Sekolah Baru (part 2)

2.9K 135 1
                                    

Bubu terkadang memang seperti itu, dia sangat perhatian padaku, tapi perhatiannya itu terkadang membuatku tertawa geli, sebab ia selalu salah waktu. Hihii.

“apa yang akan kau mainkan sekarang bubu?” tanyaku

Dia hanya mengangkat sebuah papan puzzle.

“hahaa ternyata permainan ini jadi permainan paforitmu bubu?”

Bubu hanya mengangguk lalu tersenyum.
Tak terasa kita larut dalam permainan. Posisi kita bermain terkadang tak beraturan, terkadang aku dan bubu duduk berhadapan, berbaring, kadang juga salah satu dari kita ada yang duduk juga ada yang berbaring.

Rasa kantuk mulai datang dan selang beberapa menit akupun tertidur.
Setelah beberapa lama akupun terbangun dan sudah ada diatas kasurku.

“emmm jam berapa ini?” ucapku sambil menggosok gosok mataku karena masih mengantuk.

“umii.. abii..” panggilku

“abii sepertinya putri kita sudah bangun dari mimpinya tuh” ucap umi sambil melihatku yang sedang menuruni tangga sambil berpegangan.

“apa putri abi lapar?” tayanya sambil tersenyum

Aku hanya mengangguk tanda bahwa aku lapar.

“eumm.. tapi tadi siang abi bangunkan tak bangun bangun” ucapnya sambil tertawa

“abi membangunkan ku?”

“tentu sayang, tadi siang abi memanggilmu dari bawah sini, tapi ternyata abi tak mendengar
jawaban dari atas, ehh ternyata putri abi sedang tidur dilantai kamarnya” ucap abi memegang
dagu ku sambil tertawa kecil.

Akupun hanya tersipu malu karna abi terus melihatku seperti itu.

“baiklah sayang saatnya kau makan” ucapnya sambil mengusap kepalaku dan mencium
keningku.

“ini diaa.. spagheti favoritmu sayang dengan lelehan keju diatasnya” ucap umi sambil
menghidangkan spaghetti favoritku.

“eumm nyummy aku tak sabar untuk mencicipinya umii” ucapku kegirangan

“terimakasih umiii” lanjutku sambil mencium pipi umi.

Setelah selesai makan aku bergegas pergi ke halaman belakang, ternyata disana sudah
ada abi yang sedang menyirami tanaman tanaman. Ketika selang air disimpan oleh abi aku sengaja mengendap ngendap mengambil selang air itu dan dengan sengaja aku mengarahkan
selang air itu pada abi.

“abii kena” ucapku sambil tertawa bahagia melihat abi yang kewalahan menghalang halangi air yang aku semprotkan ke arah abi yang sedang berdiri sambil merapihkan bunga anggrek kesayangan umi.

Tawa canda kami pecah begitu saja saat senja mulai menyapa dihalaman belakang rumahku.
Saat aku menjumpai umi yg sedang merapihkan meja makan, aku bertanya pada umi.

“umii? Bolehkah aku besok mengajak bubu untuk ikut bersekolah denganku?”

Umi seketika terheran dengan apa yang aku ucapkan karna sebenarnya umi tak mau bila bubu selalu mengikutiku kemanapun.

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang