Bab 10: Sebuah Fakta

355 38 0
                                    

Hai👋,,,Maniezzz🍰,,, apakh🤔klen🐰kangen,,,
dengan,,,ketiknQ😎?

Jangan,,,lupa vomment atau  klen💙,,,akan diserang🧟‍♂️dgn kejametan,,,inih😱

Selamat Membaca


-Special Class-

Terhitung sudah seminggu lamanya Paulina berada di kelas istimewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah seminggu lamanya Paulina berada di kelas istimewa. Setiap harinya ia melakukan rutinitas yang sama. Hari-harinya berputar di lingkaran tak terputus. Berangkat sekolah subuh. Sebelum pelajaran dimulai dia harus belajar terlebih dahulu. Kemudian jam pelajaran dimulai dengan para guru mengajar dengan yang cara membosankan. Waktu istirahat tiba, namun waktunya hanya sedikit, bahkan Paulina tidak bisa menelan makanannya dengan sempurna. Terakhir, ia harus mengikuti sesi mentoring hingga malam hari. Apalagi Pak Lutfi memberi tahu jika ia harus berhenti mengikuti kegiatan ekskul jurnalistik dan tidak boleh bergabung dengan ekskul lainnya. Membosankan sekali.

Paulina rasa jiwanya sudah mati. Tubuhnya bergerak sendiri, mengikuti kebiasaannya selama seminggu ini. Karena di luar kendalinya, Paulina tak bisa mencegah rasa penat yang membeludak. Mungkin rasa bosan ini yang memengaruhi setiap tindakan anak kelas istimewa, seperti tingkah-tingkah di luar nalar mereka.

"Terdapat dua kali penilaian keterampilan untuk praktik seni. Praktik seni kali ini adalah menampilkan tari tradisional secara individu. Tari tradisional boleh sama satu sama lain, ataupun berbeda. Praktik pertama akan diadakan satu bulan lagi. Penilaian pertama sebagai nilai tambahan. Praktik kedua akan dilakukan sebelum ujian akhir semester, dan penilaian kedua adalah nilai akhir. Jadi, gunakan waktu kalian sebaik mungkin karena tidak ada nilai perbaikan. Saya selesaikan sampai di sini dulu. Ada yang mau ditanyakan?" Paulina mencoret-coret buku tulisnya di saat Bu Gea menjelaskan tugas praktik.

Para murid kelas istimewa membalasnya dengan gelengan. Bu Gea pun mengangguk mengerti kemudian hendak meninggalkan ruang kelas.

"Jangan sampai ada yang absen. Penilaian hanya dilakukan dua kali, tidak ada pengulangan," ucap guru itu sebelum betul-betul keluar dari kelas.

Setelah kepergian Bu Gea, Paulina mengacak rambutnya frustrasi. Reaksinya lambat karena kebanyakan melamun. Ia harus menari? Menari?! Jadi, badan kaku milik dirinya harus bergerak dengan gemulai? Membayangkan ia menari satu gerakan saja sudah geli apalagi satu koreografi. Sekujur tubuhnya bisa meleleh seketika saking membenci nari.

"Sialan!" umpat Paulina.

Paulina memiliki memori buruk berhubungan dengan tari-menari. Kejadian sama bisa terulang kembali jika dia menari. Paulina tak mungkin absen pada hari praktik diadakan, itu sama saja bunuh diri. Dia tak ingin menjadi peringkat terendah di kelas ini. Tanpa ada sistem pemeringkatan pun, peringkat kelas dan nilai rapor merupakan kedua hal yang penting untuk masuk universitas. Paulina tidak bisa meremehkannya.

Stuck In: Special ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang