Jangan lupa vote dan comment-nya🥰🔪. Terima kasih🙏.
Selamat Membaca
.
.
.
-Special Class-
Tiada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kedua individu tersebut yang saling asing. Terakhir yang terdengar hanyalah siulan lembut yang dikeluarkan oleh dokter. Kombinasi antara Paulina dan Reindra mampu menciptakan suasana hening, mengejutkan karena mereka berdua biasanya akan berisik sekali. Jika tidak karena masalah tadi, mereka mungkin akan terus saling bertengkar dan menghadapi konflik yang tak kunjung selesai. Meskipun bel istirahat telah berbunyi sejak lama, Reindra tetap setia menemani Paulina.
Paulina yang sedang memejamkan mata dengan kepala beristirahat di atas bantal, sedikit terusik karena tak ada pergerakan lagi yang dirasakan oleh tangan kirinya, tangan yang menjadi korban dari tajamnya bagian pemotong pisau dan tadi diobati oleh dokter. Beberapa kali juga tangannya terangkat tanpa diminta karena Reindra penasaran seberapa dalam luka Paulina.
"Terima kasih atas lamunan tiga menitnya." Paulina membuka kedua matanya dan mendapatkan Reindra sedang melamun dengan pandangan lurus ke depan. Ia lalu menggerakkan pergelangan tangan kanannya untuk menghapus lamunan perempuan yang saat ini sedang merawatnya. "Tangan gue yang ini enggak mau dipegang juga?"
"Jijik!" Reindra langsung mendorong tangan Paulina dengan jejap. Ia menjauhkan diri, memilih untuk mengembalikan secangkir gelas yang sudah kosong di nakas.
"Dih, gue juga geli dipegang sama cicak buntung kayak lo!" balas Paulina sewot, tak mau kalah.
"Kam—"
Nyaris saja perdebatan yang membisingkan kembali menenggelamkan suasana tenang. Untung suara ketukan pintu lebih duluan meraup ucapan Reindra yang diyakini akan memulai percecokan dua kali lipat lebih panjang dari yang sebelumnya.
Sebuah kepala mungil menongol di balik pintu. Senyuman terbit saat
perempuan itu sadar hanya ada Paulina di dalam ruangan. "Paulina! Hot news! Gue bawa nasi goreng dan berita hangat! Lo tau gak kalau Reindra—"Gorden yang membatasi kasur dan lemari obat dibuka lebar-lebar. "Kalau Reindra?" Alis Reindra naik sebelah. Raut wajahnya ditekuk. Tangannya dilipat di depan dada menambah kesan angkuh.
"... kalau ... eum ...." Natha menunduk, terus-menerus menelan ludahnya. Lidahnya tiba-tiba kaku dan kesulitan melanjutkan ucapannya sejak mengetahui keberadaan seseorang yang sedang dibicarakan.
Suara lenting dari gunting yang dibanting memecah keheningan yang berlangsung. Paulina nyaris terlonjak dari kasur meskipun gunting tersebut tak dilempar ke arahnya. Mentang-mentang dokter sedang izin keluar, Reindra jadi berani sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In: Special Class
Roman pour AdolescentsKelas istimewa merupakan perwujudan kekuasaan tertinggi di SMA Larkspur. Kelas yang memberikan muridnya pengalaman menjadi raja dan ratu sekolah. Kelas yang hanya pantas disentuh oleh murid yang paling unggul di akademik dan nonakademik. Bagaimana r...