo?" ujar Galang kesal. Lainnya tertawa, namun Raras hanya bisa tertawa pelan lantaran bibirnya masih perih bekas luka semalam. Gadis itu tengah menyiapkan piring makanan untuk Galang.
"Misi lah gan, ini ndak ada yang mau ngambilin makan buat gue?" tanya Fathar.
"Makanya cari cewek, bego!" balas Andra sembari menerima piring dari Alin.
"Udah ada target tau si Fathar, tinggal gas aja," jawab Alin membuat semua yang ada di meja makan terdiam sebentar dan menoleh ke arah Fathar bersamaan.
"Lha? Yang waktu itu Yaya ngidam liat pacarnya Fathar, lo gak bercanda Lin?" tanya Nando memastikan.
"Bicaramu jahat sekali, wahai papi."
Rifky dengan mulut penuh ikut berbicara, "waktu itu Rifky pernah dikasih tunjuk fotonya. Cakep banget nggak bohong kak, kan ya nggak percaya masa modelan barbie begitu suka sama boneka chaky."
"RIBUT AJA LAH KITA YA, ONE BY ONE! JAHAT BANGET SEMUANYA, ATI ATI GAIS YA. TUHAN NGGAK PERNAH TIDUR, INGET!"
"Serius cakep?" tanya Cahaya masih tak percaya.
"Heem Ya, cakep. Maba idaman semua kating, itungannya ya sempurna banget lah jadi cewek. Kekurangannya cuma satu, mau aja dideketin Fathar," jawab Alin.
"Ndra, minta izin nabok pacar lo boleh ndak?"
"Bacot ah, Alin bener kok." Mendengar itu Fathar hanya bisa menahan napas marah.
"Bentar lagi bini gue lahiran. Kalo sampe hari-H kaga lo bawa tuh cewek, gue pukul ya?" ancam Dandi.
"Ikut mukul," imbuh Nando.
"Mau juga," ujar Andra.
"Rifky ikutan."
"Ikut," ucap Galang.
"Cupu, mainnya keroyokan. Bahkan nih ya ntar pas Yaya lahiran, gue ajak dah dia," jawab Fathar bangga. Senyum di mulutnya tercetak jelas membuat Galang yang melihatnya menahan gejolak ingin muntah yang tiba-tiba muncul di perutnya.
Iya, semenjijikan itu senyuman Fathar.
.
.
.nantikan kisah Fathar ya gais *wink
gue tuh pengen namatin ini cerita biar bisa
bikin cerita lainnya, tapi ndk rela gitu
ninggalin kalian huhujadi lah gue bikin konflik kecil kaya gini
biar ada alasan buat ndk namatin inisayang kan aku sama bapakmu💗
ndk geng, sama kamu lah💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG
De Todo❛❛i want your hug.❜❜ part of MY BOY ©hykaaz9, Juli-2019 cover by @JWLinTheCrown