10. Temenin

23K 1.3K 43
                                    

Untuk kesekian kalinya Raras menggelengkan kepalanya keras tanda menolak ajakan Galang yang saat ini sudah seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan. Untuk kesekian kali pula, Galang memeluk Raras erat dan melontarkan berbagai rayuan agar ia berhasil mengajak Raras keluar.

"Jahat banget sih lo. Temenin aja kenapa sih, sebentar doang. Ga aneh-aneh kok, Ras."

"Ngga! Kamu ngga bisa dipercaya, Lang. Nanti aku ditinggalin lagi. Kamu sendirian aja, ya?" bujuk Raras berada di dekapan Galang.

"Ya udah, gue ga jadi pergi."

"Loh?! Gimana si, tadi ngebet pergi," heran Raras menjauhkan kepalanya dari Galang.

"Habisnya lo ga mau ikut."

Raras menghela napas sebentar, kemudian membalas pelukan Galang dengan sabar kemudian berkata, "ini kan acara reuni SMP kamu. Masa aku ikut si. Kan aku ga kenal semuanya."

"Kan ada gue. Gue juga lupa sama temen-temen SMP gue siapa aja. Gue ngebet ke sana cuma gegara pengen ketemu guru SMP aja, habis itu balik."

"Eh? Serius ga kenal sama temen SMP? Kamu ga punya temen?"

"Mereka ba--"

Galang mengeratkan pelukannya pada Raras. Kepalanya berdenyut nyeri, seluruh tubuhnya tiba-tiba merasakan sakit lama yang dulu pernah ia dapatkan semasa SMP. Banyaknya caci maki yang ia dapatkan berlatar belakang seorang wanita yang memprofokasi semuanya.

Pukulan-pukulan yang ia dapatkan kini terasa lagi saat dia mengingat masa-masa itu. Tangannya semakin erat melilit tubuh Raras, kepalanya ia tenggelamkan sedalam mungkin ke pundak gadis itu. Matanya memejam erat berusaha menghentikan memorinya yang terus berputar.

Sedari tadi pun Raras dibuat kebingungan dengan tingkah Galang. Namun dia berusaha membuat Galang senyaman mungkin dalam dekapannya. Jari-jarinya tidak berhenti mengusap punggung dan kepala belakang Galang. Dia tau, ada sesuatu yang mengusik Galang di masa SMP nya.

Butuh waktu cukup lama untuk menunggu Galang seperti semula. Cowok itu sedari tadi hanya mendekap Raras erat. Galan melemaskan tangannya di punggung Raras, cowok itu terdengar menghela napas berat kemudian mencium pundak Raras sekali sebelum ia meletakkan kepalanya disana.

"Udah, ga usah diinget," gumam Raras mengusap pundak Galang.

"Sakit," lirih Galang.

"Maaf ya, aku terlalu penasaran."

"Ngga."

Raras tesenyum tipis. Sejujurnya gadis itu begitu penasaran dengan apa yang terjadi pada Galang di masa lalu, namun ia lebih memilih untuk diam mengingat Galang yang selalu bereaksi kesakitan saat dia mulai menanyakan itu.

Sama halnya dengan Raras, Galang juga ingin memberitau semua kisahnya, agar tidak ada lagi rasa penasaran dan rahasia diantara mereka. Tapi ingatannya yang suka berputar tanpa izin selalu mencegahnya. Membuat Galang harus kesakitan sebelum mengungkap itu semua.

Namun Galang masih bersyukur mempunyai Raras yang mengerti keadaannya. Mengerti bagaimana rasanya menjadi dia yang selalu dihantam rasa sakit pada fisik juga mental saat berusaha menceritakan semuanya.

"Aku ikut deh ya, Lang? Mau ketemu sama guru kamuitu. Mau ngenalin diri kalo aku itu pacarnya Galang, hehe..." gurau gadis itu yang berhasil membuat Galang tersenyum simpul.

"Ga boleh centil," peringat cowok itu sambil menepuk punggung Raras pelan.

"Ga bisa dong, kalo ada yang ganteng ya aku samper--"

Galang melepas pelukan Raras buru-buru. Cowok itu segera berdiri dan meninggalkan Raras yang sekarang tengah tertawa jahil.

Saat sudah mengambil beberapa langkah menjauh dari Raras, tubuhnya dipeluk dari belakang. Terasa Raras yang tengah berusaha meredakan tawanya.

"Ngga lah, kak Galang yang terhormat. Bisa mati aku kalo nyamper cowok."

Galang tersenyum miring kemudian berbalik untuk menggendong Raras ala koala. Sambil berjalan memasuki kamar, Galang berbisik tepat di telinga Raras, "Lo punya gue, selamanya bakal kaya gitu."

☘️☘️☘️

Raras tengah melipat baju Galang yang esoknya akan disetrika oleh pembantu rumah tangga saat Galang tengah asik berkutat dengan handphonenya diatas kasur.

"Kapan si reuninya?" tanya Raras menengok ke arah Galang sejenak.

"Besok malem."

"Kok mendadak?"

"Kenapa?"

"Aku kan belum nyiapin outfitnya Galang!"

"Ribet banget sih lo! Pake hoodie kan bisa."

"Palamu hoodie!" ucap Raras sambil meletakkan tumpukan baju ke dalam keranjang.

"Udah dibilang ga usah centil! Emang lo mau pake apa si? Baju kurang bahan? MAu gue bikinin? Tinggal gue gunting aja, sini yang mana!" ketus Galang tidak suka.

"Ya ngga gitu Galang, ish.. Kamu kalo ngga paham mending diem aja! Emang aku jamet apa pake baju kek gitu," kesal Raras merasa tidak suka dengan ucapan Galang.

"Ya habisnya lo kek pusing gitu mikir baju doang."

Raras menyingkirkan keranjang tadi kemudian naik ke atas kasur menyusul Galang yang memandangnya tidak suka. Gadis itu mengacak kepala Galang gemas.

"Gue cuma mau tampil pantas di samping lo. Nunjukin ke semua orang kalau Galang yang dulu sering dijadiin caci maki sekarang udah punya pacar cantik."

"PEDE BANGET LO KANCUT MIPER!"

"GALANG KAMPRET BENER SI! BENCI GUE SAMA LO!"

.

.

.

WEI AYO FOLLOW IG SAYA @/sheykkk04 YANG FOLLOWERSNYA GA SEBERAPA 

nanti kalian pas tau muka gw jangan ngehujat ya wkwkwkw

HUGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang