Rumah Kakek

4.8K 196 2
                                    

Diperjalanan menuju rumah ake aku tak henti"nya menangis, umi yang kelihatan khawatir jadi merasa serba salah dengan sikapku

Setibanya dirumah ake aku belum juga tenang, aku masih saja ketakutan, terdengar ake memanggil umi
"shala biar ake yang bujuk zila" lalu umi membiarkanku digendong oleh ake,

ake berjalan ke lantai 2 menggendongku semua heran! Karna melihatku yg seketika berhenti menangis saat digendong oleh ake.

Dilantai 2 ake berbicara padaku, ake bilang
"zila sayaang jangan takut sama bubu.. bubu itu baik, bubu mau jadi temen zila katanya"

Aku hanya berkata "bubu? Atutt kee"

"tidak usah takut sama bubu sayaang. Zila main sama bubu mau ya?" Ucap ake ambil tersenyum menatapku

"bubu?" Sambil kembali tersenyum dan memeluk ake

"nih ake kasih mainan buat cucu ake"

ake memberiku mainan bentuknya kupu kupu bila digerakkan ia akan bersuara. Ake membawaku menemui abi dan juga umi di lantai bawah

"nih zila cantik kan? Kalo udah nangis?" Ucap ake sambil tertawa.

Tapi lain dengan umi yg spertinya masih menyimpan sejuta pertanyaan untuk ditanyakan pada ake,

"menginaplah dulu disini" ucap ake

"baik ayah" ucap abi sambil memberi minum pada umi.

Tatapan kosong terlihat diwajah umi
"umii udh ngantuk?" Tanya abi

"belum abi, umi masih belum paham dengan apa yang terjadi hari ini"

"Sudahlah umi, umi cape kan?ayo istirahat sudah malam"

umi hanya menangguk lalu dituntun nya umi ke dalam kamar tidur
"umi ga usah khawatir, zila udh ktawa lagi ko"

umi hanya terdiam, tatapan nya masih saja kosong.

"Abi tinggal dulu yaa, umi istirahat saja" lalu abi meninggalkan umi dan bertemu dengan nne.

"zidan, shala tidak apa apa kaan?" Tanya nne khawatir.

"Tidak apa apa buu dia hanya terlihat syok"

"tapi ibu jadi khawatir"

"ibuu, ibu istirahat sama shala yaah, sekalian temani dia tidur bu"

"oh iyaa iyaa"

umi tertidur pulas ditemani oleh nenek. Lalu abi mememuiku dan juga ake yg sedang asyik bercanda di halaman belakang rumah ake.

"Duuhh anak abi nempel banget yaa sama ake" aku hanya tertawa sambil memegang mainan yg diberikan oleh ake.

"Zila emang belum ngantuk? Ini udh malem loh" saat itu waktu memang menunjukan pukul 10 malam.

"Ayah sepertinya shala trlihat sangat syok"

"sudahlah itu biasa, pada saat yg tepat akan ayah beritahu nanti"

"baiklah ayah, hanya saja aku khawatir dengan
keadaan shala"

"tak usah khawatir zidan semua akan baik baik saja, sekarang mari tidur" ucap ake yg
melihatku sudah mengantuk dipangkuan nya.

Keesokan harinya umi sudah terlihat seperti biasanya, senyuman umi terpancar kembali setelah kemarin wajahnya terlihat seperti ketakutan. Pagi itu dirumah ake ramai, umi nenek dan kedua tanteku sedang memasak sambil berbincang di dapur sedangkan abi
ake dan kedua om ku sedang menikmati dinginnya udara kota dihalaman belakang. Ketika membuka mata, berbalik ke kanan dan kiri aku tak menjumpai siapapun

"bbiii mmiii" tak ada yg menjawabku,
kemana semua orang?

"Mmiiii aabbiii" aku berteriak lebih kencang

"iyaa sayaang" suara umi yg perlahan mulai jelas.

"Uuhh anak umi udh banguun" sambil mencium pipiku,

"yu ke abi yuu umi mau masak dulu buat zila mamam yaa" ucap umi sambil berjalan menuju halaman belakang.

"Abii nih zila bangun nih"

"uhh anak abi udh bangun ternyata, Ga nangis nih? Pinterr deh bangun tidur ga nangis"
ucap abi sambil bergantian menggendongku.

Setelah beberapa saat terdengar suara umi memanggil dr dapur

"makanan sudah siaap" semua berkumpul diruang makan, umi yg sedang menyiapkan piring untuk makan terlihat seperti senang karna ramainya rumah ake saat itu. Sarapan pagipun selesai, setelah sarapan dan mandi aku,abi dan umipun berpamitan dan kembali pulang kerumah.

Sesampainya dirumah umi dan abi langsung membereskan rumah karna kemarin tidak sempat dirapihkan terlebih dahulu sedangkan aku hanya duduk di shofa dan memperhatikan umi dan abi yg sedang sibuk kesana kemari, aku merasa bosan bila terus duduk di shofa, aku mulai merangkak ke arah kamar tidur.

"Bubuu" sambil merangkak aku terus menyebut bubu, umi kira aku mengantuk

"zilaa mau bobo? Pinter ke kamar sendiri" ucap umi sambil membreskan piring. padahal aku tidak merasa mengantuk sama sekali, aku sedang mencari bubu. Aku melihatnya dipojokan kamar tidurku

"bubuu" aku memanggil namanya lagi, dia menatapku lalu kemudian tersenyum manis kepadaku, akupun membalas senyumannya.

Aku yg saat itu baru saja bangun tidur tak melihat umi dan juga abi,

"Miii abbiii" tak ada jawaban lalu aku merangkak keluar kamarku dan abipun sedang berjalan ke arah kamarku.

"Ehh anak abi udh pinter bangun sendiri"

"Mmii?"

"Ohh zila cari umii ga cari abi nihh?" ucap
abi bercanda. Sambil berjalan ke halaman belakang digendong abi aku terus memanggil umi.

"Ehh zila sayaang udh bangun sini duduk sama umi"

disana umi terlihat sedang menikmati damai nya sore hari dengan banyak burung kecil bertebaran dihalaman belakang rumah .

"Abii"

"eum" abi hanya menjawab begitu sambil menikmati teh hangatnya

"apa kita sebaiknya pindah rumah abi?"

"Eum? Pindah rumah?" ucap abi keheranan

"iyaa abi.. umi takut zila seperti kemarin"

"eum baiklah umi cari dimana yg nyaman
untuk kita yaa"

"iyaa trimakasih abi" Abi hanya mengangguk lalu tersenyum dan mencium kening umi.

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang