Melihatnya Pertama kali

4.9K 218 1
                                    

Umi kelihatan nya keheranan dengan sikapku yang sering tiba tiba  tertawa dan menangis sendiri, keheranan umi lebih meningkat apabila aku menyebutkan kata "bubuu" . Begitu aku bilang bubuu umi langsung menatap sekitar dan langsung membawaku ke dalam kamar untuk segera tidur ataupun beraktifitas yang lain. Suatu malam umi mengobrol dengan abi,

"abii ko umi merasa aneh yaa dengan sikap zila akhir-akhir ini" ucap umi dengan nada heran

"umii.. ga ada yg beda ko dari anak kita, dia sama sperti anak anak lainnya kan? Apa yg umi cemaskan? Ucap abi berusaha meyakinkan

"abii pokonya minggu ini kita adakan pengajian dirumah kita ya abii, semenjak kita pindah 2 tahun lalu belum ada lagi pngajian warga kan dirumah kita" ucap umi cemas

"minggu ini ya? Eumm baiklah umi, kita undang saudara dan tetangga yaa" ucap abi yg setuju
dengan saran umi untuk mengadakan pengajian warga minggu ini, umi hanya mengangguk tak ada kata apapun.

Minggu Sore pengajian dimulai, keluarga serta tetangga berdatangan banyak juga ternyata teman 2 tahun sebayaku, khusus untuk anak anak mereka ditempatkan dikamarku dengan dijaga oleh 3 baby sitter, ketika dikamarku sedang banyak anak sebayaku tiba tiba umi memanggilku

"zilaaa, sini sayang ketemu kakek dulu yu" umi membawaku bertemu dengan kakek.

Aku memanggilnya dgn sebutan ake sedangkan umi dan abi memanggilnya dgn sebutan ayah. Terlihat ake dan nne sedang duduk menunggu kedatanganku.

"Uuhhh cucu kakeek" begitu kata ake sambil melemparkan senyuman bahagianya kepada para tamu yg ada dirumahku saat itu, lama ake
berbincang dengan tamu tamu, setelah acara slesai ake melihat lihat rumahku, mengajaku ke halaman belakang dan menikmati sejuknya senja saat itu.

"Kee bubuu" ucapku

"bubuu? Siapa itu sayang? Cucu kakek rupanya udh punya temen yaa? Mana bubuu mana?"

"Tuuhh bubuu"

"eum namanya bubu? Bubuu sini bubuuu kakek mau kenalan"

"ayaahh mari makan dulu bareng ibu" ucap umi

"iyaa iyaa ayo"

"biar shala yg pegang zila ayah" lalu umi yg bergantian menggendongku.

*ruang keluarga*
berbincang, tertawa ria, makan bersama pun selesai, umi pun berdiri menggendongku dan menurunkan ku tepat di sebelah abi.

"ayoo jalan duluu, ake mau liat zila jalan katanya" aku dipegangi oleh abi untuk mulai langkah

"mmiiii"

saat aku mulai melangkang tiba tiba aku melihat bayangan bubu dibelakang umi, seperti biasa aku tidak takut karna itu hanya bayangan nya. tapi bayangan itu perlahan lahan menjadi jelas! aku seketika terkejut dan langsung berteriak menangis ketakutan dan seketika semua keluarga bertanya tanya ketika melihatku tertegun tak bergerak tapi menangis dengan keras, tiba tiba umi langsung membawaku keluar rumah diikuti oleh abi, nenek, om dan juga tanteku. Aku yg saat itu masih menangis ketakutan dibujuk rayu oleh umi agar tangisku berhenti namun semua itu gagal..
tangisanku mengalahkan bujuk rayu
semuanya.

Tiba tiba ada yg memanggil abi

"kang zidan dipanggil ayah" itu suara om ku
katanya abi dipanggil oleh ake.

"Zidan ayah mau bicara sebentar dihalaman belakang" abi hanya mengangguk saja,

"zidan jangan kaget, anakmu sudah punya teman baru disini dia sama seperti zila masih kecil, hanya saja dia baru menampakkan sosok aslinya makanya zila sampai menangis menjerit seperti itu" abi hanya melotot keheranan

"tapi jangan khawatir teman nya yg zila sering panggil dengan sebutan bubu ini tak akan menyakiti anakmu, dia akan menjadi teman baik anakmu, akan menjadi penjaga pula untuk anak sekecil cucuku itu" abi hanya tertunduk lemas mendengar ake menceritakan bubu

"sekarang bawa zila menginap dirumah ayah satu malam saja karna bubu tidak sanggup melihat zila yang masih menangis menjerit seperti itu, bahkan kelihatan nya ada penyesalan ketika dia memperlihatkan
sosok aslinya kepada anakmu, sekarang ayo kita pulang" abi hanya mengangguk dan segera bergegas menuju garasi.

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang