19. Nikah?

17.9K 1.1K 37
                                    

"Lepas, Lang. Nanti kalo yang lain dateng kamu malah diceng-cengin." Galang menggeleng didepan perut Raras. Tidak ingin bergerak apalagi pindah tempat. Tubuhnya sudah terlanjur nyaman dengan posisi ini. Tidur dipangkuan Raras dengan perut cewek itu yang berada tepat dihadapannya.

"Digrebek mampus," ujar Raras mengingatkan lagi.

"Biar sekalian dinikahin," balas Galang asal. Otomatis mendapat pukulan di bahunya, dari Raras.

"Iih, ga enak banget ngomongnya."

Galang mengernyit, diam beberapa saat kemudian membawa tubuhnya bangkit dari pangkuan Raras. Menatap gadisnya itu dengan pandangan tak suka.

"Ga enak gimana?" tanyanya ketus. Tangannya menghentikan kegiatan Raras yang tengah menata makanan di meja.

"Y-ya ga enak aja, Lang. K-kenapa? Aku ada salah bicara?" gugup Raras merasa ada hawa aneh yang tiba-tiba muncul diantara dia dan Galang.

"Ga enak gimana, Ras?"

"Lang? Kenapa sih? Ya ga enak aja gitu kamu tiba-tiba ngomongin nikah," jawab Raras takut.

Galang mengetatkan rahangnya, meremas tangan Raras yang ada pada genggamannya. Ada rasa marah yang membuncah kala mendengar Raras tidak setuju dengan pernyataannya.

"Emang ga mau gue nikahin?" tanyanya tajam. Tatapannya seakan menghunus Raras tepat di ulu hati. Cewek itu hanya diam menahan sakit yang dia rasakan saat tangannya diremas ganas.

Sederet kata yang dia siapkan seolah tertelan kembali saat Galang menghempas tangannya kasar. Galang melenggang pergi meninggalkan dia di ruang tamu. Tanpa pikir panjang, Raras menyusul pacarnya itu tepat sebelum cowok itu menaiki tangga menuju kamarnya.

Segera saja Raras memeluk Galang dari belakang, menahannya agar tidak melangkah lebih lanjut dan meninggalkannya dalam rasa bersalah.

Raras tidak bermaksud mengatakan itu. Dia memang tidak ingin mengungkit masalah menikah mengingat dia masih berusia sangat muda, berbeda dengan Galang yang terpaut usia beberapa tahun lebih tua darinya.

Bukan waktunya untuk membicarakan itu, begitu pikir Raras selama ini. Namun dia terus menyembunyikan pikiran itu dari Galang karena pacarnya tidak akan senang dengan hal ini.

Dia belum siap menikah sekaligus tidak siap kehilangan Galang.

"Maaf," ucapnya tenggelam pada punggung Galang.

Galang hanya diam. Tangannya mencoba melepas lilitan Raras dan berhasil pada sekali percobaan. Saat ingin kembali melangkah, Raras sudah berdiri didepannya dengan raut wajah ingin menangis.

Galang tidak tega, hanya saja emosi terlalu menguasai dirinya.

"Minggir!" usirnya.

"Lang, maaf. Ngga maksud buat bilang kaya gitu."

"Gue ga tanya juga."
"Mungkin memang bener, lo ga bakal mau nikah sama gue kan? Lo disini cuma kasian sama gue yang dililit trauma kan? Lo ngga bener-bener tulus sama gue, Ras. Harusnya gue udah sadar dari awal," ujar Galang beruntun membuat Raras mengernyit tak suka. Ada nada sedih yang dilontarkan Galang tadi.

Raras berjinjit kemudian mendorong tangannya untuk melilit leher Galang. Memeluk rahang cowok itu dan menatapnya dalam.

"Aku ga pernah bilang ga mau nikah sama kamu. Aku pasti mau, Lang. Tapi ada saatnya ngga seharusnya kita bicarain masalah itu disaat usia aku belum siap nerima hal kaya gini. Tulus? Aku bener-bemer sayang sama kamu. Aku tulus sama kamu. Ga pernah mandang semua kekurangan yang kamu punya termasuk trauma. Aku ga peduli. Aku sayang sama kamu itu murni dari hati aku. Ngga ada unsur terpaksa apalagi cuma modal kasihan sama kamu."

Terjadi jeda sebentar saat Raras mengecup pinggir bibir Galang.

"Ngertiin usia aku, kak Galang. Sabar sebentar lagi," lirihnya.

☘️☘️☘️

"KACANG GORENGNYA ENAK BANGET DAH. TAPI ASAL KALIAN TAU, DIKACANGIN TUH GA ENAK YA!" teriak Fathar menggelegar di seluruh penjuru rumah Galang.

Saat ini ruang tamu Galang tengah diepenuhi oleh anggota 'anti spaneng-spaneng club' yang membuat rumah ini menjadi sangat amat ramai. Apalagi kedatangan Fathar yang selalu membuat heboh suasana.

Karena sekarang, Dandi bersandar pada pundak Cahaya, Nando bermain game disamping Shasa, Galang berbisik-bisik pada Raras, dan Andra yang berbincang seru dengan Alin. Alhasil tersisa Fathar dan Rifky yang seolah hanya menjadi pelengkap saja.

"Peluk gue, Ky! Peluk gue sekarang!" ucap Fathar dramatis.

"Ogah!! Rifky engga mau jadi gay. Apalagi sama bang Patar," tolak Rifky mentah-mentah membuat Fathar mengerucutkan bibirnya.

Sekali lagi, apapun hal imut yang dilakukan Fathar akan terlihat menjijikan dimata orang-orang.

"Gue usir lo lama-lama!"

"Iya dah yang tadi ketahuan lagi ciyoom-ciyooman sama Raras. Mana ngegas lagi lakinya," sindir Fathar tepat menembus hati.

Memang tadi Galang yang terbawa suasana jadi melancarkan aksinya. Menarik paha Raras agar bisa lebih dekat dengannya. Melakukan hal yang memang biasa mereka lakukan sebagai pasangan muda. Dan tanpa sadar ternyata ada teman-temannya yang sudah menonton aksi itu secara live.

Jangan salahkan Galang.
Dia hanya menuruti nafsunya.

.
.
.
buntu terus gue tuh

btw nanti sekitar part 30 an cerita ini selesai ya? sebagai gantinya, seperti biasa gue bikin cerita baru yang masih ada hubungannya sama ANTI SPANENG-SPANENG CLUB. masih lama juga, santuy aja.

rela ga?

HUGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang