19

2.5K 293 38
                                    

"Dahyun kemana?" Sana bertanya kala tak melihat Dahyun sedari mereka pulang dari Perusahaan. Meskipun hubungan mereka tengah renggang, Sana tak bisa berpura-pura tak khawatir dengan segala pergerakan gadis Kim itu.

"Kerumahnya, Eonnie" Tzuyu menjawab yang dibalas gumaman dari Sana.

"Ya sudah. Aku kekamar duluan"

"mm Eonnie?" Tzuyu menahan sang Eonnie. Sana berbalik badan dan menatap gadis tinggi itu. "Apa Eonnie mau makan sesuatu atau minum sesuatu? Akan ku bawakan" Ia menawarkan.

Sana tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin segera tidur. Terima kasih sudah menawarkan" Ucap Sana lalu segera berjalan ke lantai dua. Ke kamarnya.

Tzuyu menghela nafas lalu melangkahkan kaki panjangnya menuju kamar sang pacar. Menutup pintu dan segera naik ke ranjang lalu memeluk tubuh sang leader yang tengah bermain handphone.

"Kenapa sayang?" Jihyo bertanya

"Eonnie?" Tzuyu sedikit mendongak akibat posisi.

"hm?" Jihyo melepas handphonenya. Atensinya dia berikan sepenuhnya pada gadis Chou itu. Yang terlihat uring-uringan semenjak masuk kamarnya.

"Itu..Sana Eonnie. Dia terlihat sangat berbeda. Melihatnya seperti itu menyakitiku juga"

Jihyo tersenyum. Berlahan merubah posisi menjadi menyamping. Tangan terangkat dan mengelus pipi gadisnya itu. "Akuj juga sedih sayang. Aku akan membicarakannya dengan Dahyun lagi"

"hm..kuharap secepatnya eonnie" balas Tzuyu seraya memeluk Jihyo lebih erat. Menenggelamkan wajahnya di dada gadis Park itu.

"Pasti sayang.."

Di lain sisi, Sana terlihat tak bisa memejamkan matanya. Pikirannya berlarian tak menentu. Helaan nafas Ia keluarkan seraya bangun terduduk di atas ranjangnya.

Tangan meraih handphone dan mulai memainkannya. Membuka galeri lalu menutupnya. Dia terus menerus melakukan itu seperti tak ada tujuan dalam menggunakan benda persegi panjang itu. Hingga handphonenya itu mulai berdering dan mengambil atensinya.

Tertera nama Taehyung di layar benda pintar itu. Sana jelas mengangkatnya.

Hallo oppa? Ada apa?

.....

Ah tidak! Aku sudah di dorm.

....

Ani. Aku tidak punya jadwal apa-apa lagi.

....

Sekarang? Mian oppa aku tidak bisa.

....

Aku dilarang keluar sembarangan setelah karantinaku sebelumnya.

....

Oppa apa? Di parkiran dormku?
Sana sangat terkejut.
Aku akan segera turun.

Pip!
Sana mematikan panggilannya dan segera mengambil jeketnya. Lalu keluar dari kamarnya dan segera menuju parkiran.

Dari jarak jauh, Sana sudah memastikan posisi pria itu dari mobilnya yang memang Ia kenali. Lambain di berikan juga untuknya setelah Taehyung terlihat turun dari mobilnya.

"Kenapa kesini?" Sana bertanya dengan nafasnya yang lumayan tak teratur karena masker yang Ia kenakan sembari berlari tadi.

"Hey, bernafaslah dulu" ucap Taehyung khawatir.

Sana menurut. Dia mulai mengatur deru nafasnya. Ketika mulai stabil, di tatapnya lagi pria yang cukup dekat dengannya itu.

"Oppa kenapa kesini? Kalau ada Discpact bagaimana?"

Taehyung tertawa kecil. "Tenang saja. Aku tak akan lama. Aku kesini cuma mau memberimu sesuatu"

"Sesuatu? Apa?"

Taehyung tersenyum lalu berjalan ke arah pintu samping mobilnya. Mengambil sesuatu dari dalam lalu kembal lagi ke hadapan Sana. Sebuah paper bag diberikan pada gadis Jepang itu.

"Ini dari Irene"

Sana menerima pemberian itu dengan heran. "uh? Dari Irene Eonnie? Untuk apa? Lalu Kenapa oppa yang memberikannya padaku?"

"A~ tadi kami bertemu"

"Kalian berdua?" Sana mengernyit bingung.

"Hey, Jangan salah paham. Aku tau dia mantanku. Tapi tak mungkin aku mengajaknya keluar disaat dia sedang berhubungan dengan orang lain. Ada Seulgi juga tadi. Dan dia menitipkan itu padaku" Taehyung menatap barang yang sudah berpindah pada Sana.

Sana tentu tak langsung percaya. Dia menatap pria itu meminta penjelasan yang sebenarnya.

"oke-oke, aku jujur. Sebenarnya, soal barang itu, aku yang menawarkan diri untuk mengantarnya padamu. Karena jalur aku pulang melewati dorm kalian"

"Yakin hanya karena itu oppa?"

Taehyung tersenyum kikuk. Bahkan terlihat menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal. "mm..sebenarnya aku ingin bertemu denganmu juga karena aku merindukanmu.."

"Ne?" Sana terkejut.

"Maaf, dia milikku sunbaenim!" suara lain terdengar dari arah belakang Sana. Bahkan pinggang Sana di rengkuh posesif saat ini. Mengagetkan kedua orang yang tengah berbincang itu.

Atensi diberikan pada sang pelaku dan mendapati Dahyun lah orangnya.

"Kami ada jadwal besok dan harus segera istirahat. Jadi, kami permisi masuk lebih dulu sunbaenim" Dahyun berucap dingin. Bahkan matanya lekat menatap pria yang memiliki marga yang sama dengannya itu.

"A-ah~ Ba-baiklah. Aku paham. Sana aku pulang dulu"

"Ne oppa. Hati-hati dijalan"

Sepeninggalnya Taehyung, helaan napas berat Dahyun keluarkan. Bahkan Ia melepas tangannya yang sedari tadi melekat di pinggang sexy Sana. Lalu menatap gadis Jepang itu.

"Kita hanya break. Bukan putus. Jadi jaga mata dan hatimu Sana Eonnie" ucap Dahyun lalu berlalu pergi.

Sana berdecak sebal. Dia tak tahan dengan semua ini. Kaki Ia sentakan. Lalu berjalan lebih cepat dan sengaja menubruk bahu Dahyun yang Ia lewati.

"Menyebalkan" satu kata Sana keluarkan. Dia sungguh jenuh dengan sikap kekanakkan Dahyun.

Setelah beberapa langkah jauh dari si gadis Kim yang terdiam shock dengan tingkahnya tadi, Sana berhenti dan berbalik menatap gadis itu.

"Break sama saja dengan memutuskan hubungan Dahyun. Kalau kau sungguh ingin berpisah, aku akan menerimanya kali ini. Seperti sebelum-sebelumnya. Dan kurasa tak akan ada lagi kata 'balikan' atau kesempatan 'ketiga' ! Aku lelah begini"

"Mwo?!"

Brak!
Suara pintu yang menghubungkan parkiran dan apartement dibanting keras oleh Sana. Yang benar-benar membuat Dahyun kembali dengan jalan pikirannya yang stabil.

"Sana Eonnie? TUNGGU DULU!!"

_Tbc_

Masih marahan dong. Wkwk

About Us? S3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang