"HAPPY GRADUATION, BANGKE!!" Beberapa orang menatap sinis pada segerombolan manusia yang berkumpul didepan pintu ruang sidang. Namun tak menampik pula bahwa ada yang ikut tersenyum mendengar itu.
"Di dalem masih ada dosen bego!" maki Galang tidak habis pikir dengan teman-temannya yang ajaib ini.
Mereka hanya tertawa kemudian sedikit menjauh dari ruangan sidang itu. Raut bahagia jelas tercetak jelas di wajah wajah manusia-manusia ini. Tak ayal jika mereka ikut senang dengan keberhasilan teman yang sudah dianggap saudara.
"Lang!" panggil Raras seketika membuat teman-temannya diam. Mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya, ditinggalkanlah Galang dan Raras berdua disana.
"Selamat atas lulusnya," ujar Raras seraya menyerahkan buket bunga yang berukuran sedang. Galang tak bisa menahan untuk tidak memeluk Raras, ditariknya tangan gadis itu hingga jatuh kedalam dekapannya. Galang menenggelamkan wajahnya kedalam ceruk leher Raras, menyembunyikan air matanya yang sudah tidak bisa dibendung lagi.
"Makasih udah nemenin," bisiknya pelan.
Raras terkekeh kemudian membalas pelukan Galang seraya mengusap punggung pria itu. Untung saja disini tidak terlalu ramai orang berlalu lalang. Terkutuklah Galang yang tiba-tiba memeluknya tanpa aba-aba.
"Kok nangis sih?" canda Raras memukul punggung Galang. Yang dipukul melepas pelukannya perlahan, menyeka air mata yang tersisa di wajahnya.
"Ayo nikah, Ras."
"GALANG HAYANG KAWIN BU GURU!" Galang menggeram keras saat mendengar teriakan Fathar, benar-benar akan dia habisi lelaki itu nanti. Sedangkan Raras tertawa melihatnya, menggandeng tangan Galang untuk mengikutinya.
"Nanti dibicarain lagi ya," ujar Raras seraya tersenyum lembut. Mau tak mau Galang ikut tersenyum mendengarnya. Benar apa kata Raras, mereka juga perlu membicarakan hal lain.
Galang dan Raras sudah mengambil mobil di parkiran, mereka saat ini tengah berada didepan gedung kampus bersama yang lain.
"Hanamasa ditraktir Galang, gas ya?!" tanya Dandi yang lebih seperti paksaan. Galang hanya mengangguk, membuat semua orang tersenyum senang kemudian memulai perjalanan menuju restoran yang disebutkan tadi.
Posisinya Galang dan Raras berdua didalam mobil Galang. Shasa dan Nando di mobil mereka. Fathar dan Rifky menaiki motor Fathar berdua, Alin dan Andra menaiki motor Andra. Sedangkan Cahaya dan Dandi tentu saja berada didalam mobil Dandi.
"Habis ini nyusul Dandi gih, Lang," ujar Nando sembrono saat mereka sudah selesai memesan makanan. Lengannya dipukul oleh Fathar sebagai tanda protes.
"Cari kerja dulu lah anjir, mau dikasih makan apa Raras kalo bang Galang gak kerja." Kini, giliran jidat Fathar yang menjadi sasaran pukulan Nando.
"Goblok banget udah berapa tahun kita temenan dan lo ga tau kalo Galang ada perusahaan sendiri?"
Fathar mengerjapkan matanya. Berusaha menelaah satu fakta yang baru saja ia dengar dari Nando. Gila, dimana saja dia selama ini hingga kenyataan besar semacam ini baru ia ketahui?
"Bang Galang, serius????" tanyanya seolah masih tak percaya. Sedangkan Galang hanya menatap datar, tatapan tak berarti yang dianggap Fathat sebagai jawaban 'iya'.
"Bego banget, heran gue sama lo," ejek Shasa melirik Fathar malas.
"Anjim," maki Fathar setelah cukup lama terdiam.
Dandi menggeleng pelan, kemudian menatap Galang dengan satu senyuman tipis yang terukir di bibirnya. "Langsung sebar undangan aja dah, kalian kelamaan berbuat dosa loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG
Random❛❛i want your hug.❜❜ part of MY BOY ©hykaaz9, Juli-2019 cover by @JWLinTheCrown