Bab 20: Calon Ilustrator Mengaku Salah

261 37 4
                                    

Yuk, bisa yuk vote dan comment-nya. Terima kasih.

Selamat Membaca

-Special Class-

"Pak, ini kapan selesainya sih?" tanya Natha yang sudah mulai muak, sedari tadi matanya hanya menyorot kok yang terus melayang di udara, tanpa jatuh ke permukaan lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak, ini kapan selesainya sih?" tanya Natha yang sudah mulai muak, sedari tadi matanya hanya menyorot kok yang terus melayang di udara, tanpa jatuh ke permukaan lantai.

Pak Micael, guru olahraga mereka, enggan untuk diinterupsi. Dia terlalu asyik menonton pertandingan bulu tangkis antara dua murid andalannya, Khalis dan Zean, yang sudah berlangsung selama 30 menit.

Meskipun pelajaran Olahraga hanya berlangsung selama 2 jam, namun 20 menit pertama telah digunakan untuk pemanasan dan pendinginan. Dan 30 menit telah terkikis dari waktu pelajaran tersebut karena pertandingan antara dua siswa tersebut yang tampaknya tidak akan pernah berakhir. Dengan begitu, hanya tersisa waktu 1 jam 10 menit untuk siswa lainnya, yang berarti hanya ada masing-masing murid lain akan bermain berpasangan selama 14 menit.

Dengan begitu, tidak ada waktu luang tersisa untuk mengganti pakaian olahraga mereka menjadi seragam.

"Si Jean itu memang jago di semua bidang, Pau. Jadi, jangan kaget," kata Natha kepada Paulina, yang duduk di sampingnya dengan pandangan yang kosong.

Paulina, yang sedang memperhatikan Bara dari jauh, hampir terkejut ketika Natha mendekatinya untuk berbicara. Sudah seminggu lamanya dia tidak berbicara dengan Bara, dan dia merasa kehilangan arah. Paulina telah mencoba berbagai cara untuk mendekati lelaki itu, tetapi selalu gagal.

"Pelajaran Seni juga? Nari? Nyanyi?" tanya Paulina menanggapi.

"Yup, nyokapnya dulu mungkin ngidam satu set dapur. Makanya anaknya paket lengkap begitu," balas Natha sambil tertawa. Kemudian, dia berseru, "Pak, mereka berdua tolong didiskualifikasi dong, makan waktu banyak buat praktek doang! Ini, kan, bukan perlombaan ajang internasional, Pak?! Masa kami yang tersisa di sini harus jadi tim hora-hore?!"

Kedua mata Paulina melebar, terkejut oleh keberanian Natha untuk menegur salah satu guru yang disegani di SMA Larkspur. Dia sendiri tidak berani untuk sekadar menoleh ke arah guru olahraga itu, karena masih trauma dengan kejadian di kantor guru beberapa waktu lalu.

"Berisik lo!" sahut Reindra yang merasa terganggu dengan suara melengking milik Natha.

"Heh, saudaranya burung beo, nyaut aja lo!" balas Natha dengan nada yang tak kalah tajam.

Paulina menutup kedua telinganya saat menyadari akan mulai pertarungan kata-kata antara Natha dan Reindra, dua individu yang memiliki kepribadian tidak mau kalah itu.

Stuck In: Special ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang