Bubu (part 3)

3.3K 145 2
                                    

*keesokan harinya.
Kicauan burung yg terdengar merdu seperti membangunkanku dari tidur. Saat mataku terbuka yg kurasa semua badanku lemas, seperti tak ada tenaga untuk bangun dari tempat tidurku.

Tiba tiba umi mengetuk pintu kamarku

"zilaa sayaang" tok tok tok suara pintu terdengar diketuk oleh umi

"zilaa.. bangun sayaang udh siang, umi boleh masuk ya sayang?" Ucap umi.

Sedangkan aku hanya terdiam ditempat tidur.

"Zila? Zila ko ngga bangun sih? Zila kenapa sayang?" Tanya umi sambil
memegang pundak ku yg sedang berbaring

"zila tidak apa apa ko umi" ucapku singkat.

Tapi seketika umi langsung memegang keningku

"zila ko panas? Kita kedokter skarang yu. Mumpung abi sedang libur kerja".

Aku hanya menggelengkan kepala sambil terus menatap ke jendela yg masih tertutup oleh
gordeng coklat.

"Perlu umi panggil abi untukmu sayang?" Aku hanya mengangguk tanda setuju.

Selang beberapa menit abi pun datang menghampiriku.

"Duuhh putri kecil abi kenapa yaa? Ko baringan terus dikasur sih?" Ucapnya sambil berjalan ke arah tempatku berbaring.

Abi memang selalu berhasil membuatku tersipu malau dengan ucapannya yg terkadang membuat wajahku memerah.

"Ahh abiii" ucapku yg tersipu malu sambil mengambil bantal biru di sebelahku.

"Eehh eehh cantiknya keluar tuh hahaa" ucap abi sambil tertawa melihat kelakuan ku yg tentu saja merasa malu.

"Cerita dong sama abi, putri abi sampe sakit ginii ada apa sayang?" Tanya abi

"tidak ada apa apa abi" ucapku singkat.

"Eumm jadi udh berani bohong yaa sama abi?" Ucapnya sambil memperlihatkan wajah yg sedikit kecewa.

"Abiii" rayuku agar abi tidak merasa kecewa

"ada apa sih sayaang?" Ucap abi.

"Bubu abi"

"bubu kenapa sayang?"

"Pertanyaan umi kemarin mungkin menyayat hati kecilnya"

"eumm sudahlah sayang umi hanya sedikit khawatir, tidak lebih".

"Tapi mengapa bubu tidak mau aku ada disisinya abi?" Tanyaku sambil menahan tangis.

"Keluarkanlah air matamu agar bubu bisa melihatnya.

"Abiiii" ucapku sambil memeluk abi dan menangis.

"Apa salahku abii?, mengapa bubu seperti menjadi benci padaku? Aku tak pernah membuatnya kecewa abii" tangisku semakin keras.

"sudahlah sayang mungkin abi bisa menelfon
ake untuk membuatmu sedikit lebih tenang ya sayang"

aku hanya mengangguk. Saat itu juga abi
langsung menelfon ake untuk datang kerumahku siang ini, sementara itu..

aku melihat bubu datang menembus dinding kamarku, aku hanya melihatnya sebentar dan tak ada kata yg keluar dr mulutku. Abi
sudah menutup telfon dan kembali memelukku,

"ake bilang dia akan segera berangkat untuk cucu tersayangnya siang ini"

mendengar itu, aku sedikit lebih tenang, tangisku perlahan berhenti dan aku berbisik pada abi

"bubu sudah disini abi"

"baiklah, apa yg ingin kau katakan padanya?"

Aku hanya menggelengkan kepala saja

"aku lelah abii, aku ingin istirahat saja sambil menunggu kedatangan ake" ucapku.

seusai menangis tadi aku tak bisa menahan kantuk, dan aku memutuskan untuk berbaring
kembali,

"baiklah" ucap abi singkat.

Sambil menyelimuti badanku tak lupa abi mengecup keningku

aku tersenyum kecil dan abi langsung berjalan keluar kamarku.

Sementara itu..
Aku merasakan bahwa bubu sangat dekat denganku, mungkin dia ada di hadapan wajahku atau dibelakang punggungku? entahlah yg jelas aku tak mau membuka mata hingga siang nanti ake datang.

Aku rasa bubu sedikit kecewa dengan sikapku yg seperti ini, tapi aku juga ingin bubu tau bahwa akupun kecewa terhadap sikapnya kemarin. Karena lelah akhirnya aku tertidur juga,

Siang harinya ake datang dan langsung melihat keadaanku dikamar.

"Zilaa cucuku"

sambil mengusap kepalaku, suaranya terdengar lembut membangunkanku. Aku membuka mata, sebenarnya yg pertama kali kulihat adalah bubu, kurasa dia senang karna melihatku sudah bangun, tapi aku mengabaikannya, karna aku sedang ingin bersama ake.

"Ake?" Ucapku sambil melihat kearahnya.

"Zila kenapa sayang? Ada apa? Coba cerita sama ake"

wajahnya seolah memberi perhatian lebih padaku.

"Aku dibuat kecewa oleh bubu ake" ucapku

"eum apa kau sakit sayang?"

"Tidak ake, aku hanya merasa lelah"

"eum tentu kau bisa ikut ake ke halaman belakang bukan?" Tanya ake, aku hanya mengangguk tak tau apa yg akan ake bicarakan.

*halaman belakang*

Saat itu mentari seolah tak mau menampakan diri atau mungkin awan sengaja menutupinya.

Ake mulai membuka pembicaraan.

"Coba kau panggil bubu" ucapnya

"ake saja yang panggil, aku tidak mau" ucapku
sambil memalingkan pandangan.

Ake hanya tertawa, Aku terheran mengapa ake tertawa seperti itu?

"Ko ake tertawa" tanyaku keheranan

"cucu ake ini ko lucu sekali ya" sambil terus tertawa

"ake zila ini serius" ucapku dengan sedikit marah,

"iya iyaa sayang. Yasudah ake saja yg panggil bubu ya"

aku hanya diam tak menjawab. Tak lama kemudian ake datang dan dibelakangnya diikuti oleh bubu, bubu nampaknya sedikit kecewa. Tapi bila bubu tau aku lebih kecewa dari yg dia rasakan. Kelihatan nya ake memberitahu bubu sesuatu, aku tak tau apa itu, yg jelas aku tak peduli.

Tapi tiba tiba saja bubu memelukku membuatku terkejut dan dia berbisik

"maafkan aku, terkadang aku lupa bahwa kau lah teman terbaikku"

air matapun berlinang dimataku akupun tak tau kenapa, kata katanya tadi membuatku
tersentuh, aku hanya menunduk menahan air mata yg tak boleh jatuh, mengangguk dan berkata

"maafkan aku juga bubu" .

"Naahh gitu doong akur"

ucap ake dengan nada gembira karena malihatku yg sudah akur lagi dengan bubu.

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang