Kehilangan

439 45 7
                                    

Kami bertolak ke Bandung, sedih sebenarnya meninggalkan Lia, Liu dan juga keindahan pantai Aceh. Tapi mengingat misi kita sudah selesai, jadi kita harus pulang. Kami memilih penerbangan siang hari, sehingga sampai ke kota Bandung sore hari.

Tak lupa juga aku mengabari umi saat di bandara, bahwa aku akan pulang ke Bandung dan akan menginap dirumah Ake selama 3 hari.

"Hati-hati sayang, baiklah 3 hari lagi umi dan Abi akan menjemputmu" balas umi.

Waktu berjalan begitu saja, kami sudah tiba di Bandara Husain Sastranegara Bandung, ake segera memesan taksi untuk pulang.

Setelah tiba dirumah Ake, kami disambut hangat oleh Nene juga makanan yang telah dihidangkan untuk makan malam nanti.
Setelah makan malam aku pamit untuk tidur.

"Ake, terimakasih untuk liburannya, aku sangat senang" ucapku seraya memeluk ake.

"Ake senang bila cucuku senang" seraya mengusap lembut rambutku.

"Istirahatlah, Ake tahu Zila sangat lelah" lanjut Ake. Aku hanya mengangguk.

"Bubu ayo" ajakku

"Zila, bolehkah aku mengobrol dengan Ake sebentar saja?" Tanyanya.

"Baiklah. Aku akan tidur duluan" pamit ku, aku tidak mencari tahu apa yang Ake dan bubu bicarakan, karna aku sudah ingin istirahat.

3 hari berselang, tak terasa liburan akhir tahunku hampir habis.

Kembali ke sekolah..
Kali ini hari pertamaku duduk dikelas 4. Saat dimobil biasanya aku bercanda ria dengan Hafizh, tapi sekarang tidak.

"Abii, biasanya kita berangkat sekolah dengan Hafizh kan?" Ucapku pelan sambil terus memandang keluar jendela.

"Zila sayang, jangan sedih begitu, Hafizh juga pasti merindukanmu. Nanti kita kirim pesan padanya ya" bujuk Abi sama sekali tak bisa mengubah rasa kesepian ku.

Setiap hari di sekolah semua berjalan seperti biasa, seperti tak ada warna. Prestasiku naik, tapi aku tak bahagia, semua biasa saja. Sampai kenaikan kelas 5 pun biasa saja walaupun tercetak rangking 1 pada raporku. Ya. Semua berjalan seperti biasa, selama 2 tahun tak ada keanehan yang berarti, semenjak kepindahan Hafizh dan setelah aku membantu Lia di Aceh saat itu.

Yang sering aku lihat hanyalah bubu, sesekali aku melihat Barbara ditaman komplek.

Sampai akhirnya tiba pada liburan kenaikan kelas, abi mengajak aku, umi, Ake dan nene untuk berlibur di sebuah villa di Lembang Bandung. Ya. Hanya villa sederhana dengan udara yang sangat menyejukkan.

Ku lepas penat dengan berdiam di balkon atas. Bersama bubu yang sedang melihat-lihat ruangan di villa itu.  Umi dan nene nampak sibuk menyiapkan keperluan untuk makan malam nanti. Aku mengedarkan pandangan ke lain arah, disana terlihat pemandangan yang sangat cantik.

Ya. Padatnya kota Bandung terlihat jelas dari atas sini, mungkin akan menjadi lebih indah bila melihatnya sewaktu malam. Di sana juga ada sebuah bukit kecil, yang kurasa tak ada pembatasnya. Dan dibawahnya terlihat seperti hutan.

Tapi tunggu!. Siapa orang yang berdiri di bukit itu? Dia nampak berjalan dengan santai, dia terlihat seperti orang yang ku kenali.

"Apa itu Ake?" Gumam ku

Dia terlihat meregangkan otot tubuhnya dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Aku melihatnya berbalik menghadap ke arahku, dan dia melambaikan tangan lalu menjatuhkan diri ke hutan dibawah bukit itu. Saat itu aku yang sedang memperhatikannya, benar-benar kaget bukan kepalang.

"Ake!!!!!" Teriakku sambil bergegas lari menuruni anak tangga.

"Zila, ada apa?" Tanya bubu buru-buru. Aku tak menjawab pertanyaan bubu, aku hanya menangis sambil terus berlari ingin keluar.

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang