Happy BrithDie

1.4K 80 2
                                    

Malam hari tiba.. udara dingin mulai menerpa dan rasa kantuk pun mulai datang dengan sengaja.

"Ahh aku akan tidur" gumamku sambil menguap.

"Dan segera bangun esok hari untuk merayakan ulang tahunku"

"Tuhan.. kuharap esok pagi ada kejutan yang membuatku sangat bahagia. Aku juga berharap ada kue besar yang sudah disiapkan diruang tamu dengan lilin yang sudah menyala dan siap untuk aku tiup saat nanti sewaktu bangun tidur. Aamiin"

Perlahan mataku terpejam dan mulai merajut mimpi. Tak jelas memang apa yang sedang aku mimpikan, Disana ada teriakan seperti ketakutan. Langkah kaki yang terdengar seperti begitu dekat dan semakin dekat. Aku berusaha menepis semua suara yang membuatku takut.

Ayolah.. besok adalah hari ulang tahunku, Semua harus bahagia. Tak boleh ada kesedihan.
Suara itu perlahan menghilang. Aku pun mulai membuka mata dan memastikan bahwa semua itu benar-benar hanya bunga tidurku.

Dan benar saja. Suasana hening dan mungkin semuanya sudah tertidur. Waktu menunjukan pukul 23.55, ini sudah hampir tengah malam. Mulai menutup mata lagi, kuharap kali ini mimpi indah.

"Ah mengapa sulit sekali untuk tidur lelap?" Batinku

"Suara berisik apa itu dibawah? Apa semuanya sedang bersiap membuat kejutan untukku? Aku jadi penasaran" gumamku sambil berjalan ke arah pintu yang menuju ke tangga bawah.

"Tunggu! Apa itu suara jeritan histeris? Siapa yg menjerit seperti itu?"

Rasa penasaranku semakin menjadi. Aku memberanikan diri memegang gagang pintu dan perlahan mulai membukanya sedikit demi sedikit. Tapi tak ada orang-orang, yang kulihat hanyalah kue ulangtahun yang berada dimeja ruang tamu. Seperti ada yang janggal. Tapi entah apa.

Aku kembali menutup pintu rapat-rapat. kemana ayah dan ibu? Mengapa aku tak melihat siapapun selain kue cantik itu. Banyak pertanyaan yang bermunculan dalam hati. Sambil berjalan ke tempat tidur. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Tok.. tok.. tok..
"Sayang.. apa kamu sudah tidur?" Sapa ibu dibalik pintu. Sembari membuka pintunya dengan perlahan.

"Sayang.. beberapa menit lagi adalah hari ulangtahun mu. Ibu sudah menyiapkan semuanya. Ibu harap kamu menyukainya. Kami semua sangat sayang padamu. Selamat ulangtahun sayang" ucapnya berbisik sambil mencium keningku.

Aku yang saat itu pura-pura terlelap merasa sangat disayangi oleh ibu. Perlahan ibu berjalan sambil kembali menutup rapat pintu kamarku.

"Ibu.. aku juga sayang ibu"

Kini mata terasa berat untuk terus melihat sekitar. Ahh rasanya ngantuk sekali. Terlelap dalam tidur yang membawaku pada alam mimpi. Disana ada ayah dan juga ibu. Mereka tiba-tiba memelukku dan berkata

"selamat ulangtahun sayang. Semoga kau bahagia" ucap ibu sambil meneteskan air mata.

Aku mengusap air matanya. Tapi tunggu. Mengapa warnanya merah? Seperti darah?

"Ibu. Ibu kenapa?" teriakku sambil melihat tanganku yang kini berlumuran darah.

"Ayah. Ada apa dengan ibu?" Tanyaku sambil menggenggam tangan ayah.

Tapi ayah tak menjawab. Aku hanya melihat darah yang mengucur dari kepala ayah.

"Ayah bicaralah! Ibu berhenti menangis!"

"Nak. Selamat ulangtahun dan berhati-hati lah" bisik ayah

"Tunggu disini. Aku akan mengambil perban"

"Tidak, jangan nak. Semuanya terlambat". Ucap ayah

"Ayah bicara apa? Aku tidak mengerti" tanyaku heran.

Teman Tak Kasat Mata.          ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang