31. Kelas Online

14.6K 1K 54
                                    

"Pesen galon, Lang!" ujar Raras seraya mengguncang bahu Galang yang sedang asik bermain game. Dirasa tak ada respon, Raras mengintip layar handphone yang menampilkan salah satu game online kesukaan Galang.

"Galang ih, ngegame mulu."

"Ahilah ngegame mulu apaan sih, baru juga dua menit yang lalu lo nyuruh gue masang tabung gas," jawab Galang sedikit kesal karena ketenangannya sudah dihancurkan oleh kesayangannya.

Raras tersenyum gigi, kalah argumen dengan Galang karena memang nyatanya baru saja tadi ia menyuruh pacarnya itu mengganti tabung gas dengan yang baru. Namun hal itu tak menghalangi kegencarannya untuk membuat Galang memesan galon. Raras tetap mengguncang lengan Galang membuat pria itu berdecak marah.

"Pesen galon doang, habis ini gue mau main. Lo kalo ngeganggu terus gue bunuh beneran," ancam Galang menatap sebal.

"Emang tega bunuh aku? Nanti siapa yang puk-puk pas kamu tidur? Nanti siapa yang masak, bersihin rumah, nyuci baju, nyuci piring, ganti sprei, siapa Lang?"

"Nyari pembantu."

"Yang puk-puk?"

"Pacar baru."

Raras berdesis, "yauda ah mau pulang aja sekalian, jangan lupa tuh galon dipesen abis itu pasang."

Saat Raras ingin beranjak, Galang dengan cepat mengecup bibir gadis itu. Raras kaget namun tak menghentikan geraknya untuk pergi. Dia berdiri kemudian menggabungkan rambutnya menjadi satu kemudian ia kuncir.

Celana setengah paha biru muda, kaos putih polos yang kebesaran, keringat yang sedikit keluar, dan rambut yang dikuncir kuda itu membuat Galang menatap Raras tanpa kedip. Itu.. sexy...

"Jangan pernah lo keluar rumah dengan keadaan kaya gitu!" ujar Galang memperingatkan.

"Dih, lo siapa ngatur-ngatur?"

Galang berdecak, "Raras, serius.."

"Iiih kenapa emang sih? Enak tau pake ginian, gak gerah." Raras membenarkan kuncirannya lagi sebelum mengambil handphone Galang yang tergeletak di atas kasur untuk ia charge.

"Nurut, ege."

"Iya iya yauda sana pesen galon abis itu makan noh. Aku mau kelas online habis ini, lo kalo ngeganggu lagi gue tusuk!"

Galang mendelik, "ganti baju dulu tapi."

"Ah elo mah bikin lama, keburu mulai ntar dosen ngamuk gue seret nama lo nanti ya."

"Lo bersihin diri lo dulu, ganti baju sebentar aja ga usah nolak. Ga nurut gue bunuh ntar," ucap Galang final sebelum keluar dari kamar.

Raras yang melihat itu heran sebentar. Galang memang selalu memperhatikan pakaian ia kenakan. Jarang sekali Galang mengkritik pakaiannya karena memang Raras juga tidak suka memakai pakaian yang aneh-aneh seperti yang dipakai oleh orang-orang. Pakaian Raras pun rata-rata kebesaran dan berlengan agak panjang. Namun kali ini entah alasan apa Galang tiba-tiba menyuruhnya berganti baju.

Bingung, tapi Raras lebih memilih untuk menurut. Lebih baik dihujat teman-temannya dan dosen karena terlambat daripada harus membuat Galang mengeluarkan tanduknya.

Setelah menuruti apa yang Galang ucapkan, Raras memulai kelas online nya bersamaan dengan Galang yang baru saja masuk ke dalam kamar.

"Lo telat sekali lagi di D.O dari kampus ya, Ras," ucapan Cahaya langsung terdengar saat Raras baru saja bergabung.

"Gapapa, ga usah kuliah juga gapapa kok," timpal Galang seraya mengambil handphone yang tadi sempat dicharge oleh Raras.

Santai saja, dosen yang seharusnya bergabung katanya harus ke kamar kecil sebentar. Jadi hanya ada mahasiswi dan beberapa mahasiswa saja yang ikut kelas online kali ini.

"Ngikut aja lo bang," jawab Cahaya.

Raras meletakkan laptopnya diatas meja yang sengaja ia bawa ke atas kasur, sedangkan dirinya duduh bersila dan bersandar pada sandaran tempat tidur. Tentu saja ia tidak membawa buku, bolpen atau hal sejenisnya karena ya memang dia malas mencatat saja.

Posisi ini tentu saja dimanfaatkan dengan baik oleh Galang. Pria itu tiduran diatas pangkuan Raras kemudian mulai bermain game online. Raras berdecak, memang yang namanya Galang tidak akan pernah membuatnya beraktivitas dengan tenang. Untung saja Galang tidak tersorot kamera, jadi tidak akan ada yang menyadari intensitas Galang kecuali Alin dan Cahaya yang bisa merasakan hawa tidak enak pada Raras. Insting teman wanita selalu benar, jangan ragukan itu.

Waktu-waktu selanjutnya harus dilalui Raras dengan menahan jengkel akibat Galang yang tidak berhenti mengganggunya. Mulai dari bergerak terus menerus, memeluk perutnya kemudian menggelitikinya, hingga usil mencium perut rata Raras.

"Baik sekian mata kuliah saya untuk hari ini, tugas yang saya berikan tadi tolong dikirim lewat e-mail ya. Tidak usah terburu-buru mengerjakannya, kumpulkan kalau memang sudah siap. Batas waktu pengumpulan hingga libur sudah berakhir." Begtulah kuliah online ini ditutup.

Satu detik setelah Raras mematikan laptopnya, tangannya sudah bergerak memukul jidat Galang. "Heh! sembarangan lo ya asal pukul-pukul aja!" kesal Galang mengusap bekas pukulan Raras.

Tangan Raras pun ikut mengusap, sadar kalau memang pukulannya tadi menggunakan tenaga dalam. "Salah siapa sih ngeganggu?"

"Ngeganggu atau engga juga sama aja ya, lo gak bakal paham tuh dosen ngomongin apaan."

"Ya tapi ga usah usrek-usrek juga sih Galang! Kalo temen-temen gue tau ntar gimana? Ntara gue dikira apaan lagi kondisi kaya gini kok malah serumah sama cowok. Ntar dikira apa-apa gimana. Kan mereka gak tau kalo kita.."

Galang mengecup bibir Raras kilat.

"Tinggal kawin aja kan, biar mereka jatuhnya gak fitnah."

.
.
.

STAY SAFE SAYANG❣️

jangan keluar rumah kalo gak perlu
selalu cuci tangan kalau habis pegang sesuatu
tolak salaman, atau kontak fisik sama orang
di rumah aja, baca novel, ngedrakor,
menyambung ekor beruang, minum coklat
panas, menunggu ayam jantan bertelur,
ngap ngep ngop POKONYA GUA GA MAU DENGER
KALIAN SAKIT KRN AQ SYANK GALANG.g
ak synk klyan heuu

HUGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang