Bab 12: Nathaella Sabrina dan Masalahnya

294 35 0
                                    

Beneran double update kok.

Kalau udah begini, palingan update selanjutnya sebulan lagi🤪.

*Tertawa dengan nada mengejek.*

Selamat Membaca

-Special Class-

Paulina baru menyadari bahwa perjalanan dari SMA Dewangga menuju SMA Larkspur memakan waktu yang cukup lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paulina baru menyadari bahwa perjalanan dari SMA Dewangga menuju SMA Larkspur memakan waktu yang cukup lama. Apa ini karena letak sekolahnya yang berada jauh dari pusat kota?

Kenapa SMA Larkspur tidak terletak di pusat kota yang notabenenya wilayah strategis? Wajarlah, SMA Larkspur membutuhkan banyak lahan karena memiliki dua gedung yang luasnya tiada tanding. Terlebih lagi ada beberapa fasilitas lainnya yang keberadaannya sangat memakan tempat, seperti gedung olahraga dan kolam renang.

Paulina bernapas lega karena tidak perlu berebutan oksigen dengan manusia-manusia lainnya di sekolah yang sudah sepi ini. Kakinya menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa. Semisalnya lift masih beroperasi di jam segini, pasti ia sudah menggunakan alat canggih itu untuk sampai ke lantai tiga gedung khusus.

Dengan napas yang tersengal-sengal dan keringat yang bercucuran, akhirnya Paulina sampai di depan pintu berlabel 'Chemistry' yang letaknya berada di ujung lorong. Baginya kegiatan berlari dari gerbang sekolah hingga lantai tiga ini sudah termasuk ajang lomba lari full marathon.

Sudah letih akibat ajang lari tadi, sekarang dirinya harus dihadapi rintangan lain karena ternyata sidik jarinya tidak dapat mengakses ruangan berlabel 'Chemistry' itu. Apa ia harus membobol pintu yang sok canggih itu?

Bercanda. Ia tidak mau disuruh tanggung jawab atas kerusakan fasilitas sekolah. Mengetuk pintu adalah cara yang paling sopan meskipun kurang efektif.

Percobaan pertama mengetuk pintu, pintu tidak dibuka.

Dua kali percobaan, pintu masih tertutup.

Tiga kali percobaan, kali ini pintu digedor dengan penuh emosi dan membuahkan hasil. Terbukti dari pintu yang sudah dibuka dengan lebar dan menampilkan perempuan tomboi yang seragamnya dibaluti dengan jaket wind breaker.

"Calm down. Kenapa? Lo mau mengumumkan kemenangan lo?" Natha menyeringai penuh arti.

Dengan dendam yang amat dalam, Paulina memukul puncak kepala Natha dengan binder berwarna merah muda yang dipegangnya. Ia tadi sempat ke kelas terlebih dahulu untuk mengambil buku yang membawanya ke lubang jebakan.

Stuck In: Special ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang