[END]
Kelas istimewa merupakan perwujudan kekuasaan tertinggi di SMA Larkspur. Kelas yang memberikan muridnya pengalaman menjadi raja dan ratu sekolah. Kelas yang hanya pantas disentuh oleh murid yang paling unggul di akademik dan nonakademik.
Bagai...
Ya, halo lagi. Kembali lagi ke dunia Kyu. Tentunya dengan kembalinya aku, aku membawa perubahan banyak di dalam cerita ini.
Jadi, pastikan buat kalian yang udah simpen cerita ini dari lama, pembaca lama, pembaca baru, intinya buat kalian semua untuk membaca ulang cerita ini. Karena udah banyak yang diganti dan jelas lebih seru dari sebelumnya.
Begitu pesan singkat dari Kyu.
Selamat Membaca
•
•
•
-Special Class-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paulina menatap keluar jendela kelas istimewa, mencermati gerakan daun-daun pohon yang ditetesi hujan pagi. Tahun sudah memasuki kuartal keempat sejak sebulan yang lalu, namun musim hujan dapat dirasakan sejak awal bulan November. Paulina merasa seolah-olah telah mengalami perjalanan panjang, namun kenyataannya baru sebulan berlalu dia masuk ke sebuah kelas aneh ini. Kelas yang hening dan sunyi, penuh dengan benda-benda mati yang berdiam diri di meja-meja mereka. Paulina merasa seperti berada di dunia yang terpisah. Rasanya hanya dia yang bergerak terus-menerus dalam kekosongan ini. Yang dapat diketahuinya hanyalah benda-benda mati itu menyimpan cerita tak terungkap, seperti sebagaimana teman barunya, Natha.
Waktu berlalu begitu cepat sejak kejadian di ruang kepala sekolah. Hari ini adalah hari Senin, hari yang menjadi pembuka minggu pertama setelah kejadian di ruang kepala sekolah waktu itu. Natha memecahkan rekornya sendiri dengan tidak membolos hari ini, karena biasanya perempuan itu akan membolos di hari Senin. Natha duduk jauh di depan sana, tampak biasa saja. Malahan dia terlihat lebih serius dan fokus pada pelajaran yang dijelaskan oleh para guru daripada hari yang lalu. Mungkin kejadian di ruang kepala sekolah, menjadi tamparan baginya dan membangkitkan semangatnya menjadi murid yang baik dan taat.
Bel kelas berbunyi, tanda 3 jam kelas Sejarah telah usai. Paulina duduk dalam keheningan ruang kelas. Ia merasa terombang-ambing dalam lautan masalah yang menyerangnya tanpa aba-aba. Sejenak, ia merenung di kursinya, menatap ke luar jendela sambil meresapi perasaannya yang kacau. Ia sadar bahwa akhir-akhir ini fokusnya kacau, dan lamunan-lamunannya menghantuinya sepanjang hari. Istirahat yang sebentar ini menjadi momen untuk merapikan pikirannya dan menemukan kembali fokusnya. Paulina harus kembali mendapat fokusnya. Dia tidak mau menjadi si peringkat terakhir dari kelas istimewa. Meski tidak ada persaingan, peringkat seorang murid merupakan sebuah harga diri yang dapat dinilai oleh siapa pun. Nilai dan peringkat bukanlah sembarang angka, kedua hal ini menjadi tolak ukur utama dalam sebuah keberhasilan. Kenyataannya semua orang hanya menghargai pencapai nilai tertinggi.
"Ayo, ganti baju," ajak Natha."Lo enggak mau diselepet pake kutangnya Pak Micael, kan?"
Paulina tersentak dari lamunannya karena merasa tekanan yang berat yang menekan kepalanya. Natha menekan kepala Paulina dengan buku Sejarah yang tebal. Paulina menyadari bahwa dia telah terbuai dalam pikirannya sendiri lagi dan lagi. Natha, dengan senyuman ceria, menawarkan suatu peluang untuk mengalihkan perhatian dari ketidakfokusan. Paulina melihat jam dinding yang tertempel di atas papan tulis. Dia menghabiskan 5 menit hanya untuk melamun? Itu adalah sebuah kerugian. Paulina mengambil sekantung paper bag yang digantung di samping mejanya. Paper bag tersebut berisikan pakaian olahraga SMA Larkspur yang terdiri dari kaos berwarna abu-abu dan hitam, senada dengan seragam sekolah. celana training berwarna hitam dengan sentuhan satu garis merah yang lebar dan memanjang dari atas hingga ujung celana, serta jaket training berwarna hitam dan sentuhan setrip merah yang memberikan kesan energetik.