Bab 1: Berawal dari Wawancara

1K 65 1
                                    

Yuk, bisa yuk vote dan comment-nya. Terima kasih.

Selamat Membaca

-Special Class-

Paulina Arselia, perempuan itu baru saja selesai mewawancarai beberapa murid kelas 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paulina Arselia, perempuan itu baru saja selesai mewawancarai beberapa murid kelas 11. Lebih rincinya murid kelas istimewa 11 jurusan IPA dan IPS.

Sebenarnya ini bukan hal yang baru. Sekolah selalu saja melempar murid-muridnya untuk kepentingan pribadi. Mereka disuruh untuk melakukan wawancara ataupun kegiatan lain yang nantinya didokumentasikan dan dijadikan sebuah konten Viewtube yang dapat ditonton oleh orang-orang di luar SMA Larkspur. Tujuannya? Jelas untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan sekolah itu kepada orang awam, juga sebagai hiburan semata.

Anehnya entah mengapa metode ini mampu membuat banyak orang semakin tertarik untuk bersekolah di SMA Larkspur. Padahal jika di sekolah lain, pasti konten video seperti ini hanya disaksikan oleh penduduk warga sekolah tersebut. Tetapi berbeda dengan SMA Larkspur yang konten videonya malah ditonton oleh orang di luar sekolah. Terbukti dari angka penonton yang mencapai angka ribuan. Apa memang SMA Larkspur semenarik itu?

"Pau, nih nasi goreng lo." Mei—anggota ekskul jurnalistik sekaligus sahabat Paulina—datang menyerahkan satu kotak makan styrofoam. "Udah selesai wawancaranya?"

"Retoris." Paulina menerima kotak styrofoam tersebut. "Lo lihatkan Dodi udah enggak ada di sini? Tandanya wawancaranya udah selesai."

For your information, Dodi berasal dari ekstrakurikuler videografi. Dari ekskul-nya saja sudah ketahuan jika lelaki berkacamata itu yang membantu Paulina mengabadikan wawancara yang baru saja usai dalam bentuk video.

Mei merespon dangan cengiran. Jujur saja, sebenarnya ia hanya ingin basa-basi. Namun, sahabatnya ini terlalu menganggapnya serius. Mungkin faktor kelelahan membuat perempuan itu berubah menjadi judes.

"Ya udah deh kalau begitu. Lo makan dengan tenang, biar gue di sini sambil scrolling." Mei kemudian duduk di kursi lipat yang terletak di samping sahabatnya dan mengeluarkan ponsel pintar miliknya untuk berselancar di web online shop, siapa tahu ada diskon besar-besaran.

Sedangkan Paulina tak berbicara apa pun selain menyantap makanannya. Tatapannya kosong, namun pikirannya kacau balau dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terjawab. Apa yang membuat orang-orang ingin bersekolah di SMA Larkspur? Mereka ingin merasakan ketidakadilan yang dialaminya? Atau mereka ingin ditindas oleh anak kelas istimewa?

Sangat membingungkan.

"Mei, kenapa lo dulu pengen banget buat masuk SMA Larskpur?" tanya Paulina.

Mei yang mendengar itu langsung menoleh dan membalas, "Simpel, SMA Larkspur sekolah favorit. Siapa yang enggak mau sekolah di SMA favorit?"

Stuck In: Special ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang