Rio

1.4K 72 3
                                    

Namaku Rio, seorang anak laki-laki yang selalu ceria. Umurku 7 tahun. Aku adalah cucu kesayangan nene juga kakek. Ayah ibuku? Keduanya sibuk dengan pekerjaan mereka. Mereka juga tak pernah mengunjungi ku. Tapi tak apa. Nene dan kakek bahkan sangat sayang padaku.

Kakek sering sekali mengajakku jalan-jalan keliling kota dengan menggunakan sepeda ontelnya. Dan nene, sering membuatkan baju-baju yang bagus untukku.

Malam itu adalah malam yang sangat menyenangkan. Kakek dan nene mengajakku pergi ke pasar malam untuk membeli baju. Kita pergi pukul 21.00 karna biasanya pasar malam selalu ramai ketika malam telah larut.

Suasana menyenangkan dengan banyak wahana permainan disana. Ada kincir, komedi putar, dan lain-lain. Setelah aku menaiki komedi putar nene memanggilku.

"Rio.. Ayo ikut nene, kita pilih baju yang kamu suka" ajak nene, aku hanya mengangguk senang.

Lalu kita semua sampai di sebuah toko, yang didalamnya banyak sekali baju bagus dengan berbagai macam warna yang menarik perhatian setiap orang yang melihatnya.

"Apa kakek dan nene juga akan membeli baju?" tanyaku

"Tidak sayang, kami hanya akan membelikannya untukmu" jawab kakek. Aku tersenyum bahagia.

"Pilih yang paling kamu sukai" ucap nene sambil tersenyum padaku.

"Nene.. Boleh aku minta sesuatu?" tanyaku. Nene hanya mengangguk.

"Aku akan sangat senang bila nene yang langsung memilihkannya untukku"

"Baiklah bila itu yang membuat cucu kesayangan nene senang" ucapnya sambil memilih beberapa baju.

Lama nene memilihkan baju untukku, dan nene kembali dengan membawa satu baju.

"Nene ingin kau memakai baju putih ini ketika jalan-jalan" ucapnya sambil memberikan baju putih istimewa pilihannya.

"Wah.. Ne! Ini bagus sekali, Rio suka, terimakasih nee" ucapku kegirangan. Nene hanya tersenyum sambil mengusap kepalaku.

"Syukurlah kalo kau suka"

"Kalian pulang saja duluan. Kakek harus membeli beberapa alat pancing, hati-hati saat jalan pulang" kami hanya mengangguk dan berlalu.

Diperjalanan saat pulang, aku terus memeluk baju pemberian dari nene, kami melewati jalan raya yang lumayan ramai, saat hendak menyebrang tentu saja aku selalu menengok ke kanan dan ke kiri, tak lupa aku juga selalu berpegangan pada nene.

Disaat yang bersamaan sebuah mobil truk melaju dengan sangat kencang dari arah utara. Aku langsung berlari sambil menarik nene. Naas! Truk itu menabrak ke arahku. Tubuhku terpental jauh dari nene
Ada jeritan histeris saat yang kulihat mulai menjadi gelap. Semua tampak hitam pekat.

Sesaat kemudian, aku mulai melihat sekeliling. Ada banyak sekali orang disekitar ku. Aku langsung berlari ke arah truk yang terguling itu.

"Nene! Dimana nene?"

"Tante! Dimana nene rio?!" teriakku sambil menarik baju wanita yang sedang melihat truk itu.

Aku sempat terheran kenapa mereka semua tak menghiraukan ku.
Aku Melihat orang di sekelilingku, ada yang menangis, menutup mulut, gelisah, menunjuk pada truk dan lain sebagainya.

Tiba-tiba aku melihat darah merah segar mengalir ke arah yang lebih rendah. Aku telusuri darimana darah itu berasal, tapi apa ini? Anak ini sangat mirip sepertiku, bila ini aku, dimana baju yang diberikan nene? Mengapa wajahnya begitu hancur? Dimana sebelah kakinya?

Aku menangis sejadi-jadinya. Pergi ke pojokan bangunan kosong disebrang truk yang terguling.

"Siapa anak itu? Mengapa sangat mirip denganku? Dan dimana nene? Apa semua orang mulai membenciku? Mengapa kalian diam saja? Apa kalian tidak melihatku?" lirihku sambil air mata ini tak dapat kubendung lagi.

Saat aku sadar. Hari sudah pagi, kali ini disekeliling truk itu terpasang garis polisi berwarna kuning.

"Dimana anak yang berlumuran darah kemarin malam?" bisikku, disana hanya ada sedikit bekas darah dan goresan kapur mengikuti bekas darah tadi.

