siapa orang itu?

1.4K 69 1
                                    


Aku tersentak mendengar rio menceritakan bagaimana dia kehilangan nyawanya. Ada perasaan menyakitkan, sakit sekali.

"Rio.. Aku ingin memelukmu, bolehkah?" tanyaku. Rio hanya memandang dan mendekat ke arahku.

"Aku dan teman-teman akan berusaha membantumu" lirihku pada rio.

"zila.. Pelukanmu terasa hangat, sehangat pelukan yang nene selalu berikan padaku" ucapnya sambil sedikit tersenyum.

"Baiklah kita harus mulai dari mana?" tanya hafizh

"Ada baiknya kita tahu dulu, dimana terjadinya kejadian mengenaskan itu" jawab ranu.

"Dipusat kota" jawab rio dengan tatapan tajam.

Setelah obrolan tadi, senja berganti malam. Rio, jack, ranu dan hafizh pamit pulang. Sebelumnya ada hal yg aku rencanakan dengan hafizh terkait bagaimana kita bisa ke pusat kota, bermain di pasar malam dll.

"Abii.. Umii.." panggilku ditengah makan malam kami

"Ada apa sayang?" tanya abi

"Abi.. Bolehkah kita berkunjung ke pasar malam? Zila ingin kesana"

"Putri umi blm tau pasar malam ya?" tanya umi, aku hanya menggeleng.

"Kasian sekali, baiklah besok sore kita berangkat" ucap abi

"Mengapa sore abi? Kita akan ke pasar malam bukan?" tanyaku tak mengerti

"Yaa sayang.. Tapi kita pasti terjebak kemacetan, karna pasar malam letaknya di pusat kota" Jelas abi.

Bubu saat itu langsung saja kerumah hafizh untuk memberitahu bahwa besok sore akan menuju pasar malam.

Besok sore..
Hafizh sudah berada dihalaman depan rumahku, tak lupa jack dan ranu juga ikut. Aku yg baru saja selesai mandi segera turun untuk menemui hafizh.

"Halo Hafizh.. Dimana rio?" tanyaku

"Oh iya.. Akan aku jemput dia" ucap bubu

"Aku ikut" susul ranu

Tak menunggu waktu lama mereka pun datang.

"Kita berangkaat" ajak abi.

Kemacetan di jalanan kota membuatku sempat bosan. Tapi abi selalu bisa mencairkan suasana. Tiba kami dipasar malam pukul 6 sore. Umi dan abii langsung menuju kafe yang ada di sebelah pasar malam itu.

"Sayang.. Abi dan umi menunggu disini ya.. Kalian tidak boleh bermain melebihi pasar malam ini"

"Siap" ucap hafizh dengan semangat.
Selanjutnya kita berlarian menuju pasar malam dengan berbekal uang.

Saat memasuki pasar malam disana sangat ramai walaupun belum terlalu malam.
"Waahh.. Bubu, aku baru tahu kalau pasar malam seramai ini"

"Ini pasar malam yg berada dipusat kota sudah pastilah ramai" ucap rio sambil tersenyum.

"Rio.. Bolehkah kita bermain dulu sebentar? Aku sudah tak sabar" tanya hafiz dengan sedikit ragu karna takut rio tak mengizinkan.

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang