Saat Umurku 2 Tahun

7.1K 258 5
                                    

Namaku Zila, Zila Hanayuki . aku lahir di Bandung tgl 17 juni 2003 . Panggilan
untuk ibu adalah umi dan aku memanggil ayahku dengan sebutan abi. Saat umurku 2
tahun, aku yang baru belajar berjalan dengan menyusuri tembok, belajar melangkah
walaupun hanya berjarak 3 kaki orang dewasa, pelukan dan senyum bahagia umi slalu ada, begitupun abi. Mereka sering tertawa melihatku yang baru belajar berjalan,
kata kata yg masih terngiang ditelingaku adalah kata kata umi yang terus
memberikanku semangat untuk melangkah lebih jauh.

"ayo sayang sini peluk umi, ayo dikit lagi peluk umi" sambil tertawa kecil.

Aku yang dengan gemas ingin menggapai tangan umi dan segera berjalan, tapi apalah
daya keseimbangan tubuhku goyah, seketika aku terjatuh dan menangis, dengan
sergap umi menggendongku dan abi langsung memeluk kami.

Hari ini usiaku genap 2 tahun. Nyala lilin, balon warna warni dan kue bolu itu.
Membuatku kegirangan apalagi melihat balon yang begitu menggemaskan. Singkat
cerita, pesta kecil yang hanya mengundang keluargaku itu selesai.

Sore hari, saat umi membereskan rumah aku bermain dengan abi, terdengar
umi memanggil abi yang sedang bermain denganku.

"Abii boleh bantu umi sebentar" ucapnya terdengar dari kejauhan

"oke umi"

"sebentar yaa sayang abi harus bantu umi" singkat abi sambil berlalu pergi.

aku seketika ditinggalkan oleh abi, karna abi dipanggil umi untuk membantu
membereskan rumah, saat aku ditinggal sendiri diruang tengah aku melihat ada
bayangan seseorang di luar jendela, yaa.. jendela besar itu, dan siapa dia? Aku
sungguh tak mengenalinya padahal semua keluarga sudah pulang sejak tadi. Aku
merangkak mendekati jendela tapi seketika suara lembut umi memanggilku,

"Zila.. zila sayaang"

aku tak berbalik melihat umi.. aku hanya berfokus pada bayangan diluar jendela yang
mengarah ke halaman belakang rumahku. Suara umi terdengar memanggil lagi

"Zila.. ko ngga lirik umi sihh?" ucap umi sambil menggendongku.

Saat aku berada di gendongan umi, seketika bayangan itu hilang ntah kemana.

Keesokan harinya..

Pagi hari setelah pesta kmarin, umi mengajakku jalan jalan keliling komplek tempat
tinggal kami. Seketika abi memanggil namaku dr kejauhan.

"Zila" teriak abi

aku yang sedang dalam tuntunan umi seketika menoleh kearah belakang

"zila sini sayaang ada kucing kecil" begitu ucapan abii

"ada apa abi?" Tanya umi,

"kemarilah" ujar abi,

aku melihat kucing lucu berwarna hitam pekat, tak ada warna apapun selain hitam.
Tapi aku melihat hal lain disamping kucing hitam itu, seperti ada bayangan.
Aku yang baru saja belajar berbicara tentu belum bisa berbicara dengan fasih,
berbicara saja masih sekenanya.

"bu bu" ucapku dengan terbata-bata, dan hanya kata itu yang keluar dari mulutku.

"bubu? Nama yg bagus untuk kucing lucu ini" ucap abi sambil melemparkan senyuman
padaku lalu kembali melihat kucing itu.

"Abii.. ayo kita jalan jalan nanti keburu siang" ucap umi

"ohh iya abi hampir lupa. Abi kan mau ajak anak kesayangan abi jalan jalan yaa. Ayoo
ayoo, Up berat juga nih anak abi" sambil tertawa kecil abi menggendongku.

"Daahh" aku seperti berpamitan pada sosok itu.

"ohh dadahh bubu" ucap abi

yang abi kira adalah aku berpamitan pada kucing hitam sebelahnya.
Tiba kami ditaman komplek perumahan, kami berjalan jalan, bermain,dan aku sangat
senang hingga waktu menunjukan pukul 10 tepat akhirnya kami beranjak untuk
pulang. Karna awanpun sudah menunjukan kemendungan nya.

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang