Rintik hujan masih membekas terutama rasa dinginnya, sebab sejak siang tadi hujan tak kunjung reda.
Saat makan malam abi merasakan aroma masakan umi yang khas,"eumm wangi enak apa yaa ini? Umi masak apa yaa?" Ucap abi
"masak makanan buat zilaa doong bii" ucap umi terdengar dr ruang makan.
Seketika abi tersenyum dan menatapku
"yuu kitaa makan yuu" ucap abi sambil menggendongku.
Aku hanya tertawa riang karena abi menggendongku dengan wajah gemas
"panggil umii nya panggil" bisik abi padaku
"mmiii"
"apaaa sayaang? Sini yuu kita makan"
lalu umi memberiku wortel kecil yg rasanya manis, saat makan malam aku disuapi oleh umi bergantian dengan abi. Ketika umi menuju wastafel untuk cuci tangan tiba tiba sosok itu muncul lagi hanya bayangan nya tapi tapat dibelakang umi yg sedang berdiri didekat wastafel.
"Buu buu" teriakku,
lalu umi berkata "bubuu siapa sayaang? Abii bubu itu kucing yg pagi tadi kan?" Ucap umi dengan wajah bingung
"yaa zila memanggilnya dengan sebutan bubuu" begitu abi menjawab
"tapi disini tidak ada kucing itu kaan? Kenapa zila tetap manggil" bubuu?" Ucap umi keheranan
"mungkin anak kita rindu kucing ituu umii" jawab abi meyakinkan
"sepertinya ada yg aneh abi" ucap umi sambil memandangku
"sudahlaah umi jangan berprasangka buruk sama anak kesayangan abi ini" ucap abi sambil mencubit
kecil pipiku,
aku hanya tertawa dan minta digendong oleh abi.
"Up zila mau digendong? Yuu abi gendong" ucap abi
"bubuu bbii" ucapku sambil menunjuk ke arah umi
"bubu ada diluar sayaang, bubu ga ada dirumah kita, zila bobo aja yaa, nihh main" dulu dehh sama
boneka zilaa nihh, abi tinggal sebentar yaa" lalu abi meninggalkanku dikamar sendirian.
"Bbiii mmiii" teriakan tangisku yg tak mau ditinggal sendiri.
"Sebentarr sayaang umi beres" dulu" ucap umi terdengar dari ruang makan."Abii sedang apa? Sedang sibuk?" Tambah umi
"sebentarr mi abi sakit perut nih" ucap abi sambil pergi menuju kamar mandi.
"Miiii" teriakku semakin kencang membuat umi kaget dan membuat gelas yg dipegang umi jatuh ke
lantai, berserakan lah pecahan kaca diruang makan malam itu.
"Astaghfirulloh! Ya ampun zilaa sebentar nak, aduh! Mana pecahan kacanya banyak lagi! Zila kenapa sih
sayaang?" Ucap umi khawatir,
tak lama abi pun keluar dr kamar mandi
"umi ada apa? Zila masih nangis?" ucap abi kaget
"tolong umi dong abi gendong zila, umi mau urus pecahan kaca ini dulu"
"iya iya hati" umi, abii datang sayaang" abi terlihat ngosngosan karna waswas mendengarku yg menjerit
menangis seperti ketakutan
"abii disini sayaang, abi disini, zila kenapa sayang? Mau apa sayang? Sini abi gendong uhh zila ngantuk
yaa? Abi gendong bobo yaa" ucap abi berusaha menenangkan ku yg baru saja berhenti menangis,
seketika aku tenang dalam pangkuan abi sebab abi menyanyikanku lagu nina bobo, aku terdiam lalu abi
berkata
"udh tenang kan? Abi nyanyiin lagi nina bobo yaa biar zilanya bobo juga"
ketika abi menyanyikan lagu itu untuk yg kedua kalinya sosok itu muncul didalam kamarku, tepatnya
disebelah boneka pemberian tante dian teman umi
"bbii bubu"
sambil menunjuk kearah boneka beruang berwarna hijau itu,
"itu boneka sayang bubu ga ada dirumah kita" ucap abi
"tuhh bubuu bbii" aku terus menyebut nama itu.
"Eum zila bobo aja yaa.. yuu abi nyanyiin lagi nina bobo" ucap abi sambil bersenandung dan akhirnya akupun tertidur
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tak Kasat Mata. ( T A M A T )
Misterio / SuspensoNamanya Zila, Zila Hanayuki. Dia mempunyai penglihatan yg berbeda dibanding anak perempuan normal lainnya. Sesosok makhluk tak kasat mata menjadi penjaga setia nya sejak dia kecil. Berbagai keanehan muncul disekitar rumah barunya. ...