Saat aku berbalik arah ada truk besar yang mulai mengangkat truk yg terguling itu. Dan..

"Neneeee?!!" teriakku histeris.

Yang kulihat saat itu benar-benar mengerikan. Rambut putih nene berubah menjadi warna merah. Darah dimana-mana, aku sampai tak mengenali wajah nene, semuanya hancur, ada bagian tubuh yang menempel pada bagian badan truk saat diangkat. tapi aku yakin itu nene, sebab barang yang dibawanya itu yang kemarin malam kami beli.

"Nene!! Rio pikir nene sudah pulang kerumah! Nenee bicaralah!!" tangisku kembali pecah, rasanya bertanya keras pada pa polisi ini juga percuma.

Aku tak henti-hentinya menangisi kepergian nene. Aku tak percaya ini terjadi. Rasanya baru kemarin malam bersenang-senang dengannya. Setelah bagian-bagian tubuh nene diangkat memakai kantong jenazah berwarna kuning, aku mendengar polisi sedang membicarakan sesuatu.

"Apa tidak ada sama sekali pihak keluarga nya? Kasihan sekali anak itu masih kecil"

"Sudah takdirnya meninggal dalam keadaan mengenaskan seperti itu walaupun dia masih kecil"

"Sayang sekali kita tak menemukan supir truk yang membuat 2 nyawa ini melayang" semua hanya menggeleng dengan wajah merasa kasihan.

"Dua nyawa, itu berarti aku dan juga nene. Aku akan mencari pelaku penabrak itu, akan aku cari! Sampai dapat!"

Setelah polisi mengangkut truk yang terguling itu, semua orang pergi.

Hari menjelang sore, dan jalanan itu menjadi sangat sepi. Sejak kejadian itu hariku tak lagi berwarna. Saat pulang pun. Aku hanya melihat kakek yang semakin hari semakin kebingungan.

Ayah dan ibuku tak pernah lagi datang. Aku yang selalu berdiam diri di samping mesin jahit milik nene, tak kuasa melihat kakek menjadi sakit-sakitan. Tapi aku pun tak bisa berbuat apa-apa.

Suatu hari, aku melihat kakek yang berjalan menuju dapur, sepertinya kakek akan membuat sarapan, tapi belum juga sampai ke meja makan, kakek sudah terjatuh dan kepalanya mengenai sisi kursi kayu tempat kakek duduk bersantai.

"Kakeekk!!

"Kakek ayo bangun kek!!"

"Tolooongggg!!! Tolooonggg!!!"

Aku berlari keluar sambil terus berteriak meminta tolong. Tak ada yang mendengarku.

Aku melihat ada anjing liar yang sedang berkeliaran. Ketika mereka melihatku, aku langsung berlari kedalam rumah. Sontak saja anjing-anjing itu menggonggong keras dan berlari kerumahku.

Saat orang-orang sadar ada yang tak beres, langsung saja mereka mendobrak pintu rumah dan mendapati kakek yang tergeletak dengan darah yang mengalir ke arah yang lebih rendah. Aku tak kuasa melihat itu semua. Dan aku memutuskan pergi jauh dari rumah.

Aku juga kembali ke tempat dimana aku dan juga nene pergi. Tanpa sengaja aku seperti berpamitan pada nene, walaupun yang kulihat hanyalah sisa darah, pecahan kaca dan juga garis kapur di jalanan. Tak lupa aku membawa baju yang nene pilihkan untukku malam itu.

Sejak saat itu aku tak tau harus pergi kemana. Aku tak berniat mencari ayah dan ibu. Karna selama aku hidup kasih sayang dari nene dan kakek lah yang terus mengalir setiap hari.
Berjalan tak tentu arah. Seperti burung yg hinggap kesana kemari. Dan akhirnya aku bertemu kalian.
Niatku, ingin mencari pelaku penabrak itu. Akan aku beri dia pelajaran. Setelah itu aku rasa aku akan tenang.


Kata penulis..

Assalamualaikum viewers 😚
Hihii lama tak jumpa yaa. Maaf bgt soalnya kmaren abis sibuk nyusun laporan jobtren sama kmaren bgt abis sidang. Jadi baru hari ini author balik lagi hehehe. Harap maklum ya fans 😝😝

Ehh kira" yg dilakukan Rio bener ga sih? Dia mau balas dendam gitu sama si penabrak nya. Menurut kalian gimana nih? Sila bantuin jangan ya?:(

Ehiyaa.. author mau tanya nih. Gimana pendapat kalian tentang episode "Rio" ini?
Coret" dikolom komentar ya.
Jangan lupa bintangnya. Loveyou❣️

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang