Bab 23: Apa Arti dari Suara Alarm?

191 26 2
                                    

Yuk, bisa yuk vote dan comment-nya. Kalau enggak vomment, kalian bakal Author
masukin ke kelas E. Muehehe.

Selamat Membaca

.

.

.

-Special Class-

Hari ini, Paulina, perempuan yang sudah genap satu bulan di kelas barunya, disambut dengan suara alarm darurat yang begitu keras di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, Paulina, perempuan yang sudah genap satu bulan di kelas barunya, disambut dengan suara alarm darurat yang begitu keras di pagi hari. Kedua gendang telinganya nyaris pecah akibat suara menggelegar tersebut.

Apakah ini sebuah tradisi untuk merayakan 1st monthsary setiap murid yang masuk kelas istimewa? Jika iya, Paulina cukup tersentuh, meski sedikit terganggu dengan perayaan dengan suasana yang sedikit menegangkan.

"Gue merasa spesial banget," ujarnya dengan air muka yang berbinar-binar, ia kemudian tertawa geli mengetahui SMA Larkspur ternyata bisa bersikap manis juga.

"Kenapa?" Natha mengernyitkan dahi kebingungan. Batinnya sudah menebak-nebak keanehan apa yang akan ucapkan oleh temannya itu.

Paulina, sambil menyusun rambutnya dengan lembut di belakang telinga, menutup bibirnya dengan tangan kecilnya, lalu dengan lincah memukul lembut pundak Natha. "Suara alarm ini lagi ngerayain 1st monthsary gue di kelas istimewa, 'kan? Jadi malu."

Dari 7,85 miliar jiwa yang ada di dunia ini, mengapa ada seseorang yang seoptimis Paulina? Natha menepuk dahi, orang yang disampingnya ini kelewat polos atau bodoh? Di saat orang lain akan panik mendengar suara alarm, temannya itu malah dengan santai menebak jika suara alarm yang dikeluarkan adalah sebuah perayaan. Ada-ada saja.

"Kawan, coba lo lihat sekitar. Apakah kita sedang merayakan sesuatu?" Natha tersenyum tipis, berusaha menahan amarahnya agar tangan yang sudah terkepal ini tak menonjok manusia absurd yang berada di sampingnya itu.

Melangkah dengan langkah yang ringan, manik mata cokelat milik Paulina menyusuri koridor gedung khusus itu. Di antara bayangan-bayangan yang tercipta oleh cahaya yang memantul dari jendela-jendela tinggi, ia melihat beberapa petugas keamanan sekolah yang berjaga dengan ketegasan. Semakin ia maju, semakin terang jelas di mana letak sumber masalah yang mereka cari.

"Bukan perayaan, tapi ada penyusup," ungkap Natha dengan wajah yang begitu serius.

Berkebalikan dengan Natha, Paulina malah tersenyum antusias. "Penyusup? Apa jangan-jangan kehidupan kita bakal berubah jadi genre thriller? Atau aksi?"

Nah, kan, keluar aura anehnya Paulina. Natha pikir temannya itu akan berubah serius setelah diberitahukan bahwa ada penyusup. Ternyata sama saja, sama-sama sedeng seperti tadi.

Stuck In: Special ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang