"Ga usah nangis, cengeng ih," gurau Raras yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Galang. Dia masih sibuk mengeluarkan air mata kecewanya didalam dekapan gadis itu.
Air mata yang langka,
Kini tengah mengalir dengan derasnya. Tengah mewakilkan perasaan sadar atas apa yang selama ini dia perbuat terhadap satu gadis yang paling dicintainya.
Galang pernah merasakan kehilangan.
Bahkan berkali-kali.
Dia kehilangan mama nya yang bahkan belum pernah dia lihat selama dia hidup.
Dia kehilangan kakak yang selalu menyayanginya.
Dia kehilangan peran ayah di dalam kehidupannya.
Dia kehilangan kasih sayang yang seharusnya didapatkan oleh seluruh manusia.
Dan lagi,
Dia pernah hampir kehilangan nyawanya di tangan wanita kejam yang memakai topeng 'ibu tiri' untuknya.
"Jangan deket-deket sama cowo," gumam Galang.
"Ya udah jauh-jauh sana!" usir Raras membuat Galang mengernyit, sedetik kemudian cowok itu mendorong kepala Raras dengan telapak tangannya.
"Ya maksudnya itu selain gue, dodol. Lo kuliah faedahnya apa sih kalo masih tolol gini!"
Heran ya, pacaran rasa musuh.
"Iih, iya iya. Kamu kalo nampol lagi, aku keluar ya, Lang. Lagian tu si Ran itu kemaren cuma ga sengaja ketemu di cafe--"
"--lo ngapain di cafe ga ngasih tau gue?!"
"Udah Galaaaaang, tapi kamu nya ga bales chat aku. Mau aku kasih buktinya? Sampe sekarang belum kamu bales loh itu chat," ujar Raras sedikit tidak terima.
"Ga, ga usah," elak Galang merasa tidak mau mendapat rasa bersalah lagi.
Cukup lama mereka diam dengan Raras yang masih terus mengusap bagian belakang kepala Galang, sedangkan cowo itu hanya diam saja sedari tadi.
Merasa ada yang janggal, Raras mencoba melihat wajah Galang. Dan ternyata cowok itu sudah tidur hangat di pelukannya. Dengan tangan cowok itu yang masih setia berada di pinggangnya.
"Lo itu kakak kelas terkuat yang pernah gue temuin, Lang. Tetep jadi kak Galang yang gue kenal ya?! Gue sayang lo.."
☘️☘️☘️
"Dari tadi aku cariin di rumah tapi ternyata lagi enak-enakan makan disini ya kamu!" omel Raras sambil menarik telinga Galang yang tengah duduk di depan rumah dengan sepiring mie tek-tek di tangannya.
"Aw, iih, Ras, astaga, sakit ini woeee!!" Galang mencoba melepaskan tarikan tangan Raras pada telinganya.
"Lagian udah bikin khawatir sih. Mana beli mie tek-tek cuma satu lagi. Aku kan pengen, Galaaaaaang. Ga peka banget si.. Sebel gue," kesal Raras melepaskan tangannya.
"Cerewet bat sih lo! Tinggal minta sama mamangnya itu masih ada di depan. Ga usah manja ya, gue mau tidur lagi." Galang beranjak dari duduknya setelah meletakkan piringnya ke atas meja kecil di samping kursi tempat dia duduk tadi.
"Ya udah sana, silahkan tidur, sana. Silahkan aja silahkan. Gue mau makan," ucap Raras dengan tawa tertahan.
Galang tersentak oleh satu fakta dimana dia tidak bisa tidur dengan tenang sendirian sebagaimana manusia biasanya tidur.
Ia kembali di hadapan Raras lalu buru-buru mengapit leher Raras diantara ketiaknya. Membuat Raras sedikit kesulitan bernapas, namun umpatannya masih bisa Galang dengar.
"Makannya yang cepet, Ras. Gue mau tiduuuuuurr.." rengek cowok itu sambil memutar tubuh Raras ke kanan dan ke kiri.
.
.
.
yang pengen punya pacar kek Galang?SAYAAAAA
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG
Random❛❛i want your hug.❜❜ part of MY BOY ©hykaaz9, Juli-2019 cover by @JWLinTheCrown